SERANG - Ratusan warga mulai dari orangtua, dewasa dan anak-anak bergabung bersama ratusan buruh yang bekerja di pabrik di wilayah Serang timur, Kabupaten Serang, Banten menggelar pemblokiran Jalan Raya Cikande-Rangkasbitung (Cirabit) KM 2 milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten, Rabu (20/3).
Demo itu dilakukan menyusul kerusakan parah Jalan Cirabit, yakni jalan lintas Kabupaten Serang-Kabupaten Lebak sepanjang 2,6 kilometer yang hingga kini belum juga diperbaiki. Akibatnya, aktivitas lalu lintas dan pabrik di ruas jalan itu lumpuh total. Kemacetan lalu lintas terjadi hingga belasan kilometer.
Pantauan INDOPOS (JPNN Group), aksi unjukrasa tepatnya digelar di Kampung Pegantungan, Desa Gabus, Kecamatan Kopo, Kabupaten Serang Rabu (20/3) pukul 08.00. Ratusan warga dan buruh sengaja membuat posko di tengah jalan yang rusak parah tersebut, hingga kendaraan tak bisa melintas.
Awalnya, aksi dimulai dengan menanam pohon di tengah jalan. Saat itu banyak anak kecil bahkan dari salah satu PAUD dan TK setempa bergabung berdemo. Tapi lama-lama aksi berubah menjadi memblokira jalan. Pendemo meletakan batu-batu besar di tengah jalan dan menebang pohon lalu meletakkannya di tengah jalan.
Bahkan para pendemo juga membakar ban. Itu agar akses Jalan Cirabit tidak bisa dilintasi kendaraan. Ketua Forum Cikande-Rangkasbitung (Cirabit) Anas Mathofany mengatakan, warga dan buruh meminta Pemprov Banten mempercepat perbaikan jalan. Karena, akibat jalan rusak banyak pengendara motor kecelakaan. Bahkan menelan korban jiwa warga sekitar.
Kerusakan jalan ini juga membuat banyak pengusaha yang memiliki pabrik di sepanjang Jalan Cirabit rugi miliaran rupiah. Karena perusahaan ekspedisi menolak mengirim barang ke wilayah Cikande, Kopo dan Jawilan yang memang banyak pabrik. ”Karena jalannya rusak parah. Banyak kendaraan terguling,” pungkasnya juga.
Tidak hanya itu, Pemprov Banten juga diminta menertibkan truk angkutan pasir dan menutup tambang pasir di dekat wilayah itu yang menjadi penyebab kerusakan jalan. ”Perbaiki beton sudah dilakukan tapi bolong-bolong lagi. Jalannya rusak lagi,” ujarnya.
Dia juga mendesak Pemprov Banten membubarkan pos dinas perhubungan di Desa Nangela. Pasalnya, pos itu melakukan pungutan liar kepada truk pasir dan truk lainnya yang bermuatan melebihi tonase agar bisa tetap melintas hingga menyebabkan jalan cepat rusak. Sementara itu, Herman buruh PT Rimba Wood Arsilestari, Herman mengatakan demo juga diikuti buruh karena jalan rusak menyusahkan mereka.
”Jalan rusak ini juga menghambat kami masuk kerja. Kami juga terancam kecelakaan serta membuat kendaraan kami cepat tusak,” ungkapnya. Dalam aksi ini, 820 polisi dari Polres Serang, Polres Lebak dan Polda Banten dikerahkan guna mengamankan aksi demo tersebut. Setelah beberapa jam berorasi akhirnya digelar dialog.
Dialog dimediasi polisi dan dihadiri perwakilan Dinas Bina Marga dan Tata Ruang (DBMTR) Banten dan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Banten. Akhirnya warga membuka blokir jalan pukul 14.00 setelah terjadi kesepakatan dan warga membubarkan diri.
Tapi mereka mengancam akan melakukan aksi yang lebih besar lagi bila tuntutannya tidak dipenuhi dalam waktu lima hari. Kabid Pembangunan Jalan dan Jembatan, Dinas Bina Marga dan Tata Ruang (DBMTR) Provinsi Banten Muchtar Sutanto mengatakan kalau saat ini perbaikan Jalan Cirabit dalam proses tender.
Kontrak kerja untuk pembangunan Jalan Cirabit akan dilakukan pada 27 Maret 2013 mendatang. ”Proyek perbaikan Jalan Cirabit masih dalam proses. Tapi pada 15 April 2013 ini akan segera kami bangun,” tutur Muchtar, usai menggelar pertemuan dengan pendemo. Dia juga memaparkan Jalan Cirabit berkapasitas 8 ton atau masuk dalam kategori kelas III B.
Tapi banyak kendaraan yang melebihi tonase melintas di sana. Karena itu dia mendukung muatan yg melebihi tonase ditertibkan. ”Pada saat dibangun nanti, kami minta Forum Cirabit ikut mengawasi jalannya pembangunan,” cetusnya seraya mengatakan pembangunan jalan akan dilaksanakan selama enam bulan setelah kontrak ditandatangani. (bud)
Demo itu dilakukan menyusul kerusakan parah Jalan Cirabit, yakni jalan lintas Kabupaten Serang-Kabupaten Lebak sepanjang 2,6 kilometer yang hingga kini belum juga diperbaiki. Akibatnya, aktivitas lalu lintas dan pabrik di ruas jalan itu lumpuh total. Kemacetan lalu lintas terjadi hingga belasan kilometer.
Pantauan INDOPOS (JPNN Group), aksi unjukrasa tepatnya digelar di Kampung Pegantungan, Desa Gabus, Kecamatan Kopo, Kabupaten Serang Rabu (20/3) pukul 08.00. Ratusan warga dan buruh sengaja membuat posko di tengah jalan yang rusak parah tersebut, hingga kendaraan tak bisa melintas.
Awalnya, aksi dimulai dengan menanam pohon di tengah jalan. Saat itu banyak anak kecil bahkan dari salah satu PAUD dan TK setempa bergabung berdemo. Tapi lama-lama aksi berubah menjadi memblokira jalan. Pendemo meletakan batu-batu besar di tengah jalan dan menebang pohon lalu meletakkannya di tengah jalan.
Bahkan para pendemo juga membakar ban. Itu agar akses Jalan Cirabit tidak bisa dilintasi kendaraan. Ketua Forum Cikande-Rangkasbitung (Cirabit) Anas Mathofany mengatakan, warga dan buruh meminta Pemprov Banten mempercepat perbaikan jalan. Karena, akibat jalan rusak banyak pengendara motor kecelakaan. Bahkan menelan korban jiwa warga sekitar.
Kerusakan jalan ini juga membuat banyak pengusaha yang memiliki pabrik di sepanjang Jalan Cirabit rugi miliaran rupiah. Karena perusahaan ekspedisi menolak mengirim barang ke wilayah Cikande, Kopo dan Jawilan yang memang banyak pabrik. ”Karena jalannya rusak parah. Banyak kendaraan terguling,” pungkasnya juga.
Tidak hanya itu, Pemprov Banten juga diminta menertibkan truk angkutan pasir dan menutup tambang pasir di dekat wilayah itu yang menjadi penyebab kerusakan jalan. ”Perbaiki beton sudah dilakukan tapi bolong-bolong lagi. Jalannya rusak lagi,” ujarnya.
Dia juga mendesak Pemprov Banten membubarkan pos dinas perhubungan di Desa Nangela. Pasalnya, pos itu melakukan pungutan liar kepada truk pasir dan truk lainnya yang bermuatan melebihi tonase agar bisa tetap melintas hingga menyebabkan jalan cepat rusak. Sementara itu, Herman buruh PT Rimba Wood Arsilestari, Herman mengatakan demo juga diikuti buruh karena jalan rusak menyusahkan mereka.
”Jalan rusak ini juga menghambat kami masuk kerja. Kami juga terancam kecelakaan serta membuat kendaraan kami cepat tusak,” ungkapnya. Dalam aksi ini, 820 polisi dari Polres Serang, Polres Lebak dan Polda Banten dikerahkan guna mengamankan aksi demo tersebut. Setelah beberapa jam berorasi akhirnya digelar dialog.
Dialog dimediasi polisi dan dihadiri perwakilan Dinas Bina Marga dan Tata Ruang (DBMTR) Banten dan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Banten. Akhirnya warga membuka blokir jalan pukul 14.00 setelah terjadi kesepakatan dan warga membubarkan diri.
Tapi mereka mengancam akan melakukan aksi yang lebih besar lagi bila tuntutannya tidak dipenuhi dalam waktu lima hari. Kabid Pembangunan Jalan dan Jembatan, Dinas Bina Marga dan Tata Ruang (DBMTR) Provinsi Banten Muchtar Sutanto mengatakan kalau saat ini perbaikan Jalan Cirabit dalam proses tender.
Kontrak kerja untuk pembangunan Jalan Cirabit akan dilakukan pada 27 Maret 2013 mendatang. ”Proyek perbaikan Jalan Cirabit masih dalam proses. Tapi pada 15 April 2013 ini akan segera kami bangun,” tutur Muchtar, usai menggelar pertemuan dengan pendemo. Dia juga memaparkan Jalan Cirabit berkapasitas 8 ton atau masuk dalam kategori kelas III B.
Tapi banyak kendaraan yang melebihi tonase melintas di sana. Karena itu dia mendukung muatan yg melebihi tonase ditertibkan. ”Pada saat dibangun nanti, kami minta Forum Cirabit ikut mengawasi jalannya pembangunan,” cetusnya seraya mengatakan pembangunan jalan akan dilaksanakan selama enam bulan setelah kontrak ditandatangani. (bud)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Korban Dextro Ada Tiap Minggu
Redaktur : Tim Redaksi