SOMAGEDE-Angin puting beliung, Selasa (19/3) lalu memporak-porandakan puluhan rumah warga di Grumbul Bonjok dan Gombal Desa Sokawera Kecamatan Somagede. Sedikitnya 63 rumah warga rusak. Selain rumah warga, angin puting beliung juga merusak tanaman milik warga. Bahkan beberapa pohon tumbang.
Warga yang berada di dua grumbul, masing-masing di wilayah Kadus I dan Kadus II ini, sempat dibuat was-was dengna kedatangan angin puting beliung yan gmenyapu wilayah mereka sekitar pukul 14.45. Kepala Desa (Kades) Sokawera, Rahmat Suwendi mengatakan, sebagian besar kerusakan terjadi pada bagian atap rumah. Dari catatan petugas kantor desa setempat, sekitar 15 rumah mengalami rusak sedang, 48 lainya rusak ringan.
Rahmat menjelaskan, di antara kedua grumbul yang saling berseberangan tersebut, di wilayah Grumbul Bonjok mengalami kondisi paling parah. "Atap rumah warg abeterbangan dibawa angin, beberapa di antaranya patah namun tidak menimbulkan korban jiwa, " jelasnya.
Akibat angin puting beliung tersebut, kerugian yang ditaksir hingga Rp 40 juta. Selain bantuan langsung berupa atap dan papan dari PNPM setempat, bantuan bagi para korban angin puting beliung sudah diusulkan ke instansi terkait. Warga bersma anggota TNI dari KOramil Somagede, Rabu (20/3) ikut membantu membantu memperbaiki rumah yang rusak.
Salah seorang warga setempat, Alim (46), mengaku masih khawatir terjadi bencana susulan. Untuk mengantinsipasi bencana susulan, warga menebang sejumlah pohon besar yang dianggap membahayakan keselamatan mereka. "Jaringan listrik PLN juga ikut putus akibat tertimpa pohon tumbang. Kondisi tersebut masih menjadi terus diwaspadai.
Di Grumbul Karangpeleng, Desa Baseh, Kecamatan Kedung Banteng, sedikitnya 300 pohon cengkeh siap panen tumbang akibat tersapu angin puting beliung, Senin (18/3) sekitar pukul 17.00. Akibat kejadian tersebut, kerugian yang ditanggung pemilik pohon akibat peristiwa itu ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.
Salah satu pemilik pohon cengkeh di Desa Baseh, Martono mengatakan, hujan disertai angin besar Senin (18/3) lalu membuat pohon tumbang. Selain pohon cengkeh, pohon albasia banyak yang ikut tumbang.
"Hujan besar dua hari yang lalu, mengakibatkan pohon-pohon cengkeh tumbang. Akibatnya pemilik mengalami kerugian besar. Hampir 50 persen tanaman warga di Grumbul Karangpelem tumbang sampai ke akar-akarnya,"kata Martono, saat ditemui di lokasi kebun.
Di kebun miliknya, dia sudah menghitung pohon cengkeh yang tumbang mencapai 70 pohon. Sekitar 50 pohon jenis albasia juga ikut tumbang. Kerugian ditaksir mencapai sekitar puluhan juta rupiah.
"Padahal, empat bulan lagi cengkeh ini akan panen. Saat ini harga cengkeh kering saja mencapai Rp 130 ribu, kalau cengkeh basah Rp 60 ribu. Padahal satu pohon bisa menghasilkan sekitar 120 kilogram cengkeh basah atau jika sudah kering bisa menjadi sekitar 30 kilogram atau berkisar harga Rp 3.9 juta,"jelas Martono.
Kepala Dusun I Desa Baseh, Efendi mengatakan, kerugian akibat angin puting beliung yang menyebabkan ratusan pohon tumbang mencapai ratusan juta rupiah. Dari laporan pemilik pohon dan pendataan, sekitar 300 pohon cengkeh siap panen dan 200 pohon albasia tumbang. (sdk/gus/din)
Warga yang berada di dua grumbul, masing-masing di wilayah Kadus I dan Kadus II ini, sempat dibuat was-was dengna kedatangan angin puting beliung yan gmenyapu wilayah mereka sekitar pukul 14.45. Kepala Desa (Kades) Sokawera, Rahmat Suwendi mengatakan, sebagian besar kerusakan terjadi pada bagian atap rumah. Dari catatan petugas kantor desa setempat, sekitar 15 rumah mengalami rusak sedang, 48 lainya rusak ringan.
Rahmat menjelaskan, di antara kedua grumbul yang saling berseberangan tersebut, di wilayah Grumbul Bonjok mengalami kondisi paling parah. "Atap rumah warg abeterbangan dibawa angin, beberapa di antaranya patah namun tidak menimbulkan korban jiwa, " jelasnya.
Akibat angin puting beliung tersebut, kerugian yang ditaksir hingga Rp 40 juta. Selain bantuan langsung berupa atap dan papan dari PNPM setempat, bantuan bagi para korban angin puting beliung sudah diusulkan ke instansi terkait. Warga bersma anggota TNI dari KOramil Somagede, Rabu (20/3) ikut membantu membantu memperbaiki rumah yang rusak.
Salah seorang warga setempat, Alim (46), mengaku masih khawatir terjadi bencana susulan. Untuk mengantinsipasi bencana susulan, warga menebang sejumlah pohon besar yang dianggap membahayakan keselamatan mereka. "Jaringan listrik PLN juga ikut putus akibat tertimpa pohon tumbang. Kondisi tersebut masih menjadi terus diwaspadai.
Di Grumbul Karangpeleng, Desa Baseh, Kecamatan Kedung Banteng, sedikitnya 300 pohon cengkeh siap panen tumbang akibat tersapu angin puting beliung, Senin (18/3) sekitar pukul 17.00. Akibat kejadian tersebut, kerugian yang ditanggung pemilik pohon akibat peristiwa itu ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.
Salah satu pemilik pohon cengkeh di Desa Baseh, Martono mengatakan, hujan disertai angin besar Senin (18/3) lalu membuat pohon tumbang. Selain pohon cengkeh, pohon albasia banyak yang ikut tumbang.
"Hujan besar dua hari yang lalu, mengakibatkan pohon-pohon cengkeh tumbang. Akibatnya pemilik mengalami kerugian besar. Hampir 50 persen tanaman warga di Grumbul Karangpelem tumbang sampai ke akar-akarnya,"kata Martono, saat ditemui di lokasi kebun.
Di kebun miliknya, dia sudah menghitung pohon cengkeh yang tumbang mencapai 70 pohon. Sekitar 50 pohon jenis albasia juga ikut tumbang. Kerugian ditaksir mencapai sekitar puluhan juta rupiah.
"Padahal, empat bulan lagi cengkeh ini akan panen. Saat ini harga cengkeh kering saja mencapai Rp 130 ribu, kalau cengkeh basah Rp 60 ribu. Padahal satu pohon bisa menghasilkan sekitar 120 kilogram cengkeh basah atau jika sudah kering bisa menjadi sekitar 30 kilogram atau berkisar harga Rp 3.9 juta,"jelas Martono.
Kepala Dusun I Desa Baseh, Efendi mengatakan, kerugian akibat angin puting beliung yang menyebabkan ratusan pohon tumbang mencapai ratusan juta rupiah. Dari laporan pemilik pohon dan pendataan, sekitar 300 pohon cengkeh siap panen dan 200 pohon albasia tumbang. (sdk/gus/din)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ribuan Warga Blokir Jalan Cirabit
Redaktur : Tim Redaksi