Pupuk Indonesia Bakal Bangun Pabrik Petrokimia di Indonesia Timur

Kamis, 03 Desember 2020 – 17:07 WIB
Pabrik Pupuk Indonesia. Foto dok Pupuk Indonesia

jpnn.com, JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) berencana membangun dua pabrik petrokimia di Indonesia Timur.

Rencana ini dilakukan perusahaan untuk bisa menjangkau ketersediaan pupuk di Indonesia Timur.

BACA JUGA: Pelabuhan Pupuk Kaltim Ditetapkan Sebagai Pelabuhan Sehat di Indonesia

Direktur Utama Pupuk Indonesia Ahmad Bakir Pasaman menjelaskan rencananya perusahaan akan membangun pabrik di wilayah Bintuni dan Kepulauan Yamdena, Maluku.

Untuk pabrik di kepulauan Yamdena Maluku merupakan tindak lanjut untuk pengembangan Blok Masela.

BACA JUGA: Nilai Kelakuan Maia Estianty, Anang Hermansyah: Dia Lahir Harusnya Laki, Bukan Perempuan

"Kami sudah tantangan MoU sama Inpex untuk utilisasi gas 150 mmcsfd. Nah ini, kalau bisa terwujud dengan harga baru. Kami mau bikin co production amoniak dan menthanol," kata Ahmad dalam acara International Conference Oil and Gas, Kamis (3/12).

Nantinya dua pabrik petrokimia ini masing-masing akan memproduksi Amoniak sebesar 250 ton per hari dan Methanol sebesar 1.000 ton per hari.

BACA JUGA: Pupuk Indonesia Langsung Tancap Gas Hadirkan Program Agro Solution di Dompu

Proyek ini, merupakan tindak lanjut dari kesepakatn jual beli gas dari Blok Masela yang akan diserap oleh Pupuk Indonesia.

Bakir menerangkan, pemilihan wilayah Kepulauan Yamdena sendiri dikarenakan memang jaraknya yang tidak jauh dari Blok Masela.

Jarak antara Blok Masela ke Kepulauan Yamdena ini berkisar 179 kilometer. Nantinya, untuk menyalurkan gas, Inpex berkomitmen untuk membangun pipa gas bawah laut.

Terkait kapan Pupuk Indonesia akan memulai pengerjaan pabrik ini, menurut Bakir masih menunggu kepastian dari Inpex kapan akan mulai membangun pipa gas tersebut.

"Kami komunikasi sama Inpex intesif soal ini. Memang ada kendala dari mereka karena mereka harus bangun pipa itu, dan kan di dalam laut. Padahal, ada palung juga di ruas jalur pipa itu. Jadi kami masih menunggu kepastian dari Inpex," ujar Bakir.

Sedangkan untuk pabrik pupuk di Bintuni, saat ini masih dalam tahap diskusi terkait nego harga gas oleh supplier gas yaitu Genting Oil.

Negosiasi harga ini dilakukan dikarenakan infrastruktur yang perlu dibangun oleh Pupuk Indonesia di Bintuni membutuhkan capex yang tidak sedikit.

Maka, kepastian harga pasokan gas juga perlu dihitung agar produk punya keekonomian yang layak.

"Di Tangguh ada potensi yang sangat prospek. Saat ini sedang nego harga gas. Ada 221 mmscfd dari Genting Oil sudah available. Kami sedang nego harga karena itu kan ada capex yang harus dimanage," tandas Bakir.

Rencananya, Pupuk Indonesia akan membangun pabrik Amoniak dengan kapasitas 2.000 ton dan Pabrik Methanol dengan kapasitas 3.000 ton.

Selain itu, perusahaan juga akan membangun pabrik untuk Urea dengan kapasitas 2.500 ton.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler