Kiprotich menjuarai cabang lari marathon di Olimpiade London 2012. Kembali ke ibukota Uganda, Kampala dari London, Rabu (14/8), Stephen disambut dengan tarian dan lagu-lagu tradisional negara Afrika Timur tersebut. Ratusan warga Uganda pun menyambut kedatangannya di bandara.
Bagi Uganda yang merupakan salah satu negara termiskin di dunia, meraih penghargaan tertinggi di ajang internasional berpengaruh besar terhadap nasionalisme warganya. Dari berbagai komentar masyarakat Uganda yang menyambutnya, Kiprotich telah diisyaratkan sebagai pahlawan dan diharapkan menjadi panutan anak muda Uganda.
"Kami sekarang punya panutan dan anak-anak kami akan mengenalnya sebagai pahlawan," ujar Robert Kabushenga, salah satu warga yang menyambut kedatangan Kiprotich di bandara.
"Kemenangannya telah menyatukan Uganda," kata David Satya, warga yang tinggal di desa yang sama dengan Kiprotich.
Bukan cuma masyarakat biasa, petinggi-petinggi di Uganda juga merasa bangga akan prestasi Kiprotich. Mulai dari sarapan kenegaraan bersama presiden, hadiah uang sebesar 51 ribu poundsterling atau Rp 759 juta dari pemerintah, hingga sidang khusus parlemen Uganda digelar untuk menghormati kemenangannya.
"Saya merasa sangat emosional dan hampir lemas melihat perlombaannya, saya sangat senang ini dapat terjadi ketika saya masih hidup," ucap anggota parlemen Uganda, Odonga Otto.
Prestasi Kiprotich menjadi semakin berarti karena bertepatan dengan hari jadi Uganda yang ke-50 tahun. Oleh karenanya, pada Kamis (16/8), parlemen Uganda menggelar sidang khusus untuk membahas pengangkatan Kiprotich sebagai pahlawan nasional.
Kiprotich yang bukan atlet unggulan secara mengejutkan berhasil meraih medali emas di cabang marathon Olimpiade London 2012. Kemenangan Kiprotich menjadi medali emas pertama bagi Uganda sejak olimpiade Munich 1972 dan medali pertama bagi Uganda sejak Olimpiade Atlanta 16 tahun lalu. (AP/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SKB Untuk Payung Hukum Dana PON
Redaktur : Tim Redaksi