jpnn.com, JAKARTA - Dua perusahaan pengembang PLTS, Quantum Power Asia dan ib vogt bersama Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau melakukan penandatanganan nota kesepahaman, terkait rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terbesar di Indonesia.
Penandatanganan MoU mega proyek pembangunan PLTS senilai Rp 71,8 triliun ini disaksikan langsung oleh Duta Besar Indonesia untuk Singapura, Suryopratomo.
BACA JUGA: Punya Ritual Khusus Setelah Buka Puasa, Reino Barack Langsung Minta Ini Kepada Syahrini
Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad mengatakan dirinya menyambut baik kolaborasi ini karena selain berdampak positif di bidang ekonomi, sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
"Saya berharap PLTS ini akan menghadirkan solusi kebutuhan energi bersih masa depan sesuai dengan mandat Presiden Joko Widodo. Semoga implementasi proyek ini dapat berjalan lancar dan meningkatkan ekonomi di Kepulauan Riau, Indonesia, bersama-sama dengan Singapura,“ tutur Ansar Ahmad.
BACA JUGA: Hukum Menjilat Organ Kewanitaan Istri
Suryopratomo mengatakan pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk mengurangi emisi gas sekitar 29 %.
Adanya kerja sama dengan negara lain, diharapkan Indonesia bisa berkontribusi lebih untuk mengurangi emisi gas hingga 41%.
BACA JUGA: PLN Operasikan Tulang Punggung Listrik Jawa-Bali, Transmisi Sepanjang 1.181 Kms
"Semoga implementasi MoU ini akan menghasilkan manfaat positif yang berkelanjutan bagi kedua negara," tutur dia.
Proyek PLTS ini akan mencakup pembangunan lebih dari 3,5 GW Solar PV dan lebih dari 12 GWh penyimpanan baterai di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia.
"Proyek ini akan menciptakan sekitar 30.000 pekerjaan dan membangun sistem penyimpanan PV terbesar secara global yang pernah dibangun hingga saat ini," papar Simon G. Bell, Managing Director dan CEO Quantum Power Asia.
Kerja sama ini berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat setempat sebelum mengekspor listrik ke Singapura.
Dengan dukungan penuh dari komunitas masyarakat di Kepulauan Riau, telah dirancang hubungan rantai pasokan hiper-lokal, program pelatihan kompetensi keterampilan yang relevan untuk penduduk, serta kegiatan pembangunan bisnis.
Dengan demikian, diharapkan proyek bisa melibatkan usaha mikro, kecil, hingga menengah lokal dan memberikan dampak positif kepada masyarakat luas secara maksimal.
Sebagai bagian dari inisiatif untuk mencapai netralitas karbon pada 2050, pemerintah Singapura melalui Energy Market Authority (EMA) telah mengeluarkan Request for Proposals (RfP) untuk izin impor listrik, guna memasok energi bersih dari negara tetangganya, termasuk Indonesia.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 4 Cara Merangsang Perut Pasangan, Bercinta Jadi Makin Hot
Redaktur & Reporter : Yessy Artada