CIREBON-Sebanyak 32 buah rumah rusak setelah angin puting beliung memorak-porandakan Blok Kedungmendeng, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, kemarin sore (4/1). Meski tidak menimbulkan korban jiwa, tapi tiga buah rumah yang terletak di blok tersebut rusak parah, salah satunya rumah milik Solikin (28).
Kepada Radar (Group JPNN), Solikin mengaku terkejut ketika rumahnya ambruk oleh terjangan angin puting beliung yang disertai hujan es. Saat kejadian, ia bersama istri Rukaenah (24) sedang berada di dalam rumah. Diakui bahwa sebelum rumahnya ambruk, ia mendengar suara gemuruh yang berasal dari sekitar rumahnya, ditambah suara dentingan benda keras di atas atapnya.
"Waktu baru hujan saya sedang duduk di kursi ruang depan, karena bocor, saya masuk ke kamar bersama istri. Dari dalam kamar terdengar suara layaknya genting yang bertabrakan, selidik demi selidik ternyata hujan es. Tapi, saya masih penasaran ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi, akhirnya saya keluar kamar. Belum sampai keluar rumah, tembok belakang rumah saya roboh," paparnya.
Sambil menyelamatkan istri yang masih di kamar, Solikin terus mengumandangkan azan dengan tujuan angin besar itu segera pergi meninggalkan rumahnya. Kumandang azan baru sampai setengah, atap rumahnya kembali roboh. Tanpa pikir panjang, ia bersama istri berusaha mencari jalan keluar dari rumah untuk menghindari benturan yang lebih parah.
"Setelah menemukan jalan keluar, saya dan istri langsung lari keluar rumah. Alhamdulilllah kami berdua selamat, meski kedua kepala kami ada luka sedikit," imbuhnya. Diketahui, datangnya angin puting beliung ke kawasan blok Kedungmendeng sekitar pukul 15.30 atau selang setengah jam setelah hujan itu dimulai, yakni sekitar pukul 15.00.
Apa yang dialami oleh Solikin merupakan bagian pertama dari bencana tersebut, pada pukul 16.30 puting beliung datang lagi guna memorak-porandakan puluhan rumah milik warga. Menurut Nurhayat (40) puting beliung datang selang satu jam setelah puting beliung yang pertama, meski tidak terlalu parah seperti yang pertama, tetap saja angin tersebut membuat atap rumahnya beterbangan ke mana-mana.
"Ya kami terpaksa mengungsi sementara ke kandang kambing milik kami, demi keamanan bersama," ujarnya yang didampingi sang istri.
Begitu juga dengan Solikin, untuk sementara, ia harus menumpang di rumah orang tuanya sambil menyelematkan barang-barang. "Kami terpaksa tinggal bersama orang tua, karena rumah kami hampir rata dengan tanah," pungkasnya.(jun)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPRD Kobar Siap Gugat Mendagri
Redaktur : Tim Redaksi