Puting Beliung Melanda, Lima Rumah Rata

Selasa, 02 Januari 2018 – 10:50 WIB
RUSAK PARAH: Kondisi rumah korban sapuan angin beliung di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Foto: Sulung Pamanggih/Radar Pemalang

jpnn.com, PEMALANG - Bencana puting beliung melanda wilayah Kabupaten Pemalang pada penghujung 2017, Minggu (31/12). Sekitar pukul 16.30 WIB, angin puting beliung merusak 185 rumah di dua desa dan dua kelurahan di Kecamatan Pemalang.

Lima di antaranya rata dengan tanah. Sementara 21 orang penghuninya harus dilarikan ke rumah sakit karena tertimpa reruntuhan.

BACA JUGA: 100 Rumah di Pemalang Rusak Akibat Angin Puting Beliung

Sumari (35), warga Bojongnangka yang juga salah satu korban menceritakan, mula-mula angin kencang datang dari arah selatan sekitar pukul 16.30 WIB, persis sebelum hujan datang. Saat melongok keluar pintu, dia melihat atap dan genteng rumah tetangga beterbangan.

Seketika itu juga dia cepat membawa istri dan dua anaknya yang masih kecil untuk segera meninggalkan rumah menuju jalan raya. Saat itu, angin sudah mulai merusak rumah.

BACA JUGA: 377 Warga Tewas Akibat Bencana

”Angin berputar-putar dari selatan. Ya Allah, ya Robbi kencang sekali, terus saya lihat atap rumah tetangga terbang. Saat itu langsung saya ajak anak istri keluar,” ungkapnya.

Keluarga tersebut berhasil menyelamatkan diri dan hanya mengalami luka ringan. Tapi, seluruh bagian bangunan rumah miliknya luluh tantak tak tersisa.

BACA JUGA: BPBD Kota Sukabumi Sebut Tiga Wilayah Berpotensi Bencana

Padahal, rumah Sumari bukan hanya sekadar tempat tinggal. Sebab, di rumah itu pula dia mencari nafkah dengan membuka bengkel dan tempat mencuci sepeda motor.

Korban lainnya, Riyanto (40) mengatakan, awalnya dia melihat angin hitam yang bergulung-gulung dari selatan. Seasat angin tersebut memanjang seperti ular dan mengarah ke bawah.

Tak berselang lama, tiupan angin yang dahsyat menyasar permukimannya. ”Saya langsung peluk anak saya, tiarap di depan rumah, sama istri juga. Semua pada keluar rumah,” katanya.

Kepala BPBD Kabupaten Pemalang Wismo mengatakan, bencana itu mengakibatkan 21 orang luka-luka. Dari jumlah itu, 19 korban sempat menjalani perawatan dan sudah dipulangkan.

Sedangkan 2 korban lainnya masih harus menjalani perawatan di rumah sakit dr M. Ashari Pemlang. ”Saat ini dua korban masih dalam penanganan rumah sakit," ungkapnya.

Sementara untuk kerusakan rumah dan kerugian material, data BPBD menunjukkan kondisi paling parah ada di wilayah Desa Bojongnangka, dengan total kerusakan 102 rumah. Rinciannya 4 rata tanah, 5 rusak berat, 2 rusak sedang, dan 91 rusak ringan.

Sedangkan Kelurahan Kebondalem ada 19 rumah rusak. Rinciannya adalah 1 rumah rata tanah, 4 rusak berat, 2 sedang, dan 12 ringan.

Di Tambakrejo ada 59 rumah yang mengalami kerusakan. Rinciannya adalah 1 rumah rusak sedang dan 58 ringan. Sementara di Kelurahan Bojongbata, 5 rumah rusak ringan.

”Kami dari awal sudah di lapangan untuk mendata, mengirimkan logistik bersama dinas sosial. Dan selanjutnya bantuan material akan secepatnya dikirimkan. Kami sudah koordinasi dengan pengusaha genteng di Desa Wanarata untuk bisa mengisi persediaan yang dibutuhkan di lokasi bencana,” katanya.

Menurut Wismo, dengan melihat kerusakan yang ada, kerugian ditaksir mencapai Rp2,407 miliar. Saat ini kondisi kerusakan di lapangan masih terlihat cukup parah.

Warga bersama para relawan penanggulangan bencana saling bergotong royong membereskan puing-puing reruntuhan. Bantuan pun terus bergulir, baik dari pemerintah, komunitas, maupun masyarakat secara pribadi.(apt/sul/fat/zul/jpg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mbah Mijan: Stop, Kalian tak Usah Mencari Cuitan-cuitan Saya


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler