jpnn.com - JAKARTA - Pusat Penerbangan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (Puspenerbal) berhasil menguji coba fungsi dua unit pesawat nirawak atau drone multicopter vertical take-off landing (VTOL) di atas KRI Semarang-594, Minggu (20/12).
Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Pusat Penerbangan TNI AL Letkol Laut (KH) Rohman Arief menjelaskan uji terbang itu terdiri atas dua tahap.
BACA JUGA: TNI AL Gelar Makan Bergizi Gratis di Berbagai Wilayah Demi Wujudkan Indonesia Emas 2024
Pertama, uji terbang untuk orientasi pilot. Kedua, uji kemampuan drone ambil gambar dan pengiriman data ke stasiun pengendali/ground control station (GCS) di atas kapal.
"Dalam uji terbang pertama, drone berhasil melakukan orientasi pilot, sedangkan pada uji terbang kedua, drone dilengkapi kamera Topotech DIT 30B untuk menguji kemampuan pengambilan gambar dan pengiriman data ke GCS," tutur Rohman saat dihubungi di Jakarta, Senin (23/12).
BACA JUGA: TSIT dan Apkasindo Memperkenalkan Teknologi Drone Pertanian Canggih di IPOC 2024
Rohman mengatakan bahwa kegiatan itu ditinjau langsung oleh Komandan Wing (Danwing) Udara 2 Puspenerbal Kolonel Laut (P) Adam Firmansyah.
Sementara perwira yang melaksanakan uji kemampuan drone, yaitu Letda Laut (E) Oscar Panji N dan Letda Laut (E) Juan Syah P.
BACA JUGA: Tarif Terbangkan Drone & Tempat Wisata Meroket Tajam, Menpar Buka Suara, Simak nih
Kolonel Adam, dalam siaran resmi Puspenerbal, menjelaskan kegiatan itu bertujuan menguji kemampuan drone sekaligus memastikan alat tersebut mampu melaksanakan tugas pengintaian dan pengumpulan data secara efektif.
Dia melanjutkan hasil uji fungsi drone itu terlihat dalam kumpulan data yang dikumpulkan dalam tiga format berbeda, yaitu video thermal, video wide, dan zoom besar.
Menurut dia, thermal image video berfungsi dengan sangat baik mendukung operasi yang memerlukan pengawasan visual jarak jauh.
"Dengan kecepatan jelajah stabil di kisaran 20–22 m/s, drone juga berhasil menjalankan misi waypoint sejauh 3 kilometer secara otonom mengikuti jalur yang telah ditentukan," paparnya.
Wing Udara 2 Puspenerbal membawahi empat skuadron udara yang salah satunya Skuadron Udara 700/Pesawat Udara Tanpa Awak.
Skuadron itu saat ini diperkuat 14 unit pesawat nirawak (UAV) intai ScanEagle yang merupakan hibah dari Amerika Serikat.
UAV itu yang merupakan buatan Boeing dapat beroperasi pada ketinggian di atas 15.000 kaki (4.572 meter) selama lebih dari 20 jam.
Kecepatan terbang ScanEagle sekitar 111 km/jam dan kecepatan maksimum 148 km/jam.
Batas ketinggian terbang mencapai 5.950 meter.
Kemudian, Skuadron Udara 700 juga diperkuat drone Schiebel Camcopter S-100 buatan Austria dari Mitraco. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi