Putu Supadma Dorong Peningkatan Peran Museum di Indonesia

Kamis, 12 Oktober 2017 – 13:52 WIB
Putu Supadma Rudana. FOTO: Charlie Lopulua/Indopos/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Putu Supadma Rudana melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa museum di Jakarta, Kamis (12/10).

Salah satunya adalah Museum DPR RI yang berada di Gedung KK DPR RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta.

BACA JUGA: Pak Jokowi Bakal Hibahkan Lima Keris ke Museum di Solo

Sidak itu dilakukan dalam rangka memperingati Hari Museum Sedunia yang jatuh hari ini.

Putu mengatakan, Museum DPR RI memperlihatkan perjalanan sebuah bangsa yang tidak bisa dilepaskan dengan peran rakyat Indonesia dalam menentukan pemimpinnya dan wakilnya.

BACA JUGA: Fadli Zon Dukung Gagasan Ahmad Dhani

Anggota Komisi X DPR itu menambahkan, museum tersebut menunjukkan peran, tugas dan fungsi DPR serta MPR sejak awal berdiri.

Menurut dia, peran museum itu sangat besar. Salah satunya untuk mengukuhkan dan meneguhkan empat pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, NKRI, Bhineka Tunggal Ika, dan UUD 45.

BACA JUGA: Ratusan Pengelola Museum Bertemu untuk Tingkatkan SDM Pengelolaan

“Saya berharap kepada sebagian masyarakat jangan hanya melihat dari satu sisi dan oknumnya, tetapi proses demokrasinya yang penuh nilai sejarah kebangsaan, Sehingga peran positif dan mulia DPR dapat terlihat secara komprehensif dimuseum ini," ujar Putu.

Dia juga menyoroti koleksi Museum DPR yang kurang lengkap. Selain itu, dia menilai perlu ada peningkatan dan konsep yang lebih komprehensif dalam mengelola dan menampilkan sejarah dan perjalanan DPR RI dalam mengawal demokrasi di Indonesia.

Putu juga terlihat sedikit kecewa karena hanya bertemu dengan pamong budaya (penjaga museum). Menurutnya, permasalahan kondisi museum harus dijelaskan oleh pimpinan.

"Saya tadinya berharap bertemu dengan pimpinan museum ini untuk mencari tahu permasalahan museum ini. Yang pasti, kami akan mendorong dari kelembagaan dan anggaran agar semua stakeholder dapat memberikan kontribusi maksimal kepada museum di Indonesia,” tambah Putu.

Dia berharap Museum DPR RI  mempunyai ruang yang lebih luas, representatif, dan posisinya strategis guna memudahkan para pengunjung untuk menikmati koleksi dan narasinya.

Putu juga mencontohkan Museum Kepresidenan di Istana Bogor. Menurut dia, ada kemungkinan membuat patung pimpinan DPR pertama hingga yang sekarang.

“Lalu, digitalisasi foto-foto perkembangan DPR RI dan digitalisasi dokumen-dokumen awal terbentuknya DPR RI. Hal itu agar masyarakat lebih mendapatkan informasi secara menyeluruh dan mengetahui secara lengkap. Di samping itu peningkatan dalam bidang tata letak, tata kelola, dan marketing museum tentu perlu ditingkatkan agar museum dapat menjadi tujuan utama dan pertama para wisatawan," ungkap Putu.

Dia berharap, kunjungan berbagai pihak ke DPR diawali dengan menyambangi museum itu.

Hal itu berguna untukmengetahui dan mendapatkan informasi mengenai peran penting anggota dewan dalam memperjuangkan aspirasi dan keinginan rakyat dalam tujuan untuk memberikan kesejahteraan kepada rakyat Indonesia.

“Sehingga semua kegiatan sebelum para pengunjung berkeliling gedung rakyat ini, sudah melihat dan memahami narasi dari gagasan yang ada di gedung DPRRI," tutur politikus asal Bali itu.

Dia berharap Sapta Karsa dapat diwujudkan guna memuliakan permuseuman di Indonesia.

Sebab, museum di Indonesia memiliki berbagai tantangan. Salah satunya yaitu penganggaran komprehensif untuk museum. Selain itu, ada visi besar dari pemerintah atas politik kebudayaan dalam berbangsa dan bernegara agar museum dapat menjadi rumah besar kebudayaan usantara.

Sapta Karsa merupakan tujuh keinginan segenap permuseuman Indonesia. Yakni, aspirasi mewujudkan UU Permuseuman, pembentukan badan museum, pembentukan lembaga sertifikasi dan skreditasi, penganggaran yang lebih komprehensif, peningkatan dan pengaturan SDM yang lebih terkelola baik dan berjenjang, kelembagaan museum yang lebih strategis, serta menghadirkan kembali Gerakan Nasional Cinta Museum.

Selama ini, sambung Putu, manajemen pengelolaan museum belum komprehensif, minim anggaran, dan pengelolaan sumber daya manusianya lemah.

“Kami akan tunggu dan lihat pada pembahasan anggaran 2018 nanti. Saya sudah ajukan gagasan untuk meningkatkan peran museum dan memberikan dukungan anggaran program bagi museum-museum di Indonesia dalam perannya menggaungkan nilai-nilai luhur peradaban dan kebudayaan Indonesia," ucap ketua karang taruna Bali itu. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kami Astronot Cantik dari Indonesia


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler