Pupuk Indonesia Menyalurkan 1,42 Juta Ton Pupuk Bersubsidi Hingga Maret 2023

Kamis, 09 Maret 2023 – 22:38 WIB
Pupuk bersubsidi. Foto dok Pupuk Indonesia

jpnn.com, JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) menyalurkan pupuk bersubsidi sebesar 1,42 juta ton dari Januari hingga 8 Maret 2023.

Jumlah tersebut setara dengan 79,6% dari alokasi sampai dengan Maret 2023 sebesar 2,23 juta ton.

BACA JUGA: Kunjungi Gudang Lini III di Sumsel, Ombudsman Pastikan Stok Pupuk Bersubsidi Melimpah

Adapun total alokasi pupuk bersubsidi yang ditetapkan oleh pemerintah pada 2023 sebesar 7,85 juta ton. Rinciannya, pupuk Urea 4,64 juta ton dan NPK 3,21 juta ton.

Sedangkan rencana produksi Pupuk Indonesia pada 2023 sebesar 12,3 juta ton, baik pupuk bersubsidi maupun pupuk non-subsidi.

BACA JUGA: Bantuan Irigasi dari Ganjar Pranowo Berhasil Meningkatkan Kualitas Panen Petani di Kendal

Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Gusrizal, menyebut penyaluran pupuk bersubsidi dilakukan sesuai dengan alokasi yang ditetapkan pemerintah.

Dalam hal ini, pupuk bersubsidi terdiri dari dua jenis, yaitu pupuk Urea dan NPK.

BACA JUGA: Pupuk Indonesia Optimalkan Keandalan Gudang untuk Meningkatkan Layanan Distribusi

“Rinciannya, pupuk Urea telah tersalurkan sebesar 840 ribu ton, sedangkan pupuk NPK telah tersalurkan sebesar 586 ribu ton,” ujar Gusrizal, Kamis (9/3).

Pupuk bersubsidi tersebut hanya disalurkan kepada petani yang berhak sesuai kriteria dari Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022, bagi petani yang tidak sesuai kriteria maka tidak bisa memperoleh pupuk bersubsidi.

Adapun syarat untuk mendapat pupuk bersubsidi adalah wajib tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam SIMLUHTAN (Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian), menggarap lahan maksimal dua hektar.

Sedangkan stok pupuk bersubsidi secara nasional pada 9 Maret 2023 tercatat sebesar 912 ribu ton.

Jumlah ini hampir dua kali lipat lebih banyak dari ketentuan stok minimum sebesar 340 ribu ton.

Pupuk Indonesia, juga memiliki layanan pelanggan yang bisa diakses oleh seluruh petani dengan kontak bebas pulsa di nomor 0800 100 8001 atau WA 0811 9918 001. Melalui layanan pelanggan, Pupuk Indonesia akan menampung keluhan terkait pupuk bersubsidi baik dari ketersediaan, harga, maupun kualitas.

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo menyebutkan bahwa dirinya sering mendapat keluhan petani di desa tentang pupuk bersubsidi. Jokowi juga menyebutkan bahwa saat ini seluruh negara di dunia sedang kesulitan mendapatkan bahan baku pupuk karena perang Rusia-Ukraina. Suplai yang terganggu ini membuat harga pupuk naik.

Menjawab keluhan tersebut, pemerintah berencana untuk menambah kapasitas produksi pupuk dalam negeri.

Pada Februari 2023, Jokowi baru saja meresmikan pabrik pupuk NPK milik PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) sebesar 500 ribu ton.

Di kesempatan yang sama, PIM juga mengoperasikan kembali pabrik PIM 1 dengan kapasitas 570 ribu ton urea, sekaligus melengkapi pabrik PIM-2 yang juga berkapasitas 570 ribu ton urea.

Selain itu, pemerintah juga berencana akan mendirikan kawasan industri pupuk di Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat. Proyek tersebut telah ditetapkan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler