Pupuk Kaltim Kembangkan PreciPalm, Inovasi Teknologi Untuk Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia

Selasa, 25 Agustus 2020 – 09:27 WIB
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Bakir Pasaman. Foto dok humas Pupuk Kaltim

jpnn.com, JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) melalui anak usahanya PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) mengembangkan inovasi penerapan pertanian presisi, yang dinamakan PreciPalm (Precision Agriculture Platform for Oil Palm).

Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi disrupsi industri, berupa pemanfaatan teknologi informasi untuk menentukan rekomendasi pemupukan presisi dengan menggunakan teknologi satelit untuk mengidentifikasi, menganalisis, serta mengolah informasi keragaman spasial dan temporal pada lahan kebun kelapa sawit.

BACA JUGA: Lewat Berbagai Inovasi, Daya Saing Pupuk Kaltim Terus Meroket

Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman menjelaskan Precipalm bisa menyediakan informasi mengenai kondisi nutrisi unsur makro lahan kelapa sawit secara cepat dan presisi dalam bentuk peta digital lahan, yang diolah dari citra satelit dan model matematis.

Informasi karakteristik lahan ini kemudian digunakan untuk menjadi dasar dalam menghasilkan rekomendasi pemupukan N (Nitrogen), P (Phosphor), K (Kalium) dan Mg (Magnesium), serta bisa digunakan untuk pemantauan kondisi nutrisi lahan perkebunan paska pemupukan secara realtime.

BACA JUGA: Memasuki Agustus 2020, Pupuk Indonesia Salurkan 5,4 Juta Ton Pupuk Bersubsidi

“PreciPalm merupakan solusi pertanian presisi berbasis satelit pertama di Indonesia untuk perkebunan kelapa sawit. PreciPalm dapat memberikan manfaat dalam mendukung efektifitas manajemen pemeliharaan kebun kelapa sawit di Indonesia," jelas Bakir.

Menurut Bakir, inovasi PreciPalm merupakan bagian dari transformasi bisnis Pupuk Indonesia Grup ini nantinya akan meningkatkan daya saing produk pupuk perseroan di era industri 4.0.

BACA JUGA: Pupuk Indonesia Kini Punya Dirut dan Komut Baru

Pertanian presisi merupakan upaya efektif untuk mendapat keuntungan optimal dan berkelanjutan, dengan tetap menjaga kelestarian linkungan.

“PreciPalm menjadi salah satu rencana strategis dalam transformasi bisnis PI Grup, di mana perusahaan dituntut untuk mampu fokus pada customer oriented,” terang Bakir.

PreciPalm memberikan prospek yang sangat baik untuk mendukung pemasaran pupuk NPK non subsidi.

Prospek pemanfaatan Precipalm menurut Bakir juga sangat strategis, karena baru Pupuk Indonesia melalui Pupuk Kaltim yang memiliki solusi rekomendasi pemupukan berbasis satelit.

Petani sawit dapat fokus pada peningkatan produktivitas kebun sawit dengan menerapkan prinsip pertanian presisi sebagai cara menuju pertanian modern, seperti yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian.

“PreciPalm dapat menjadi cikal bakal penopang kesuksesan PI Grup dalam mengimplementasikan solusi pertanian melalui rekomendasi pemupukan presisi,” ungkapnya.

Pelaksana Tugas Direktur Utama Pupuk Kaltim Meizar Effendi menambahkan, pesatnya perkembangan pertanian yang menuntut adanya pengembangan inovasi, menjadi dasar terwujudnya PreciPalm Pupuk Kaltim yang bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB).

“PreciPalm menjadi konsep pertanian cerdas (smart farming) untuk mengoptimalkan peningkatan hasil pertanian secara kualitas dan kuantitas, dengan efisiensi penggunaan sumber daya,” kata Meizar.

Setelah launching pada Desember 2018, lalu uji lapang di kebun sawit PTPN 3, PTPN 5 dan PTPN 7 pada kuartal pertama 2019.

Saat ini Pupuk Kaltim telah memasuki tahap komersialisasi PreciPalm untuk dipasarkan pada konsumen, baik korporasi maupun petani kelapa sawit.

Pengembangan PreciPalm juga diapresiasi oleh Rektor IPB Prof. Arif Satria. Dia menilai bahwa PreciPalm merupakan langkah awal yang baik untuk pengembangan industri 4.0 di bidang pertanian.

Saat ini, IPB juga sedang melakukan uji coba dengan robot khusus pemupukan dan robot khusus panen sawit. Robot dilengkapi kamera dan sensor, yang akan mengetahui apakah sawit layak panen atau tidak. Jika dianggap belum layak, maka akan dilewatkan.

“Inovasi robotics ini tentunya perlu dikembangkan, karena pengukuran yang dihasilkan sudah presisi melalui instrument,” tandas Arif.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler