Qualcomm Dorong Indonesia Kembangkan IoT Menuju Era Penemuan

Kamis, 25 April 2019 – 11:18 WIB
Mobile platform Qualcomm. (Foto: Qualcomm/JPNN)

jpnn.com, JAKARTA - Qualcomm Techonologies, inc membuat inisiatif kepada para pengembang, integrator sistem dan operator seluler untuk menjadi pendorong bagi persiapan Indonesia menuju kedatangan 5G dan untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam mewujudkan inisiatif Making Indonesia 4.0.

Hal itu direalisasikan melalui Invention Forum: Era of Smart and Connected Industries yang bertujuan menyediakan kesempatan bagi para pemain Internet of Things (IoT) utama di Indonesia, dalam menjajaki lebih lanjut aplikasi-aplikasi dari Industrial Internet of Things (IIoT) yang dapat diadopsi di Indonesia.

BACA JUGA: Pakai Modem 5G Qualcomm, Harga iPhone Bakal Naik

BACA JUGA: Pakai Modem 5G Qualcomm, Harga iPhone Bakal Naik

Dengan membawa lebih dari 30 tahun upaya penelitian dan pengembangan (R&D) di bidang konektivitas, Qualcomm Technologies berbagi visi dan keahliannya untuk membantu Indonesia menuju Industri 4.0.

BACA JUGA: Apple Sebut Qualcomm Miliki Teknologi Modem Terbaik

Melalui diskusi mengenai inovasi dan teknis produk yang dikombinasikan dengan demonstrasi solusi IoT yang telah tersedia di pasar, terutama di bidang pertanian, kota pintar atau smart city dan transportasi.

Senior Director of Business Development Qualcomm International, Inc Shannedy Ong, mengatakan, Qualcomm Technologies telah memainkan peran penting dalam menciptakan generasi lanjutan dari teknologi nirkabel selama beberapa dekade. Dengan peluncuran 5G pada tahun 2019.

BACA JUGA: Huawei Prediksi Ada 2,8 Miliar Pengguna Jaringan 5G pada 2025

"Kami akan membuka era besar berikutnya yaitu Era Penemuan. Kami akan mendorong perkembangan pesat tidak hanya bagi produk baru, tetapi juga industri baru, termasuk otomotif, Internet of Things (IoT), komputasi, jaringan dan lainnya," kata Ong, Kamis (25/4).

Indonesia telah memperkenalkan revolusi industri keempat di bawah inisiatif Making Indonesia 4.0 pada April 2018, dengan fokus pada inovasi teknologi sebagai pendorong utama dalam meningkatkan daya saing bisnis.

Lima teknologi mendasar yang termasuk dalam inisiatif ini adalah Internet of Things (IoT), artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, augmented reality dan virtual reality (AR/VR), robotika canggih dan 3D printing.

Sementara itu, teknologi tersebut saling terkait dan saling melengkapi, esensi dari Industri 4.0 adalah untuk meningkatkan produktivitas dan fleksibilitas dengan membuat robot, komputer dan peralatan terhubung ke Internet of Things (IoT), dan ditingkatkan dengan algoritma pembelajaran mesin (machine learning).

“Indonesia adalah negara dengan potensi yang besar, dan Qualcomm percaya bahwa mendorong pengembangan IoT akan menjadi tiket emas bagi Indonesia untuk bersaing di tingkat global sebagai produsen teknologi,” tambah Shannedy.

Guna memenuhi aspirasi Indonesia menjadi 10 besar ekonomi global pada 2030, Indonesia harus cepat mengidentifikasi peluang dan berani melakukan investasi di muka untuk memimpin bidang ini di tingkat regional.

Menurut Asosiasi IoT Indonesia, nilai pasar IoT di Indonesia diperkirakan mencapai USD 30 miliar (Rp 444 triliun) dengan lebih dari 400 juta sensor terhubung yang dipasang di berbagai industri terkait pada 2022.

“Dari survei internal kami, 96 persen dari responden percaya bahwa industri lokal dapat menghasilkan perangkat keras IoT seperti sensor, card interfaces, antena, pengontrol mini dan smart meters,” kata Wakil Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia Andri Yadi.

Dia menambahkan, dengan potensi luar biasa yang ditawarkan pasar dan kepercayaan diri dari pemain lokal, pemerintah harus bertindak cepat untuk menyelesaikan roadmap IoT dan menelurkan peraturan yang mendukung perkembangan industri lokal. (mg9/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hadapi Industri 4.0, BLK Harus Ikuti Perkembangan


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler