Kelompok bernama Pussy Riots yang selama ini banyak memprotes dan mengkritik kebijakan Presiden Rusia Vladimir Putin, mengaku bertanggung jawab setelah empat orang berpakaian polisi masuk ke lapangan di pertandingan final Piala Dunia Prancis melawan Kroasia di Moskow.

Petugas dengan cepat bisa mengamankan tiga perempuan dan seorang pria yang masuk ke lapangan di menit ke-52, dalam insiden yang dilihat oleh miliaran orang di seluruh dunia.

BACA JUGA: Tim Remaja Thailand Diberitahu Soal Kematian Penyelam SEAL

Pemain belakang Kroasia Dejan Lovren mendorong salah seorang pria yang masuk sebelum petugas mengamankan pria ini.

Sebelum mereka diamankan, salah seorang perempuan tersebut berhasil sampai di tengah lapangan, dan kemudian melakukan 'high five' dengan pemain depan Prancis Kylian Mbappe.

BACA JUGA: Pendeta Di Gereja Ini Boleh Tolak Menikahkan Pasangan Sesama Jenis

"Halo semuanya dari lapangan Luzhniki, menyenangkan di sini." kata Pussy Riot lewat Twitter. Video: Protest group Pussy Riot claim responsibility for invading the World Cup pitch (ABC News)

BACA JUGA: Sistem Peringkat Akan Diberlakukan Bagi Operator Asuransi

Kelompok yang disebut political punk ini mengeluarkan pernyataan menyerukan dibebaskannya tahanan politik, diakhirnya 'penahanan ilegal' terhadap para pengunjuk rasa, dan 'kompetisi politik' diijinkan di Rusia.

Pernyataan juga merujuk ke kasus Oleg Sentsov, penentang keras aneksasi Rusia terhadap wilayah Crimea dari Ukraina di tahun 2014.

Sentsov dihukum selama 20 tahun penjara di tahun 2015 karena berkomplot untuk melakukan aksi teror.

Dia membantah semua tuduhan terhadapnya sejak pertengahan bulan Mei melakukan mogok makan. Photo: Salah seorang pengunjuk rasa yang kemudian diamankan petugas. (Reuters: Darren Staples)

Masih belum jelas apakah Pussy Riots sengaja menggunakan seragam polisi untuk mengelabui petugas sehingga bisa masuk ke Stadion Luzhiniki.

Kelompok tersebut belum bisa dihubungi untuk mendapatkan komentar.

"Warga yang masuk ke stadion itu sekarang sudah dibawa ke kantor polisi setempat," kata Kementerian Dalam Negeri Rusia di Moskow, tanpa memberi rincian lebih lanjut.

Sebuah rekaman yang beredar di medsos Rusia setelah pertandingan menunjukkan dua dari pengunjuk rasa itu yang masih mengenakan seragam polisi menjalani pemeriksaan. External Link: Tweet interrogation video

Saluran televisi internet Dozhd menyebut pengunjuk rasa pria adalah Pyotr Verzilov, salah satu anggotta Pussy Riots yang paling terkenal.

Dihujani dengan berbagai pertanyaan, Verzilov menjawab " saya mendukung Rusia, sama seperti kamu - bila kamu memang bekerja untuk Rusia juga." Photo: Presiden FIFA Gianni Infantino dan Presiden Putin Vladimir Putin dalam upacara penyerahan piala Dunia kepada Prancis, sedang berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Kroatia Kolinda Grabar-Kitarovic (Reuters: Kai Pfaffenbach)

"Saya kadang berharap ini masih tahun 1937.' ujar seorang pria yang tidak tampak dalam rekaman, merujuk ke tahun dimana pemimpin Uni Soviet ketika itu Stalin membungkam para pengkritiknya dengan keras. External Link: Pussy Riot tweet: NEWS FLASH! Just a few minutes ago four Pussy Riot members performed in the FIFA World Cup final match — ”Policeman enters the Game”

Pussy Riot menjadi terkenal ke seluruh dunia setelah beberapa angota mereka yang mengenakan topeng muka menyanyikan lagu yang mengkritik Putin di Katedral di Moskow.

Dua diantara mereka termasuk istri Verzilov dihukum hampir dua tahun penjara karena protes tersebut.

Putin sendiri berada di stadion menonton pertandingan bersama dengan Presiden Prancis dan Kroasia, dan juga Presiden FIFA Gianni Infantino.

Pertandingan dimenangkan Prancis 4-2.

FIFA belum memberikan komentar walau sudah dihubungi.

Panitia penyelenggara lokal mengataakn tidak memiliki informasi tambahan mengenai insiden tersebut.

Protes ini sempat ditayangkan sebentar oleh televisi di seluruh dunia yang merelay siaran, namun kebijakan FIFA biasanya adalah mengalihkan tayangan ke tempat lain bila ada penonton yang masuk k lapangan.

AP

Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tim Sepak Bola Thailand dan Pelatihnya Dibius Total

Berita Terkait