jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Dirut Perum Bulog) Budi Waseso menyatakan pihaknya akan menyerap beras dalam negeri pada musim puncak panen 2020.
Pria yang karib disapa Buwas itu menjelaskan berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), puncak panen 2020 berada pada April, atau mundur satu bulan bila dibandingkan 2019 dan 2018 lalu yang terjadi pada Maret.
BACA JUGA: Tenang, Cadangan Beras di Bulog 1,88 Juta Ton
Selaras dengan itu, ujar dia, selama April 2020 Perum Bulog menargetkan penyerapan gabah atau beras dalam negeri sebanyak 222 ribu ton, Mei 207 ribu ton, Juni 148 ribu ton.
“Dengan demikian, jumlah target kuantum pengadaan selama tiga bulan tersebut mencapai 61 persen dari total target 2020,” kata Buwas saat rapat dengar pendapat (RDP) secara virtual dengan Komisi IV DPR, Kamis (9/4).
BACA JUGA: Jokowi Mendadak Datangi Gudang Bulog, Ada Apa?
Dia menjelaskan penyerapan gabah beras dalam negeri selain untuk menjaga stok agar berada pada rentang yang ditentukan, juga secara nasional mengacu harga pembelian pemerintah (HPP) untuk mejaga harga di tingkat petani, di tengah jumlah pasokan yang meningkat karena masa panen.
“Di sisi konsumen, seiring dengan pasokan beras terus bertamah karena puncak panen, perkiraan harga besar medium dua berdasar data BPS turun selama April hingga Mei 2020,” ujar Buwas.
BACA JUGA: Skenario Pak Buwas untuk Jaga Stok Beras Andai Lockdown Diberlakukan
Menurut Buwas, pada awal 2020 stok cadangan beras pemerintah (CBP) mencapai 1,88 juta ton dengan total kebutuhan penyaluran 1,63 juta ton.
Terdiri dari penyaluran program ketersediaan pangan dan stabilitasi harga atau yang dulu disebut operasi pasar 1,62 juta ton, kebutuhan akibat bencana alam 15 ribu ton, golongan anggaran 100 ribu ton, serta program BPTN khusus 300 ribu ton.
Purnawirawan Polri berpangkat Komjen itu menegaskan bahwa sesuai dengan kebutuhan penyaluran tersebut dan posisi CBP awal 2020, maka Bulog merencanakan pengadaan CBP tahun ini sebesar 950 ribu ton beras.
“Target pengadaan tersebut ditujukan untuk menjaga agar stok CBP tetap berada dalam rentang 1 juta - 1,5 juta ton sebagaimana ditugaskan pemerintah,” ungkap Buwas. (boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy