jpnn.com, JAKARTA - Pupuk Kaltim menandatangani MoU dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian.
Kerja sama ini terkait peningkatan SDM berbasis industri dengan Politeknik APP Jakarta, salah satu politeknik negeri di bawah naungan BPSDMI untuk program Vokasi Diploma 1.
BACA JUGA: Produksi Pupuk Kaltim Sepanjang 2020 di Atas RKAP
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi, dengan Kepala BPSDMI Eko S.A. Cahyanto di Jakarta, pada Selasa (5/1)
Rahmad Pribadi optimistis kerja sama ini menjadi salah satu upaya pengembangan kapasitas tenaga kerja lokal, sekaligus peningkatan kompetensi karyawan agar lebih berdaya saing.
BACA JUGA: Mobil Chacha Sherly Terpental ke Jalur Berlawanan dan Dihantam Kendaraan Lain, Lalu..
Pengembangan SDM gencar dilakukan Pupuk Kaltim untuk mendukung transformasi bisnis perusahaan dalam menghadapi era Volatility, Uncertainly, Complexity dan Ambiguity (VUCA).
“Pupuk Kaltim sangat fokus pada transformasi dan pengembangan kapasitas SDM, sebagai salah satu strategi kebijakan bisnis perusahaan,” kata Rahmad.
BACA JUGA: KTNA Memahami Adanya Kenaikan Harga Pupuk Bersubsidi
Peningkatan kompetensi karyawan juga menjadi jurus Pupuk Kaltim untuk mampu menghadapi tantangan industri, sekaligus antisipasi perubahan kondisi bisnis.
Kerja sama program Vokasi D1 dengan APP Jakarta juga didukung Infrastruktur Learning and Development, yang disiapkan Pupuk Kaltim untuk membangun budaya learning agility dengan memberikan berbagai fasilitas pembelajaran menarik dan mudah diakses seluruh karyawan.
Di antaranya implementasi roadmap knowledge management melalui program berbagi pengetahuan rutin, dikoordinir agen perubahan (NEXTGen) di seluruh unit kerja.
Selain itu juga ada perpustakaan online yang bisa diakses seluruh karyawan kapan pun dan dimana pun, serta aktivitas pembelajaran melalui metode gammification (aplikasi Android).
“Termasuk aplikasi e-Learning untuk meningkatkan kompetensi karyawan secara mandiri, serta memfasilitasi karyawan untuk berkolaborasi melalui penyediaan coworking space di lingkungan Perusahaan,” terang Rahmad.
Sementara Cahyanto mengatakan program vokasi ditujukan untuk pengembangan SDM sekaligus menyiapkan tenaga kerja berkompeten dan entrepreneur baru.
Program vokasi ini tersebar di 12 provinsi dan 15 kabupaten/kota se-Indonesia, yang diharap mampu menciptakan tenaga kerja kompeten dan relevan dengan kebutuhan industri.
“Kegiatan pendidikan setara D1 ini merupakan wujud program link and match yang menjadi kebutuhan industri masa kini,” kata Eko.
Dijelaskannya, BPSDMI Kemenperin memiliki beberapa unit lembaga pendidikan, diantaranya 10 Politeknik, 2 Akademi Komunitas, 9 SMK dan 7 Balai Diklat di seluruh Indonesia.
Setiap tahun program pendidikan dan pelatihan dilaksanakan untuk menyiapkan SDM unggul, sesuai kebutuhan industri dengan konsep link and match.
“Bagi siswa SMA atau SMK yang lulus sebelum usia 18 tahun, bisa ikut program setara D1, dengan efektivitas pembelajaran lebih banyak praktik dari teori, sehingga saat lulus bisa menjadi tenaga kerja terampil, kompeten dan mandiri,” lanjut Eko.
Direktur Politeknik APP Jakarta Amrin Rapi mengatakan tenaga kerja industri dinyatakan kompeten setelah mendapatkan Sertifikasi Kompetensi oleh LSP.
Hal ini menjadi salah satu keunggulan program Vokasi BPSDMI, dengan sertifikasi kompetensi seluruh peserta didik untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja.
“Diploma I Vokasi sama dengan yang diterapkan di Jerman, yaitu dual system, yakni 70% praktik dan 30% teori,” tukas Amrin.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy