BANYUMAS – Puluhan siswi SMAN 1 Banyumas histeris usai mengikuti upacara sekitar pukul 08.30 WIB, Senin (11/2). Peristiwa ini menyebabkan kegiatan belajar mengajar (KBM) terhenti dan siswa dipulangkan lebih awal.
Kepala SMAN 1 Banyumas, Drs. Dedi Rajendral mengatakan saat siswanya kesurupan dia tak mengetahui secara pasti kronologisnya.”Saya datang terlambat sekitar jam 09.00 mengingat mengikuti Musrembang di kantor kecamatan jadi tak langsung kesekolah,"jelasnya.
Saat dia datang ke sekolah sudah ada 7 siswanya berteriak-teriak histeris. Dan siswa yang kesurupan merembet ke sejumlah siswa lainnya hingga mencapai 20 anak.Karena terus bertambah jumlahnya kegiatan belajar mengajar terganggu karena siswa lainnya ketakutan.”Kami terpaksa mengambil langkah memulangkan lebih awal siswa yang tidak kesurupan," terangnya.
Peristiwa siswa yang kesurupan mengaku tak tahu yang menjadi penyebabnya.Tiba tiba mereka langsung tak sadarkan diri dan berteriak teriak sendiri kemudian merembek kesekitar 20 siswa yang kesemuanya perempuan.Seperti dikatakan Mia Tri Utama siswa kelas X. III SMAN 1 Banyumas yang pertama mengalami kesurupan.Dia mengaku tak mengetahui apa yang.
”Saat upacara memasuki sesi doa saya pingsan kemudian dibawa keruang UKS.Yang saya tahu selesai upacara teman-teman yang lain saat sudah ada didalam kelas ikut kesurupan," akunya.
Kepala SMAN 1 Banyumas, Drs. Dedi Rajendral mengatakan saat siswanya kesurupan dia tak mengetahui secara pasti kronologisnya.”Saya datang terlambat sekitar jam 09.00 mengingat mengikuti Musrembang di kantor kecamatan jadi tak langsung kesekolah,"jelasnya.
Saat dia datang ke sekolah sudah ada 7 siswanya berteriak-teriak histeris. Dan siswa yang kesurupan merembet ke sejumlah siswa lainnya hingga mencapai 20 anak.Karena terus bertambah jumlahnya kegiatan belajar mengajar terganggu karena siswa lainnya ketakutan.”Kami terpaksa mengambil langkah memulangkan lebih awal siswa yang tidak kesurupan," terangnya.
Sementara siswa yang kesurupan dikumpulkan kemudian dibacakan surat Yasin oleh dua guru agama. Kemudian dipanggil dua orang “pintar” (mengerti dunia gaib-red) Abah Dikin dan Waluyo. “Alhamdulilah langsung sembuh semua,"terangnya.
Kesurupan massal pada sekolah yang belum lama berdiri dengan jumlah siswa seluruhnya sebanyak 384 orang dengan 11 rombongan belajar (Rombel) baru kali pertama terjadi ditempat itu. Belajar dari pengalaman ini selain mengingatkan siswa agar menjaga kondisi fisik juga akan menggelar istigosah doa bersama.
”Meski setiap hari doa bersama tetap dilakukan sebelum belajar mengajar dimulai kedepan ritme doa bersama akan ditambah.Ini dimaksudkan juga untuk memperkuat mental dan keimanan siswa termasuk warga sekolah lainnya,’ ujar Dedi .(Mul/Sag okkk)
Kepala SMAN 1 Banyumas, Drs. Dedi Rajendral mengatakan saat siswanya kesurupan dia tak mengetahui secara pasti kronologisnya.”Saya datang terlambat sekitar jam 09.00 mengingat mengikuti Musrembang di kantor kecamatan jadi tak langsung kesekolah,"jelasnya.
Saat dia datang ke sekolah sudah ada 7 siswanya berteriak-teriak histeris. Dan siswa yang kesurupan merembet ke sejumlah siswa lainnya hingga mencapai 20 anak.Karena terus bertambah jumlahnya kegiatan belajar mengajar terganggu karena siswa lainnya ketakutan.”Kami terpaksa mengambil langkah memulangkan lebih awal siswa yang tidak kesurupan," terangnya.
Peristiwa siswa yang kesurupan mengaku tak tahu yang menjadi penyebabnya.Tiba tiba mereka langsung tak sadarkan diri dan berteriak teriak sendiri kemudian merembek kesekitar 20 siswa yang kesemuanya perempuan.Seperti dikatakan Mia Tri Utama siswa kelas X. III SMAN 1 Banyumas yang pertama mengalami kesurupan.Dia mengaku tak mengetahui apa yang.
”Saat upacara memasuki sesi doa saya pingsan kemudian dibawa keruang UKS.Yang saya tahu selesai upacara teman-teman yang lain saat sudah ada didalam kelas ikut kesurupan," akunya.
Kepala SMAN 1 Banyumas, Drs. Dedi Rajendral mengatakan saat siswanya kesurupan dia tak mengetahui secara pasti kronologisnya.”Saya datang terlambat sekitar jam 09.00 mengingat mengikuti Musrembang di kantor kecamatan jadi tak langsung kesekolah,"jelasnya.
Saat dia datang ke sekolah sudah ada 7 siswanya berteriak-teriak histeris. Dan siswa yang kesurupan merembet ke sejumlah siswa lainnya hingga mencapai 20 anak.Karena terus bertambah jumlahnya kegiatan belajar mengajar terganggu karena siswa lainnya ketakutan.”Kami terpaksa mengambil langkah memulangkan lebih awal siswa yang tidak kesurupan," terangnya.
Sementara siswa yang kesurupan dikumpulkan kemudian dibacakan surat Yasin oleh dua guru agama. Kemudian dipanggil dua orang “pintar” (mengerti dunia gaib-red) Abah Dikin dan Waluyo. “Alhamdulilah langsung sembuh semua,"terangnya.
Kesurupan massal pada sekolah yang belum lama berdiri dengan jumlah siswa seluruhnya sebanyak 384 orang dengan 11 rombongan belajar (Rombel) baru kali pertama terjadi ditempat itu. Belajar dari pengalaman ini selain mengingatkan siswa agar menjaga kondisi fisik juga akan menggelar istigosah doa bersama.
”Meski setiap hari doa bersama tetap dilakukan sebelum belajar mengajar dimulai kedepan ritme doa bersama akan ditambah.Ini dimaksudkan juga untuk memperkuat mental dan keimanan siswa termasuk warga sekolah lainnya,’ ujar Dedi .(Mul/Sag okkk)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 2 Bayi Tanpa Batok Kepala Ditinggal Keluarga
Redaktur : Tim Redaksi