jpnn.com - JOHOR – Harapan besar Indonesia untuk bisa melihat wakil-wakilnya merebut trofi di ajang GP Gold Malaysia Open 2014. Dari tiga kontestan final, hanya Simon Santoso yang sukses memenangi partai puncak. Dua wakil lain, Adrianti Firdasari serta ganda campuran, Praveen Jordan/Debby Susanto gagal memenuhi ekspektasi.
Pada laga final yang digelar di Stadium Perbandaran Pasir Gudang, Minggu (30/3), Simon sukses menundukkan wakil India, Sourabh Varma. Menghadapi unggulan kedelapan itu, Simon dipaksa melakoni rubber game.
BACA JUGA: Tolak PSG, Oscar Ingin Jadi Legenda Chelsea
Pada game pertama, Simon kalah 15-21. Namun ia bisa bangkit pada dua game berikutnya. Pebulu tangkis 28 tahun itu berhasil menang dengan skor 21-16 dan 21-19. Simon pun menyudahi perlawanan Varma dalam durasi satu jam sembilan menit.
"Ini adalah awal yang baik buat saya. Target saya memang jadi juara. Kemenangan ini menjadi modal untuk meningkatkan rasa percaya diri saya dan untuk mendongkrak ranking saya," ucap Simon dalam rilisnya.
BACA JUGA: Lewis Hamilton Samai Rekor Legenda F1 Inggris
"Tidak mudah mencapai gelar juara ini, masih banyak yang perlu saya perbaiki. Mudah-mudahan secepatnya saya bisa menjadi top player lagi," lanjutnya.
Sayangnya, sukses Simon ini tak merembet pada dua nomor lain. Adriyanti Firdasari, gagal menjadi juara di nomor tunggal putri setelah kalah dari pemain asal Tiongkok, Yao Xue. Dalam pertandingan yang berlangsung selama 34 menit itu, Firdasari kalah dua game langsung dengan skor 14-21 dan 13-21.
BACA JUGA: Hajar Nadal, Djokovic Juara Sony Open
Walau gagal, Firda tetap bersyukur dan puas dirinya dapat sampai di partai puncak. Ia mengaku jika kekalahannya ini lebih karena sikap terburu-buru dari dalam dirinya.
“Meskipun belum bisa juara, saya bersyukur bisa ke final. Dalam perjalanan ke final, pemain yang saya kalahkan juga pemain yang lumayan bagus. Puas sih tidak, karena tiap pemain maunya pasti juara, tetapi saya bersyukur dengan hasil ini. Ternyata saya masih bisa," kata Firda.
“Saat unggul, saya terburu-buru ingin menguasai permainan depan. Tetapi di depan net sering kali pukulan saya kurang tenaga, jadi tidak melampaui net,” ungkap Firda.
“Di game kedua, saya benar-benar tidak dapat mengeluarkan permainan saya karena terkontrol terus oleh lawan. Xue unggul di bola-bola depan dan ini menyulitkan saya, apalagi pukulannya juga tajam,” lanjut Firda.
Satu hal yang diakui Firda memberikan bantuan besar selama turnamen ini adalah keberadaan pendukung Indonesia. “Peran suporter Indonesia di stadion sangat membantu saya. Dari babak awal mereka selalu memberi dukungan dan membuat saya makin semangat,” pungkas Firda.
Sementara itu, di nomor ganda campuran pasangan Indonesia Praveen Jordan/Debby Susanto juga kalah dari wakil Tiongkok. Mereka kalah dari Lu Kai/Huang Yaqiong dua et langsung 14-21 dan 13-21. (jpnn/obi2/k8)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bagi Minute Play saat Lawan Elche
Redaktur : Tim Redaksi