jpnn.com - JAKARTA - Perwakilan pilot senior dari Asosiasi Pilot Merpati (APM) menemui Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan di Kementerian BUMN, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (1/11).
Kedatangan 10 pilot itu tak lain untuk mempertanyakan masa depan Merpati yang saat ini tengah berutang sekitar Rp 6,5 triliun.
BACA JUGA: Nasib Inalum Akan Diumumkan di Istana
"Tadi kami turun sama pak Dahlan di depan (lobby Kementerian BUMN-red) sambil menunggu pilot senior. Dia tergabung dalam APM, ingin tahu kondisi Merpati dan mereka mau melapor," ujar salah satu AMP, Faisal usai mengelar rapat Merpati di Kementerian BUMN Jakarta.
Selain itu, mereka juga meminta solusi pada Dahlan. Bahkan kata Faisal, ada sebagian pilot yang tidak terbang karena masalah gaji. "Pak Dahlan bilang itu dibicarakan ke manajemen. 'Waktu saya angkat manajemen, dia (Dirut Merpati) bilang mampu untuk selesaikan'. Kata Pak Dahlan saya hormati upaya dan profesi anda datang ke sini. Dari pemegang saham itu hanya restrukturisasi utang," kisah Faisal menirukan apa kata Dahlan.
BACA JUGA: Harga Daging Ayam Turun, Peternak Menjerit
Dalam pembicaraan tersebut Dahlan menegaskan pada Faisal bahwa Merpati tak mendapatkan suntikan dana dari Penyertaan Modal Negara (PMN). Meski dana itu diakui Faisal sangat diharapkan dapat menyambung nasib Merpati.
"Kalau mereka harapnya PMN atau dapat bantuan uang. Dari awal kan nggak ada suntikan dana. Pak Dahlan clear jawab, bilang nggak ada PMN," terangnya.
BACA JUGA: Resep Dahlan Iskan Kembangkan Perusahaan
Di tempat yang sama salah satu pilot lainnya membantah bahwa pihaknya telah melakukan aksi mogok. "Kita sebetulnya nggak mogok. Dari safe flight Merpati bilang nggak boleh terbang karena hazard. Hazard ini bermacem-macam. Anda sakit perut saja dinyatakan hazard sehingga mengganggu keselamatan penerbangan," kata salah satu pilot yang enggan disebut namanya. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dapat Listrik Lebih Gampang
Redaktur : Tim Redaksi