PVMBG Merekam Kejadian Tak Biasa di Gunung Semeru, Warga Wajib Waspada

Rabu, 14 Desember 2022 – 06:45 WIB
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekam adanya aktivitas tak biasa yang terjadi pada Gunung Semeru. ANTARA/HO-BNPB/am

jpnn.com, JAKARTA - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekam adanya aktivitas tak biasa yang terjadi pada Gunung Semeru.

Gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut itu secara administratif terletak dalam dua kabupaten, yaitu Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang di Provinsi Jawa Timur.

BACA JUGA: Imbau Warga Waspada, PVMBG: Bandung Barat Masuk Kawasan Rawan Gempa Bumi

Koordinator Gunung Api PVMBG Oktory Prambada mengatakan peristiwa itu adalah deformasi berupa inflasi atau penggembungan.

Menurutnya, penggembungan terjadi akibat suplai magma yang memenuhi dapur magma atau kantong-kantong magma pada gunung api tersebut.

BACA JUGA: Peringatan dari PVMBG, Tolong Hindari Gunung Anak Krakatau, Minimal 5 Kilometer

"Gunung ini menggembung pada Oktober 2022. Ini sejalan dengan catatan seismik kami yang menunjukkan bahwa Oktober itu ada suplai magma (signifikan), baik di dapur magma atau kantong-kantong magma," ujar Oktory dalam sebuah webinar tentang gunung api yang dipantau di Jakarta, Selasa malam.

Oktory menjelaskan pascaerupsi yang terjadi pada akhir 2021 lalu, Gunung Semeru secara konstan mengalami suplai dan pergerakan magma hingga puncaknya terjadi pada Oktober 2022.

BACA JUGA: PVMBG Buka-bukaan soal Data Potensi Bencana, Warga Jabar Wajib Tahu!

Penggembungan itu juga terjadi akibat peningkatan tekanan dan desakan magma di dalam tubuh gunung api tersebut. Perubahan deformasi itu terpantau melalui tiltmeter dan pemodelan GPS berupa gambar warna-warni yang terdapat pada tubuh gunung api tersebut.

"Dua hari sebelum meletus SO2 (sulfur dioksida) tampak besar keluar dari erupsi Gunung Semeru," kata Oktory.

Pada 4 sampai 7 Desember 2022, citra thermal mengindikasi anomali yang menurun dari 15 MW ke 3 MW yang mengindikasikan berkurangnya penumpukan material pijar di sekitar permukaan kawah Gunung Semeru.

Saat ini, status Gunung Semeru berada pada level III atau Siaga setelah sebelumnya sempat naik ke level IV atau awas akibat erupsi yang terjadi pada 4 Desember 2022 lalu. Status Awas itu hanya berlangsung selama lima hari dan turun kembali ke status Siaga pada 9 Desember 2022.

PVMBG merekomendasikan warga untuk tidak melakukan melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak Gunung Semeru.

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.

Selain itu, PVMBG juga merekomendasikan warga untuk tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Warga diminta untuk mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler