Rahmad Darmawan: Ayo Akhiri Konflik!

Minggu, 01 Januari 2012 – 08:21 WIB

JAKARTA -- Rahmad Darmawan punya catatan khusus memasuki 2012 ini. Tahun 2011 yang baru beberapa jam ditinggalkan, menurut RD-panggilan akrabnya, merupakan tahun gelap bagi dunia persepakbolaan tanah air. Urusan si kulit bundar malah dipenuhi dengan masalah konflik di PSSI.

"Tahun 2011 menjadi episode gelap persepakbolaan kita. Bahkan, media jauh lebih banyak memberitakan konflik pengurus PSSI daripada sepak bola itu sendiri," ujar RD.

Dia mengajak semua pihak segera sadar, menutup lembaran konflik dan mulai berbenah memikirkan urusan prestasi sepak bola.

"Kita sudah harus segera bicara prestasi. Menurut saya, 2012 akan menjadi momen krusial sepak bola Indonesia. Mari kita renungi itu. Konflik yang saat ini terjadi di PSSI dan para anggotanya harus ditengahi dengan keputusan tegas. Semua harus legawa apa pun keputusannya. Suara di tingkat grassroots harus didengar. Kejadian seperti Persija Jakarta, misalnya, yang secara riil didukung akar rumput, namun malah disingkirkan. Itu bisa memicu perpecahan," ajaknya.

Menurutnya, pada 2012, kubu PSSI dan KPSI (Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia), masing-masing harus punya agenda baik. Tinggal disinergikan saja. "Organisasi sepak bola kita butuh sosok yang strong baik dalam leadership maupun pembuatan keputusan," katanya.

"Harus ada soft landing dari apa yang terjadi saat ini. Keberadaan pemain, baik yang berstatus pemain nasional maupun tidak, harus menjadi fokus utama. Di ISL itu ada ratusan pemain dengan anak istri di belakang mereka. Di IPL juga begitu," imbuhnya.

Menanggapi soal pemain ISL yang tidak bisa bermain di timnas, menurut RD, pernyataan Menpora Andi Mallarangeng sudah cukup menjadi pegangan. "Selama PSSI masih ada huruf  "I"-nya, itu berarti siapa pun yang memenuhi syarat berhak ke timnas. Hal tersebut berulang-ulang dikatakan Menpora. Makanya, saya kira yang lainnya harus ikut itu. Terlepas ada perbedaan prinsip dalam hal-hal tertentu. Kalau (ISL) tidak diwadahi, ya direstui sajalah. Itu akan menyelamatkan pemain dan timnas," ulasnya.

Menurut RD, kekuatan sepak bola kita punya potensi luar biasa. Buktinya, kata RD, gambaran kombinasi penggabungan antara yang muda dan senior saat Indonesia melawan LA Galaxy, cukup menunjukkan ada potensi kekuatan. "Kita mampu melawan mereka. Jadi, saya kira di level Asia Tenggara, bukan sesuatu yang sulit bagi kita untuk meraih prestasi. Asal, kita bersatu," ucapnya.

Terkait dengan dirinya yang sudah meninggalkan timnas, menurut RD, coach Aji Santoso pun disebut-sebut bakal mengisi posisi yang dia tinggalkan, menurutnya sudah merupakan pilihan yang pas.

"Di mata saya, Aji adalah figur yang paling pas ada di posisi pelatih timnas U-23. Dia punya pengalaman dengan tim U-23 di PON Jatim dan sukses. Dia juga pernah, meski tidak secara langsung, membangun timnas U-23. Dia tidak perlu diragukan lagi," kata RD tentang sosok Aji.

Khusus untuk timnas U-23, masalah utamanya lebih pada jam terbang yang kurang. Karena itu, katanya, harus ada solusi. Beri kesempatan tampil yang lebih banyak kepada pemain.

Mengenai SEA Games Myanmar yang masih dua tahun lagi, dia menyarankan agar tahun pertama ini hendaknya dilakukan pemilihan pemain dulu. Lalu, tahun kedua dibentuk tim, kemudian ikutkan kompetisi. "Sebab, kompetisi kita belum bisa menjadi penopang yang bagus dalam pengalaman tanding. Dalam semusim hanya beberap kali pemain (U-23) diturunkan pelatih. Mereka harus bersaing dengan pemain senior. Dengan kompetisi kelompk umur (U-23) yang tidak jalan, mengikutkan timnas ke kompetisi adalah salah satu solusi," urainya.

Ditegaskan lagi, timnas itu butuh pemain-pemain terbaik yang ada di negeri ini. Pelatih jelas tidak punya arti apa-apa tanpa pemain. Jika tetap ada pelarangan pemain bergabung dengan timnas karena berkompetisi di liga yang tidak direstui federasi, menurut RD, siapa pun pelatih timnas pasti akan merasa tidak nyaman.

"Kita tahu ada pemain yang lebih hebat daripada yang kita punya, tetapi kita tidak bisa menggunakannya. Padahal, pemain itu sama sekali tidak bersalah. Karena itu, mari pada tahun 2012 kita akhiri semua konflik ini. Kita mau sepak bola kita makin terpuruk atau bangkit? Momen kebangkitan itu ada pada tahun ini. (ali/c10/lk)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Peluang Berat Sabet Emas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler