Puluhan Bayi di Kaltim Tertular HIV/AIDS

2.820 Orang Dewasa Terjangkit, 405 Meninggal Dunia

Kamis, 04 April 2013 – 17:00 WIB
SAMARINDA - Jumlah penderita HIV/AIDS yang tercatat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kaltim ini sangat mencengangkan. Hingga Februari 2013, tercatat 2.820 orang dinyatakan positif HIV/AIDS. Bahkan 405 orang di antaranya sudah meninggal dunia.
 
Penderita terbanyak adalah lelaki yang tak setia dengan pasangannya. Parahnya lagi, lelaki tidak setia ini biasanya tak bisa menahan diri untuk melakukan hubungan seks berisiko. Sehingga dia tertular HIV/AIDS. 

Di Kaltim, sudah banyak kasus ibu-ibu rumah tangga yang tidak berdosa tertular karena penyakit itu. Parahnya lagi, anak-anaknya juga terjangkiti virus mematikan tersebut.
 
Catatan sementara yang ada di KPA Kaltim, ibu rumah tangga yang sudah positif tertular HIV/AIDS ada 138 orang. Sementara anak-anak yang terjangkit ada 35 orang karena saat hamil, ibunya terjangkit. Hal itu banyak terjadi di Samarinda, disusul Balikpapan, Kota Tarakan, Kutai Timur dan Nunukan.

Sekretaris KPA Kaltim Jurnanto mengungkapkan, efek dari suami yang tidak setia itu sangat luas. Itulah yang ingin disadarkan dengan menjalankan program lelaki setia.
 
Menurutnya, lelaki tidak setia ini bisa juga disebut lelaki beresiko tinggi. Karena mereka suka datang ke lokalisasi atau ke tempat-tempat hiburan yang berbuntut pada hubungan seksual. Bahkan ada lelaki yang suka hubungan sejenis.
 
"Mensosialisasikan alat kontarsepsi (kondom)  bukan berarti melegalkan perzinahan. Tetapi untuk suami-suami yang tidak bisa setia. Hal ini meskipun tidak dianjurkan, tapi paling tidak dapat mencegah penularan HIV/AIDS," terang Jurnanto.
 
Saat ini KPA melakukan program bagaimana melakukan penyadaran terhadap lelaki beresiko tinggi. Mereka diberi pengetahuan tentang bahaya HIV/AIDS, termasuk cara pencegahannya.

"Kami melakukan prediksi kelompok laki-laki beresiko tinggi atau tidak setia. Ada program untuk mendatanya serta dipetakan. Yakni di mana dia siapa dia dan upaya-upaya untuk pencegahannya," tambah Junanto.
 
Langkah yang dilakukan KPA saat ini dengan menggandeng Persatuan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) dan Nahdatul Ulama (NU). Tugasnya untuk penjangkauan dan pendampingan yang muaranya pada pengobatan serta perawatan.

"Kasus HIV/AIDS ini kalau tidak dicari tidak didapat. Dengan melibatkan orang-orang  lapangan, akan dapat terdeteksi. Sekarang program yang dijalankan adalah pencegahan jangan sampai tertular AIDS. Utamanya melaluinya penyadaran agar tidak melakukan hubungan seks berisiko yaitu hubungan yang dilakukan bukan dengan pasangannnya atau di tempat-tempat  yang tidak benar," pungkasnya. (rm-4/ica/kpnn/agi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Honorer Mulai Digentayangi Calo PNS

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler