Sebelum jasad ibunya berhasil diidentifikasi dalam kecelakaan pesawat Lion Air, Bias Ramadhan telah ditelepon oleh delapan firma hukum yang menawarkan jasa untuk menggugat ganti rugi jutaan dolar.
Ibu Bias yang bernama Hasnawati binti Nawazar merupakan salah satu korban kecelakaan yang terjadi pada 29 Oktober 2018.
BACA JUGA: Pegawai Negeri Akan Bekerja dari Bali eemi Memulihkan Ekonomi, tetapi Pakar Tak Melihat Dampaknya
Hasnawati yang semasa hidupnya merupakan seorang hakim, terbang dari Jakarta ke Pangkal Pinang setiap hari Senin untuk menjalankan tugasnya di sana.
Namun pesawat Boeing 737 MAX yang dia tumpangi hari itu jatuh ke Laut Jawa selang beberapa menit setelah lepas landas, sehingga menewaskan 189 penumpang dan awak Lion Air.
BACA JUGA: Mengapa Melbourne Lebih Sering Mengalami Wabah COVID-19?
Di tengah suasana dukacita keluarga yang ditinggalkan, para pengacara mulai berdatangan dan mengincar peluang bisnis berupa gugatan ganti rugi.
Sebagai anak tertua, Bias harus menentukan pengacara mana yang akan mewakili keluarganya.
BACA JUGA: Pangeran Harry dan Meghan Umumkan Kelahiran Anak Kedua Bernama Lilibet
Dia akhirnya memilih Tom Girardi, salah satu pendiri firma hukum Girardi Keese di California, Amerika Serikat, yang berjanji untuk mendapatkan pembayaran terbaik untuknya dan ketiga adiknya.
"Semua yang saya teliti secara online tentang perusahaan itu bagus adanya. Bahwa dia pengacara terbaik, firma hukum terbaik di Amerika," ujar Bias kepada ABC.
"Mereka menyampaikan jika mereka bisa mendapatkan keadilan untuk saya, yang tidak akan pernah diperoleh di sini di Indonesia," tambahnya.
Bahkan atas rekomendasi Bias, empat keluarga korban lainnya juga mendaftar dengan firma hukum Girardi Keese.
Namun, dua setengah tahun setelah kecelakaan itu, keluarga Bias dan keluarga empat korban lainnya masih menunggu sebagian uang ganti rugi mereka.
Para keluarga korban ini sekarang menggugat Tom Girardi, dengan tuduhan menggelapkan jutaan dolar uang ganti rugi yang disetujui Boeing untuk Bias dan empat keluarga lainnya. Ke mana uang ganti rugi mengalir?
Firma hukum Girardi Keese memiliki rekam jejak yang mengesankan.
Keluarga korban Lion Air tidak meragukan kemampuan Tom Girardi mengurus kasus ganti rugi ini.
Tom Girardi dikenal sebagai pengacara yang mengilhami film pemenang Oscar, Erin Brockovich.
Dalam kasus itu, ia berhasil memenangkan ganti rugi senilai USD 333 juta untuk ratusan korban perusahaan listrik yang dituduh mencemari pasokan air mereka.
Dia pun dinobatkan sebagai "pengacara dekade ini" oleh International Association of Top Professionals, organisasi jaringan yang memilih kaum profesional "terbaik" dan "bergengsi" di dunia.
Keluarga korban Lion Air di Indonesia punya alasan kuat mempercayai Tom Girardi akan memenangkan ganti rugi dari perusahaan pembuat pesawat terbang Boeing.
Bias dan empat keluarga korban lainnya mencapai kesepakatan berdamai dengan Boeing pada awal 2020.
Namun, berbulan-bulan setelah mereka menandatangani perjanjian penyelesaian ganti rugi, tidak ada kabar kapan mereka akan dibayar penuh.
Para keluarga ini mulai curiga bahwa Tom Girardi telah mengantongi sebagian uang ganti rugi untuk dirinya sendiri.
Catatan pengadilan menunjukkan Boeing membayarkan jutaan dolar ganti rugi untuk empat keluarga pada Maret 2020 dan mengirim uang tersebut langsung ke rekening perwalian Girardi Keese.
Pembayaran angsuran, yang mencakup sekitar setengah atau lebih dari jumlah penyelesaian yang disepakati, akhirnya dibayarkan kepada klien Indonesia, termasuk kepada keluarga Bias Ramadhan.
Pengacara yang mewakili Tom Girardi kemudian mengakui dia telah menyimpan setidaknya USD 2 juta untuk dirinya sendiri dan ia sendiri yang mengendalikan rekening tersebut.
Masing-masing keluarga masih memiliki sisa pembayaran sekitar USD 500 ribu.
"Ini uang korban," ujar Ani (bukan nama sebenarnya), yang suaminya Eko meninggal dalam kecelakaan Lion Air.
"Bagaimana bisa dia mengambil uang itu?" ujar Ani yang kini harus membesarkan ketiga anak perempuannya yang masih berusia 10, 13, dan 15 tahun.
"Ini uang anak-anak saya. Dia sungguh tak punya hati. Saya minta uang itu dikembalikan kepada kami," tegasnya.
Keluarga korban lainya, Multi Rizki, yang ayahnya Rijal Mahdi meninggal dalam kecelakaan itu, juga belum menerima uang dari penyelesaian ganti rugi.
ABC melihat surat-surat elektronik antara Multi dan pengacara dari Girardi Keese antara September dan Oktober 2020.
"Saya marah sekali, begitu besarnya uang yang bisa dicuri begitu saja," ujar Multi kepada ABC. Gaya hidup Tom dan istrinya ditayangkan di TV
Bias Ramadhan juga berulang kali mengirim surat elektronik dan SMS kepada Tom Girardi dan pengacara Girardi Keese, meminta informasi kapan mereka akan menerima pembayaran penuh.
Namun Bias tak mendapatkan penjelasan yang memadai.
Pada bulan September, seorang pengacara Girardi Keese menyampaikan alasan pandemi COVID-19, dan mengatakan bagian akuntansi mereka tidak bekerja penuh waktu.
"Saya marah dan kecewa pada diri sendiri," ujar Bias.
"Saya ditipu oleh seseorang dari Amerika yang bahkan tidak kami kenal," katanya.
ABC berusaha mendapatkan penjelasan dari Tom Girardi dan pengacaranya, namun sejauh ini belum ada tanggapan.
Bias menunjukkan surat yang dikirim Tom kepadanya pada bulan Oktober, yang menjanjikan pembayaran penuh pada tanggal 29 November 2020.
"Kami akan berusaha sekuat mungkin untuk mempercepatnya," demikian dikatakan Tom dalam suratnya.
Sampai Juni 2021, Bias masih menunggu.
Sementara itu, keluarga korban juga sangat tersinggung dengan munculnya Erika Jayne, istri yang kabarnya sudah pisah dari Tom, dalam acara TV nasional memamerkan gaya hidup mewah di rumah yang pernah ditinggali pasangan itu.
Bintang reality TV ini muncul di acara The Real Housewives of Beverly Hills, berjalan melalui lemari pakaian seukuran apartemen yang berisi pakaian mewah, perhiasan dan sepatu.
Ketika disodorkan pertanyaan tentang tayangan ini, Bias Ramadhan bertanya-tanya apakah sebagian dari uang itu adalah miliknya.
"Kita menghadapi gaya hidup selebriti yang tidak masuk akal bagi seseorang di Indonesia," katanya.
"Seribu dolar itu uang banyak di Indonesia. Tapi di Amerika $1.000 hanya untuk sandal, atau mungkin sepatu, atau hanya untuk tagihan listrik satu bulan. Bukan apa-apa bagi mereka," ujar Bias. Menyadari ada yang tidak beres
Jay Edelson, mantan rekan pengacara Tom Girardi, yang mulai mempertanyakan mengapa keluarga korban Lion Air masih belum dibayar berbulan-bulan setelah penyelesaian ganti rugi disepakati.
Pengacara asal Chicago ini pernah bekerja untuk Tom Girardi dalam berbagai tuntutan hukum terhadap Boeing.
Ia juga mengaku sedang menunggu pembayaran dari Girardi Keese.
Pada bulan Desember, Jay menggugat Tom Girardi, Erika Jayne dan firma hukumnya, dengan tuduhan menyalahgunakan uang dari "para janda dan anak yatim yang kehilangan orang yang dicintai" dalam kecelakaan Lion Air demi membiayai "gaya hidup mewah Beverly Hills" mereka.
"Demi status selebritas mereka, Tom dan Erika harus memproyeksikan citra publik tentang kekayaan tak wajar mereka setiap saat, berapa pun biayanya," demikian dituduhkan dalam gugatan itu.
"Bagaimanapun, (Tom) Girardi terus terlibat penipuan demi mendukung belanja dia dan Jayne tanpa henti."
Gugatan itu juga merinci sejumlah belanja terbesar pasangan ini.
Ketika ditanya mengapa dia dan Tom membutuhkan dua pesawat pribadi, Erika menjawab, "Karena satu kecil dan satu besar!"
"Erika juga sesumbar mengenai barang paling mahal yang dia miliki yaitu sebuah perhiasan, tapi dia tidak menyebutkan berapa nilainya (yang mungkin lebih mahal daripada Lamborghini miliknya seharga $250.000)."
"Dan dia telah membelikan Tom sebuah toilet seharga $5.000 sebagai hadiah."
Seorang hakim distrik di AS, Thomas Durkin, memutuskan Tom Girardi dan firma hukumnya melakukan pelanggaran perdata dan menjatuhkan denda $2 juta setelah mereka gagal membayar keluarga korban di Indonesia sebesar $2 juta.
Hakim Durkin merujuk kasus ini ke penyelidik federal untuk kemungkinan penuntutan pidana.
Tom Girardi, sekarang 82 tahun, telah dicabut izin praktik pengacaranya, dan firma hukum Girardi Keese telah dinyatakan sebagai perusahaan pailit.
ABC telah mencoba menghubungi Erika Jayne melalui perwakilannya, tapi sejauh ini belum mendapatkan tanggapan.
Erika dikabarkan telah mengajukan gugatan cerai dan dalam trailer episode The Real Housewives of Beverly Hills bulan lalu, dia mengaku tidak mengetahui urusan keuangan suaminya itu.
Jay Edelson, dalam gugatannya, menuduh perceraian ini "palsu" dan dirancang untuk "menempatkan aset di luar nama Tom dan firma hukumnya demi melindunginya dari segala tagihan krediturnya". Bukan tuduhan pertama untuk pencurian dana
Gugatan ke Tom Girardi dalam kasus tuduhan mencuri dana klien ini bukan yang pertama kalinya.
Berkas gugatan yang diajukan Jay Edelson juga menuduh Tom menahan dana korban gempa bumi, penderita kanker dan mantan pekerja yang sakit setelah membangun jet tempur untuk perusahaan luar angkasa, Lockheed Martin.
Pada bulan April tahun ini dua mantan klien Tom, termasuk korban luka bakar dan seorang aktris, menuduh Tom mencuri jutaan dolar dana ganti rugi.
Lebih dari 16 bulan setelah keluarga korban Lion Air menerima tawaran ganti rugi Boeing, Tom belum juga menjelaskan mengapa mereka belum menerima penuh, atau ke mana sisa uang itu mengalir.
Pengacara Tom yang juga saudaranya sendiri, Robert, mengklaim bahwa Tom telah menderita penurunan mental dan tidak mampu lagi menangani masalah hukumnya.
Belum lama ini, katanya, seorang psikiater mendiagnosa Tom menderita penyakit Alzheimer.
Jay Edelson menuduh bahwa Tom hanya berpura-pura tidak kompeten. Bias Ramadhan sependapat.
"Bohong itu," ujar Bias. "Sangat jelas. Tak masuk akal jika seseorang melakukan ini, kemudian tiba-tiba menderita demensia."
Kelima keluarga korban Lion Air ini telah menyewa firma hukum lain di AS untuk menuntut Tom Girardi dan firma Girardi Keese.
Menurut Bias, mereka menginginkan ganti rugi beserta denda untuk "penderitaan berkepanjangan" akibat penundaan pembayaran sebelumnya.
"Selama ini pikiran kami terbebani akibat tidak adanya penjelasan mengenai penundaan dan pembayaran tersebut," kata Bias melalui surat elektronik kepada Tom Girardi.
"Secara finansial, kami juga mengalami kerugian peluang dari bunga dana tersebut."
Multi Rizki menambahkan kekurangan pembayaran ganti rugi berdampak besar pada keluarganya.
"Kami berharap menggunakan uang itu untuk sekolah saudara saya, membuka usaha, dan menutupi biaya hidup ibu saya sehari-hari, memastikan dia dapat hidup dengan tenang," katanya.
"Saat mengetahui uang itu diambil olehnya (Tom), untuk membiayai hidupnya dan istri selebritinya, saya sangat marah," tegas Multi.
Sementara menurut Ani, sisa uang ganti rugi itu akan membantunya membayar pendidikan anak-anaknya, karena sekarang dia tidak lagi memiliki penghasilan dari suaminya.
"Sebagai seorang ibu saya ingin mereka mendapatkan pendidikan yang terbaik," katanya.
"Sebagian dari rencana saya untuk anak-anak saya tidak bisa lagi tercapai."
"Saya tak peduli dengan hutang Tom Girardi. Itu uang anak-anak saya. Sebagai ibu mereka, saya harus memperjuangkannya," tegas Ani.
Diproduksi oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC News.
BACA ARTIKEL LAINNYA... COVID-19 di Tiongkok: Kasus Baru Meningkat, Flu Burung Ditemukan di Manusia, WHO Setujui Vaksin Sinovac