Raih Laba Rp 24 Triliun, Pertamina Diminta Gencarkan Investasi

Sabtu, 03 September 2016 – 01:29 WIB
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA – PT Pertamina diminta giat berinvestasi dan melakukan ekspansi seiring laba bersih yang melesat pada semester pertama 2016. Sebagaimana diketahui, laba Pertamina melesat 22,1 persen.

Perseroan pelat merah itu membukukan laba USD  1,83 miliar atau sekitar Rp 24,34 triliun pada semester pertama 2016. Peningkatan laba bersih tersebut terjadi justru di tengah menurunnya pendapatan perusahaan karena harga minyak mentah yang masih relatif rendah.

BACA JUGA: Gandeng Will.I.Am, Nescafé Luncurkan Kampanye Kreatif

Sebagaimana perusahaan minyak dan gas dunia lainnya, Pertamina terkena imbas dari penurunan harga minyak. Itu ditunjukkan dengan pendapatan yang turun menjadi USD 17,19 miliar pada semester pertama 2016 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 21,78 miliar.

Namun dengan berbagai upaya efisiensi, seperti pada pengadaan minyak dan non minyak, penekanan losses, penurunan biaya pokok produksi kilang, beban pokok pendapatan berhasil ditekan hingga menjadi USD 12,81 miliar.

BACA JUGA: Penurunan Tarif Interkoneksi Dinilai Merugikan Operator Telekomunikasi

Jumlah itu turun dibanding periode yang sama tahun lalu USD 19,24 miliar. Seiring dengan itu, laporan keuangan Pertamina menunjukkan laba kotor Pertamina melonjak menjadi USD 4,38 miliar pada periode Januari-Juni 2016, dibandingkan periode yang sama 2015 sebesar USD 2,54 miliar.

"Karena revenue tidak bertambah maka peningkatan laba bersih terkait erat dengan efisiensi yang dilakukan Pertamina yang menurut saya cukup impresif sejauh ini," ujar Berly Martawardaya, pengamat ekonomi energi dari Universitas Indonesia.

BACA JUGA: Produksi Garam Diprediksi Anjlok, Ini Saran Pelaku Usaha untuk Pemerintah

Menurut Berly, pencapaian kinerja keuangan Pertamina perlu mendapat apresiasi. Namun, dia mengingatkan, pencapaian ini hendaknya  dijadikan sebagai momentum memacu investasi.

Baik untuk akusisi maupun research and development (R&D) yang hasilnya akan bisa diperoleh pada jangka panjang. Ferdinand Hutahean, Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia, mengatakan efisiensi yang telah dilakukan telah memberikan kontribusi penting bagi meningkatkan laba atau margin.

Pengaruhnya tentu sangat tinggi bergantung pada efisiensi yang dilakukan.

"Efisiensi yang dilakukan Pertamina, terutama pada bagaimana mendapatkan minyak mentah dengan harga yang lebih baik, penurunan ongkos pengolahan, penghematan biaya distribusi dan biaya biaya lain yang masih bisa dihemat," kata dia. (lum/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Tambah Impor Daging Kerbau Sebanyak 70 Ribu Ton


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler