Puluhan Warga Bawa Kapas, Minta Air Mata Ikan Duyung untuk Pelaris

Jumat, 07 Oktober 2016 – 04:36 WIB
TEMUAN IKAN DUYUNG: Suhardi (telanjang dada) menyelamatkan ikan duyung di Tanjung Benoa Minggu (2/10). Foto Radar Bali

jpnn.com - Minggu lalu (2/10), masyarakat Tanjung Benoa digegerkan dengan penemuan ikan duyung.

Cerita ikan duyung ini memang fenomenal di masyarakat. Berbagai mitos bermunculan dengan ikan yang tergolong langka ini.

BACA JUGA: Mantan Pilot Ini Mendapat Julukan Malaikat

I WAYAN WIDYANTARA, Tanjung Benoa

CUACA di Tanjung Benoa, Badung, Bali, tepatnya di perairan utara saat itu sedang mendung sekitar pukul 14.15.

BACA JUGA: Di Daerah Ini Tarif Ojek Rp 350 Ribu Sekali Jalan

Air laut pun dalam keadaan surut. Para nelayan saat itu sedang beristirahat, menikmati suasana pantai dengan embusan angin laut.

Suhardi Indar Jaya, saat itu sedang duduk sambil menikmati bubur kacang ijo untuk menghangatkan badan bersama teman-temannya.

BACA JUGA: Kisah Pemuda Katolik Mendapat Orang Tua Angkat Muslim

Saat pandangannya mengarah ke laut, Suhardi melihat ada seekor ikan berwarna cokelat seperti terdampar di bibir pantai.

Merasa penasaran, Suhardi dan teman-temannya menangkap ikan itu.

“Saya pikir ikan laut biasa, tapi ada teman saya yang tahu kalau ikan tersebut ternyata ikan duyung,” ujar pria 47 tahun itu.

Saat ditangkap, ikan duyung berukuran 1 meter 20 cm dan lebar mencapai 30 cm ini dalam keadaan terluka di bagian perut.

Lebar luka mencapai 5 cm dengan kedalaman 1 cm. Diperkirakan, luka itu karena dimakan gurita laut.

Usai menangkap ikan duyung, warga Tanjung Benoa ramai berdatangan menyaksikan momen langka itu.

Suhardi yang bekerja sebagai nelayan selama 30 tahun ini ternyata bukan pertama kalinya menemukan ikan duyung.

Pada 2009 lalu, Suhardi juga pernah menemukan ikan duyung, namun dengan ukuran berbeda.

“Yang dulu itu ukurannya lebih kecil, sekitar 1 meter,” ungkapnya.

Karena pengalaman menyelamatkan ikan duyung sebelumnya, Suhardi langsung bertindak cekatan menyelamatkan temuan itu.

“Saya langsung hubungi Pol Air, BKSDA, KKP agar bisa menyelamatkan ikan duyung,” katanya.

Namun lama tak kunjung datang, Suhardi kemudian membawa ikan duyung tersebut ke rumahnya.

Bak kolam udang lobsters yang dimilikinya berubah menjadi tempat penampungan ikan duyung.

Menariknya, Suhardi pun mencoba mengobati luka ikan duyung tersebut dengan minyak Sumbawa.

“Kalau minyak Sumbawa setelah dioleskan kan nempel, jadi bisa ditaruh kembali di kolam udang,” tuturnya.

Warga pun ramai-ramai datang ke rumah Suhardi. Mereka datang tidak dengan tangan kosong. Sekitar 60-70 orang datang membawa kapas. Untuk apa kapas itu?

“Untuk meminta air mata duyung. Ada kepercayaan air mata duyung ini untuk pengasih. Bisa buat pelaris dagangan atau buat cari cewek,” katanya.

Terlebih, ikan duyung ditemukan bertepatan dengan hari raya Islam tahun baru  1438 Hijriyah.

“Jadi warga berbondong-bondong datang, apalagi bertepatan malam 1 Suro. Saya izinkan tapi secara perlahan-lahan usap-usap nya di bagian bawah mata ikan duyung itu,” ujarnya.

Hal menarik lainnya diceritakan oleh Suhardi. Semalam sebelum ikan duyung ini terdampar, Suhardi mengaku sempat bercerita dengan lima orang temannya soal ikan duyung yang ditemukannya dulu pada 2009.

“Eh ternyata esok harinya, saya malah menemukan kembali ikan duyung,” katanya.

Selanjutnya ikan duyung tersebut dievakuasi di bawah pengawasan medis, Petugas KSDA dan petugas BPSPL.

Di tempat yang berbeda, Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Bali, Made Mastra saat ditemui di kantornya mengatakan ikan duyung tersebut jenis yang dilindungi di Indonesia, sesuai dengan PP Nomor 7 Tahun 1999.

Ikan duyung ini masih dalam kondisi bayi. Diperkirakan masih berumur 1 tahun ke bawah, sehingga masih agak lemah.(*/mus/chi)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengikut Dimas Bertahan di Tenda-tenda, Menunggu Perintah Gaib


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler