Rahasia BRI Pacu Jumlah dan Nilai Transaksi Perbankan

Selasa, 15 Maret 2022 – 19:31 WIB
Transformasi digital PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berhasil membawa capaian positif. Foto: BRI

jpnn.com, JAKARTA - Transformasi digital PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berhasil membawa capaian positif.

Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI Arga M. Nugraha mengatakan transaksi para nasabah BRI makin bergeser ke arah digital dengan pesat.

BACA JUGA: Upaya BRI Pacu Inklusi Keuangan Tuai Pujian dari Wamen BUMN II

Menurutnya, saat ini sebanyak 96,7 persen aktivitas nasabah telah menggunakan digital channel sementara 3,3 persen sisanya masih datang ke unit kerja.

“Ini tak terlepas dari transformasi digital yang kami lakukan sejak 2016. Kami ingin meng-create value bagi masyarakat sesuai kebutuhan. Dengan tetap berpegang pada ciri khas layanan jasa keuangan BRI, kami bersyukur dapat diterima dan cocok untuk nasabah,” jelasnya.

BACA JUGA: Restrukturisasi Kredit BRI Sebesar Rp 245,22 Triliun hingga Desember 2021

Arga mencontohkan salah satu aplikasi digital banking BRI, yakni BRImo misalnya, sepanjang 2021 penggunanya tercatat tumbuh 56,4 persen menjadi 14,2 juta dari 9,1 juta pada 2020.

Adapun jumlah transaksi juga meningkat sekitar 66,2 persen menjadi 1,27 miliar pada 2021 dari 766 juta transaksi pada 2020.

BACA JUGA: BRI Gandeng Ayoconnect Olah Open Banking untuk Pacu Inklusi Keuangan

"Nilai transaksi yang dibukukan melalui platform BRImo pada 2021 mencapai Rp 1.345 triliun atau meningkat 581,1 persen dari Rp 197 triliun pada 2020," bebernya.

Tak hanya itu, BRISPOT sebagai aplikasi pengajuan fasilitas dan layanan kredit konsumer telah meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

BRISPOT kini melibatkan lebih dari 100 ribu loan officers dan approvers, di dalamnya terdapat 140 fitur yang sangat bermanfaat, baik untuk segmen mikro, kecil, maupun konsumer.

"Ada AgenBRILink yang diperkuat oleh sekitar 504.233 agen yang tersebar di seluruh Indonesia. Sepanjang 2021, nilai transaksi di AgenBRILink tumbuh 35,6 persen menjadi Rp 1.143 triliun dari Rp 843 triliun pada tahun sebelumnya," jelasnya.

Selain itu, laku pandai BRI tersebut berhasil menghimpun dana murah atau CASA sebesar Rp 18,2 triliun atau meningkat 37,4 persen dari tahun-tahun sebelumnya.

"Bahkan fee based income yang diperoleh BRI dari agen-agen itu mencapai Rp 1,34 triliun," ucapnya.

Arga menuturkan pencapaian tersebut diperoleh dari sekitar 928 juta transaksi, atau meningkat sekitar 27,5 persen daripada 2020, yakni sebanyak 728 juta transaksi," ucapnya.

Wujud transformasi digital BRI lainnya, yakni aplikasi BRIAPI yang memungkinkan terintegrasi dengan aplikasi pihak ketiga.

BRIAPI terintegrasi dengan lebih dari 475 partner, serta volume penjualannya sebesar Rp 182,78 triliun pada 2021 atau meningkat 229,8 persen year-on-year (yoy). Jumlah transaksi yang dibukukan mencapai 235,1 juta atau meningkat 127,5 persen yoy.

“Kami terus berkomitmen membuat solusi digital yang relevan untuk ekosistem atau nasabah secara individu," ujar Arga.

Arga berharap hal itu memperkuat perekonomian nasional dari sektor finansial dan perbankan.

Visi perseroan tersebut juga sejalan dengan fokus Presidensi G20 tahun ini yang ingin meningkatkan inklusi keuangan.

"Keberhasilan BRI pun tak terlepas dari peran Digital Advisors (penyuluh digital) yang bertugas meningkatkan kecerdasan digital pelanggan," tegasnya.

Keberhasilan Phygital

Pengamat Ekonomi Perbankan dari Binus University Doddy Ariefianto menjelaskan keberhasilan transformasi digital BRI dapat disebut dengan istilah phygital, yaitu physical and digital. P

hygital merupakan paduan keunggulan layanan fisik secara langsung dan digital. Adapun strategi BRI mengkombinasikan layanan physical and digital dengan sebutan Hybrid Bank.

“Strategi memang perlu gradual atau bertahap, ada fisik dan digital. Untuk costnya, layanan digital tersebut tidak murah investasinya, terutama pada penyediaan server, securitynya, dan enkripsinya.
Namun, di masa pandemi seperti saat ini orang menghindari kerumunan, akhirnya datang langsung ke cabang sudah tidak begitu digemari,” ujarnya.

Doddy juga menilai BRI memiliki posisi bisnis yang bagus yang tidak dimiliki semua bank. Terbukti, BRI menjadi satu-satunya bank di Indonesia yang memiliki jaringan paling luas hingga ke pelosok Tanah Air.

“BRI harus konsisten memanfaatkan potensi tersebut,” katanya.

Pasalnya, ketika pandemi berakhir, masyarakat akan tetap mengacu pada layanan digital yang lebih memudahkan transaksi. 

Dengan demikian BRI akan mampu menjadikan transformasi digital sebagai pemacu pertumbuhan kinerja yang konsisten dan berkelanjutan. (jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler