jpnn.com, JAKARTA - Ketua Desk Kerjasama Regional BKSAP DPR RI Putu Supadma Rudana menyebut Sidang Umum ke-44 AIPA di Jakarta pada Agustus 2023 tidak hanya membahas ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan saja atau the epicentrum of growth.
Namun, The-44th General Assembly ASEAN Inter-Parliamentary Union (AIPA) itu akan membicarakan persoalan yang lebih luas.
BACA JUGA: Putu Rudana: Sidang ke-44 AIPA untuk Menjaga Stabilitas Kawasan ASEAN
"Nanti juga akan membahas persoalan kesejahteraan, masyarakat, dan planet (prosperity, people, and planet),” ujar Putu melalui keterangannya pada Rabu (26/7).
Putu menyebut pertemuan KTT ASEAN di NTT atau tingkat eksekutif menekankan isu ASEAN pada persoalan episentrum ekonomi. Namun, untuk level legislatif atau Parlemen se-ASEAN menekankan soal aspek episentrum ekonomi, yakni kesejahteraan masyarakat dan lingkungan.
BACA JUGA: Detik-Detik Driver Taksi Online Tewas Ditusuk Penumpang, Motif Pelaku, Ya Tuhan
Pada aspek itu, peran dan visi parlemen sangat penting dan besar untuk selalu mendorong pemerintah agar melakukan segala upaya. "Tidak hanya bisnis as usual, tetapi juga out of the box, melampaui konsep-konsep biasa," ucap Putu.
Wakil Ketua BKSAP DPR RI itu mengatakan Sidang Umum ke-44 AIPA di Jakarta nanti menjadi momentum bagi Indonesia sebagai paru-paru dunia dan ASEAN untuk menagih komitmen negara maju terhadap pendanaan atasi perubahan iklim.
BACA JUGA: Pak Anies Baswedan Botak Sekarang?
Pada 15th Conference of Parties (COP15) of the UNFCCC di Denmark tahun 2009, kata Putu, negara maju berkomitmen terhadap tujuan kolektif memobilisasi USD 100 miliar per tahun mulai 2020 untuk aksi iklim bagi negara berkembang, yaitu mitigasi terhadap perubahan iklim dan transparansi pelaksanaan.
"Ini memang kita belum mampu mewujudkan. Jika ini tuntutan Indonesia, harapannya juga menjadi tuntutan kawasan ASEAN kepada negara-negara maju," ujar legislator asal Bali itu.
Putu Rudana mengingatkan pentingnya implementasi konsep green economy, bagaimana kawasan ASEAN siap menuju transisi hijau dan masyarakatnya mendapat support secara inklusif dalam peningkatan ekonomi yang berkelanjutan.
"Jangan sampai ada terjadi mungkin, satu negara yang punya growth/pertumbuhan yang tinggi, tetapi (anggota) ASEAN lainnya justru jomplang, rendah pertumbuhannya," tutur Putu Rudana.(fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam