BANJARNEGARA-Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Rabu (20/3) memasang satu unit alat nanometer seismograf digital broadband di Pos Pengamatan Gunung Api Dieng.
Alat yang dipasang ini, untuk melengkapi seismograf yang sudah terpasang selama ini. Hanya saja, alat baru tersebut lebih peka dan bisa merekam lebih detail kegempaan.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dieng, Tunut Pujiarjomengatakan, alat baru tersebut bisa merekam titik episentrum kegempaan sehingga lebih canggih. Dengan adanya tambahan alat tersebut, pihaknya dapat lebih mengetahui perkembangan kegempaan di sekitar kawah Timbang, dusun Simbar, Desa Sumberejo, Kecamatan Batur.
Selain itu, petugas juga mengujicobakan satu unit alat berupa multigas yang berasal dari Amerika. Fungsi alat ini adalah mengetahui konsentrasi gas beracun yang keluar dari kawah Timbang.
"Alat ini dapat langsung mengetahui kandungan gas yang ada di titik pantau. Hasilnya sebagai pembanding dari data yang berasal dari alat multigas kami yang sudah ada sebelumnya," katanya.
Titik pemantauan konsentasi gas, ada di delapan titik. Seluruhnya dipasang di luar radius berbahaya yang ditetapkan PVMBG saat ini yakni sejauh 500 meter dari kawah Timbang.
Lebih jauh ia menjelaskan, dari hasil ujicoba yang dilakukan, hasilnya tidak terlalu jauh berbeda dengan alat multigas yang sebelumnya sudah ada.
Namun demikian, pihaknya menilai, alat ini kurang praktis digunakan untuk melakukan pengukuran kandungan gas di titik pantau. Salah satu alasannya karena alat tersebut harus dibawa oleh dua orang dan cukup berat.
Mengenai radius berbahaya gas beracun kawah Timbang, Tunut mengatakan, sesuai dengan arahan dari PVMBG, hingga kini belum ada perluasan daerah berbahaya. " Masih sama dengan beberapa hari lalu yakni 500 meter. Kami pun masih tetap siaga memantau perkembangan kawah Timbang ini setiap waktu yang dibutuhkan," jelasnya.
Sementara, aktivitas Kawah Timbang di Desa Sumberejo, Kecamatan Batur, terus menunjukkan peningkatan. Jarak luncur gas beracun semakin jauh, beruntung tidak mengarah ke pemukiman warga.
Dari pemeriksaan terkini, luncuran gas mencapai 400 meter dari pusat semburan di Kawah Timbang. Aliran gas beracun mengarah ke selatan menuju Kali Sat. Jarak luncur itu naik 100 meter dari hari sebelumnya.
Meski demikian, Kepala BPBD Banjarnegera, mengimbau warga agar tenang serta selalu waspada menunggu arahan dari pihaknya. Selain luncuran gas beracun semakin jauh, menurutnya, bau belerang juga tercium menyengat di pemukiman warga yang berjarak sekira 1,5 kilometer dari kawah. Namun, kandungan belerang itu masih aman bagi makhluk hidup.
Sementara itu, tim vulkanologi yang melakukan pengukuran gas pada jarak 700 meter dari kawah, menemukan konsentrasi CO2. Namun kadarnya masih di bawah ambang batas normal, yakni 0,2 persen volume. Ambang batas normal CO2 yakni 0,5 persen volume. (eva/nun)
Alat yang dipasang ini, untuk melengkapi seismograf yang sudah terpasang selama ini. Hanya saja, alat baru tersebut lebih peka dan bisa merekam lebih detail kegempaan.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dieng, Tunut Pujiarjomengatakan, alat baru tersebut bisa merekam titik episentrum kegempaan sehingga lebih canggih. Dengan adanya tambahan alat tersebut, pihaknya dapat lebih mengetahui perkembangan kegempaan di sekitar kawah Timbang, dusun Simbar, Desa Sumberejo, Kecamatan Batur.
Selain itu, petugas juga mengujicobakan satu unit alat berupa multigas yang berasal dari Amerika. Fungsi alat ini adalah mengetahui konsentrasi gas beracun yang keluar dari kawah Timbang.
"Alat ini dapat langsung mengetahui kandungan gas yang ada di titik pantau. Hasilnya sebagai pembanding dari data yang berasal dari alat multigas kami yang sudah ada sebelumnya," katanya.
Titik pemantauan konsentasi gas, ada di delapan titik. Seluruhnya dipasang di luar radius berbahaya yang ditetapkan PVMBG saat ini yakni sejauh 500 meter dari kawah Timbang.
Lebih jauh ia menjelaskan, dari hasil ujicoba yang dilakukan, hasilnya tidak terlalu jauh berbeda dengan alat multigas yang sebelumnya sudah ada.
Namun demikian, pihaknya menilai, alat ini kurang praktis digunakan untuk melakukan pengukuran kandungan gas di titik pantau. Salah satu alasannya karena alat tersebut harus dibawa oleh dua orang dan cukup berat.
Mengenai radius berbahaya gas beracun kawah Timbang, Tunut mengatakan, sesuai dengan arahan dari PVMBG, hingga kini belum ada perluasan daerah berbahaya. " Masih sama dengan beberapa hari lalu yakni 500 meter. Kami pun masih tetap siaga memantau perkembangan kawah Timbang ini setiap waktu yang dibutuhkan," jelasnya.
Sementara, aktivitas Kawah Timbang di Desa Sumberejo, Kecamatan Batur, terus menunjukkan peningkatan. Jarak luncur gas beracun semakin jauh, beruntung tidak mengarah ke pemukiman warga.
Dari pemeriksaan terkini, luncuran gas mencapai 400 meter dari pusat semburan di Kawah Timbang. Aliran gas beracun mengarah ke selatan menuju Kali Sat. Jarak luncur itu naik 100 meter dari hari sebelumnya.
Meski demikian, Kepala BPBD Banjarnegera, mengimbau warga agar tenang serta selalu waspada menunggu arahan dari pihaknya. Selain luncuran gas beracun semakin jauh, menurutnya, bau belerang juga tercium menyengat di pemukiman warga yang berjarak sekira 1,5 kilometer dari kawah. Namun, kandungan belerang itu masih aman bagi makhluk hidup.
Sementara itu, tim vulkanologi yang melakukan pengukuran gas pada jarak 700 meter dari kawah, menemukan konsentrasi CO2. Namun kadarnya masih di bawah ambang batas normal, yakni 0,2 persen volume. Ambang batas normal CO2 yakni 0,5 persen volume. (eva/nun)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Usulan CPNS Pemprov Minimal Berijazah D III
Redaktur : Tim Redaksi