Puting Beliung Terjang Delapan Wilayah

Satu Tewas, Puluhan Luka, Ratusan Rumah Rusak

Kamis, 26 Januari 2012 – 08:32 WIB

JAKARTA - Puting beliung kemarin menerjang sedikitnya delapan wilayah di tanah air. Data di Posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kedelapan wilayah itu adalah Kepulauan Seribu, Jakarta Selatan, Situbondo, Kediri, Blitar, Malang, Sukabumi, dan Indramayu.

Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, angin puting beliung di Kepulauan Seribu terjadi pada pukul 12.30, yakni di Pulau Kelapa dan Pulau Harapan. Tercatat 35 orang luka-luka dan 459 rumah rusak ringan hingga sedang. "Selain itu, empat unit sekolah rusak. 60 pohon tumbang. 20 tiang listrik roboh. Bangunan seperti sekolah, kantor, puskesmas, dan masjid juga rusak," terangnya.

Di Jakarta Selatan, seorang sopir bajaj bernama Warno, 55 tahun, tewas karena tertimpa pohon sengon di Jalan Dharmawangsa Raya, Jakarta Selatan, sekitar pukul 10.00. Penumpang bajaj yang bernama Zulfahmi mengalami luka di bagian tangan kanan dan menjalani rawat inap di RS Fatmawati. Pohon tersebut juga menimpa empat mobil lain hingga rusak berat.

"Korban langsung meninggal di tempat dengan luka di kepala dan kemungkinan tulang pinggang patah. Pas diangkat badannya berbentuk huruf U dan berdarah," ujar Brigadir Bayu Hadi, petugas Unit Laka Lantas Polres Jakarta Selatan, kemarin (25/1).

Di Situbondo, angin puyuh menerjang enam kecamatan, yaitu Mangaran, Kapongan, Panji, Panarukan, Kecamatan Kota, dan Sumbermalang. Ratusan rumah warga rusak, utamanya di Kecamatan Mangaran.

Bencana juga melanda Kediri. Selain merobohkan sejumlah fasilitas umum di Kecamatan Mojo, juga memporak-porandakan rumah milik warga. Belum diketahui jumlah pasti rumah yang rusak akibat angin kencang tersebut.

Di Kota Blitar, pohon-pohon besar tumbang, akibat diterjang angin kencang. Akibatnya, sebuah mobil rusak berat dan lima orang harus dilarikan ke sejumlah rumah sakit karena terluka. Sedangkan di Malang, dua warga harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka serius.

Puting beliung juga melanda tiga kecamatan di Kabupaten Sukabumi, yaitu Ciracap, Cidahu, dan Cicurug. Puluhan rumah warga rusak diterjang angin puting beliung, namun tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut. Selain itu, di Indramayu, Jawa Barat, angin puyuh menerjang Kecamatan Juntinyuat, menyebabkan 97 rumah di dua desa rusak.

"Puting beliung disebabkan pengaruh pusat sistem tekanan rendah di perairan selatan Nusa Tenggara Timur. Masyarakat dihimbau terus waspada mengingat kemungkinan meningkatnya menjadi siklon tropis," terang Sutopo.

Selain angin ribut, cuaca di sekitar Jakarta juga diperkirakan akan lebih sering hujan. Kemarin, terjadi peningkatan aktivitas pembentukan awan hujan di Jabodetabek dengan potensi hujan berintensitas sedang-lebat disertai kilatn, petir dan angin kencang.

"Masyarakat diminta meningkatkan kesiapsiagaan terhadap ancaman banjir. BMKG memprediksikan puncak hujan Jakarta terjadi hingga pertengahan Februari 2012," terang Sutopo.

Selain menyebabkan kerusakan, cuaca buruk juga mengganggu transportasi di sejumlah wilayah. Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan yang dikumpulkan dari laporan sejumlah Kantor Keselamatan Pelayaran (KKP), di Pelabuhan Merak, Banten, siang kemarin ombak mencapai empat meter, angin kuat dan kencang. Akibatnya, kapal cepat penghubung Jawa-Sumatera tidak beroperasi, sementara kapal ferry tetap beroperasi.

Di Pelabuhan Gilimanuk-Ketapang, aktivitas penyeberangan dari Jawa ke Bali tetap berjalan normal. Sementara, Pelabuhan Padang Bai yang melayani penyeberangan Bali-Lombok sempat ditutup pada Selasa (24/1) karena gelombang sampai lima meter pada sore hari selama tiga jam, namun kemarin pelabuhan tersebut sudah dibuka kembali.

Di Mataram, perlu adanya kewaspadaan dini terhadap adanya tinggi gelombang air laut di sepanjang perairan utara dan selatan NTB yang mencapai enam meter dan angin kencang mencapai kecepatan 40 kilometer di seluruh wilayah Nusa Tenggara Barat.

Beberapa Pelabuhan seperti Pelabuhan Penyeberangan Lembar di Lombok memberlakukan sistem buka tutup sementara, dimana sejak pukul enam kemarin pagi pelabuhan ditutup sementara, setelah pada malam sebelumnya (24/01) hanya tiga kapal yang berangkat. Antrian kendaraan cukup panjang.

Pelabuhan lain, seperti Pelabuhan Laut Pemenang, yang biasanya ramai dengan kunjungan wisman dari Bali, kemarin  juga ditutup sementara. Demikian pula Pelabuhan Penyeberangan Sape juga telah ditutup sejak tanggal 23 Januari yang lalu sampai batas waktu  belum ditentukan.

Sementara, Pelabuhan Penyeberangan Labuhan Lombok dan Pototano yang menghubungkan Lombok dan Sumbawa serta Pelabuhan Laut Bima tetap masih beroperasi seperti biasa.

"Sehubungan dengan hal ini, saya telah menbuat edaran kepada seluruh KKP untuk  melakukan kesiapsiagaan mengantisipasi cuaca yangg tidak menentu di pelabuhan laut dan bandara masing-masing," ujar Dirjen  Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI Tjandra Yoga Aditama.

Tjandra juga meminta semua KKP melakuka stock opname logistik yang mungkin diperlukan. "Petugas agar tetap siaga dengan kemungkinan kondisi gangguan kesehatan akibat kondisi matra di wilayah pelabuhan dan selalu berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat. Saya minta segera melaporkan ke DirJen P2PL bila ada perkembangan keadaan yang diperlukan," tandasnya. (wan/tir/ttg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Keluarga Apriyani Minta Maaf Lewat Televisi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler