"Mogok mengajar ini, sudah kesekian kalinya sebagai bentuk prihatin terhadap kondisi pengelolaan sekolah yang semakin buruk. Ini terjadi karena Kepseknya (Armin L: Tarang) malas berkantor, sehingga kami juga tidak nyaman mengajar," ungkap Rustam, guru bahasa Arab MAN 1 Konda.
Rekannya Idris, guru Bahasa Arab MAN 1 Konda, mendesak agar Kemenag Sultra yang baru secepatnya mengambil keputusan untuk menggati Kepsek MAN 1 Konda. "Sekolah harus diselamatkan, jangan sampai guru dan siswa banyak yang pindah. Makanya, kami telah menyurat kembali ke Kemenag baru untuk meninjau kembali keberadaan Kepsek saat ini," ujarnya.
Dari pantauan Kendari Pos (JPNN Group), dari 25 guru di Madrasah tersebut, hanya dua orang guru yang hadir di sekolah yakni Kasek MAN Armin, Juraidin, guru matematika dan Roy, guru fisika serta dua staf TU. Akibat aksi mogok mengajar ini, para siswa hanya berkeliaran di luar, karena memang satu kelas pun tidak ada yang masuk belajar. Bahkan sebagian siswa kelas III hanya main takraw sampai waktu pulang sekolah.
Sementara guru lainnya, Juraidin mengaku, aksi mogok yang dilakukan sejumlah rekan-rekannya merupakan wujud tidak adanya rasa tanggu jawab sebagai pendidik dan tak punya komitmen dalam kemajuan sekolah dan pendidikan. Bahkan, ia menilai, aksi tersebut telah mengorbankan ratusan siswa yang tidak tahu menahu soal politik."Seharusnya para guru yang mogok ini, gentleman pindah sekolah atau pensiun dini saja sebagai PNS, dari pada mengorbankan siswa yang punya hak untuk mendapatkan pendidikan. Masih banyak calon-calon guru yang punya mental pendidik yang baik, namun mereka belum saja punya kesempatan sebagai PNS," ujar Juraidin.
Menurutnya, sebagai kepala sekolah bukan hanya datang dan pulang sekolah, namun kasek juga bertanggung jawab untuk memajukan sekolah dengan membuka akses-akses ke luar, menghadiri undangan pertemuan baik yang dilakukan Kemenang Sultra dan kabupaten atau pertemuan dengan pemda setempat.
"Kepsek di Madrasyah itu sebagai pengguna anggaran, berbeda dengan daerah, sehingga wajar kalau dia sibuk. Karena selain banyak mengikuti kegiatan luar, juga harus membuat laporan pertanggungjawaban. Jadi, jangan siswa yang dikorbankan dengan tidak datang mengajar," katanya lagi.
Juraidin mengaku bahwa Kandepak Konsel, Drs Abu Baeda sudah pernah datang di MAN Konda pada selasa (23/10) lalu dan berjanji akan menyampaikan kondisi Kepsek yang jarang hadir pada Kanwil Sultra, supaya diganti. Jadi, mestinya penjelasan tersebut, kata Juraidin sudah cukup, tidak mesti guru melakukan mogok lagi.
Sementara Kepala MAN 1 Konda, Armin L Tarang menyayangkan aksi mogok mengajar. Apalagi, tuduhan malas berkantor yang selama ini terus digembor-gemborkan sejumlah guru sangat subjektif. "Kalaupun itu, saya tidak masuk kantor, bukan berarti saya tidak punya agenda pertemuan yang berkaitan dengan sekolah. Lagipula, disaat tak masuk kantor, ada wakil kepala sekolah yang bisa menjalankan tugas-tugas saya. Jadi ini, hanya gerakan yang dibuat-buat untuk menjatuhkan saya, dengan mengorbankan siswa yang berhak menuntut pendidikan," kata Armin.
Armin menambahkan, akan segera melakukan tindakan memberikan surat teguran kepada para guru yang melakukan aksi mogok. Sebab, tindakan yang mereka lakukan sudah melanggar aturan disiplin PNS. "Kalau mereka masih membangkang berarti ada sanksinya. Karena itu saya berharap agar Kemenag atau Bagian Kepegawaian, mengusulkan melakukan tindakan tegas sesuai UU disiplin PNS dari pada mengorbankan siswa yang tidak tahu apa-apa," harapnya. (p2)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Putusan MK Belum Ada, Pungutan RSBI Jalan Lagi
Redaktur : Tim Redaksi