jpnn.com, JAKARTA - Batam Aero Technic (BAT), Sabtu (12/6), mengumumkan telah mendapatkan persetujuan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Batam, Kepulauan Riau (Kepri).
BAT ialah pusat perawatan dan pengerjaan pesawat udara (maintenance, repair, overhaul/ MRO) member of Lion Air Group.
BACA JUGA: BP Tagih Janji Menko Perekonomian Segera Terbitkan Tiga Status KEK Batam
Persetujuan BAT sebagai KEK itu tertuang dalam ketetapan Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2021 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Batam Aero Technic.
Peresmian BAT sebagai KEK di Batam dijalankan sebagaimana pedoman protokol kesehatan bertempat di fasilitas BAT oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
BACA JUGA: Dorong Batam jadi Pusat Perbaikan Pesawat
Kemudian, Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam sekaligus Wali Kota Batam Muhammad Rudi, Presiden Direktur Lion Air Group, Edward Sirait; Direktur Utama Batam Aero Technic, I Nyoman Rai Pering Santaya dan disaksikan oleh jajaran lembaga/ institusi terkait.
Corporate Communications Strategic of Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro mengatakan BAT dan para stakeholder perlu berkomitmen dalam memperlancar dan mewujudkan keberhasilan (kesuksesan) pengembangan KEK BAT di Batam.
BACA JUGA: Astaga, Duit Ganti Rugi Korban Kecelakaan Lion Air Digondol Pengacara Amerika
"BAT telah memenuhi kriteria-kriteria menurut ketentuan tentang penyelenggaraan KEK dan memenuhi kualifikasi rencana bisnis yang mampu memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi nasional khususnya industri aviasi," kata Danang dalam keterangannya, Sabtu (12/6).
Dia menjelaskan nilai investasi BAT itu sebesar Rp 7,29 triliun, serta dapat menyerap tenaga kerja berkisar 9.976 orang pada 2030. Kehadiran KEK ini diharapkan dapat menghemat devisa 65-70 persen dari kebutuhan MRO maskapai penerbangan nasional senilai Rp 26 triliun per tahun yang selama ini mengalir ke luar negeri.
"Dalam jangka menengah diharapkan mampu menangkap peluang dari pasar Asia Pasifik yang diprediksi memiliki rata-rata (kisaran) 12.000 unit pesawat udara dan nilai bisnis sebesar US$ 100 miliar pada 2025," jelasnya.
BAT yang mulai beroperasi pada 2014 merupakan perusahaan penyedia jasa perawatan dan perbaikan pesawat atau MRO. Tujuan didirikannya BAT itu ialah untuk merawat dan memperbaiki pesawat-pesawat yang dioperasikan perusahaan penerbangan yang tergabung dalam Lion Air Group seperti Lion Air, Wings Air, Batik Air, Lion Bizjet, Malindo Air, Thai Lion Air serta Angkasa Aviation Academy (sekolah pilot).
Capability yang dimiliki oleh Batam Aero Technic saat ini adalah perawatan Airbus 320, Boeing 737 series, Airbus A330, Hawker 800/ 900 XP, ATR ?72 500/ 600? serta memperkerjakan kurang lebih 2.000 personel (sumber daya manusia) dengan jumlah investasi yang sudah tertanam Rp 1 triliun.
BAT telah memiliki empat unit hanggar perawatan pesawat dengan daya tampung 12 pesawat Boeing 737, Airbus 320. Kemudian, satu unit hanggar untuk pembersihan permukaan cat pada badan pesawat (paint stripping) sebelum masuk proses pengecatan ulang (painting) dan perawatan pesawat.
Ada pula satu unit hanggar untuk pengecatan dan perawatan pesawat, satu gedung suku cadang seluas 4.000 m2, dan satu unit gedung sarana perawatan komponen pesawat (workshop). Sarana perawatan dan perbaikan telah dibangun diatas lahan seluas 30 hektare yang disediakan oleh Badan Pengusahaan Batam.
Logistik BAT mencakup gudang peralatan, komponen (tools and sparepart) untuk pekerjaan yang berkaitan pabrikasi (maintenance workshop), seperti cabin item, dapur pesawat (galley), toilet pesawat (lavatory), kompartemen bagasi kabin (headrack), furnishing (seat, coverseat, carpet, handrest) dan lainnya.
Kawasan industri BAT telah terbangun sejalan pada lahan tahap 1 dan 2 seluas 6 hektare."Saat ini dalam pembangunan tahap 3," tegasnya.
Pada pembangunan hanggar tahap 3, BAT berencana membangun 8 (delapan) unit hanggar yang dapat menampung 24 pesawat udara tipe Boeing 737 dan Airbus 320.
Delapan unit hanggar ini diharapkan dapat meningkatkan serapan perawatan pesawat secara nasional dan internasional, serta meminimalkan jumlah pekerjaan yang dikirim ke luar negeri. (boy/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Boy