Raih Platinum BISTRA Awards 2024, Ini Keunggulan Program BRI Peduli 'Yok Kita Gas'

Kamis, 11 Juli 2024 – 10:49 WIB
'Yok Kita GAS – Gerakan Anti Sampah' menjadi upaya nyata BRI mengatasi masalah sampah dan melawan perubahan iklim yang mendapat apresiasi, berupa penghargaan platinum di ajang BISRA Awards 2024. Foto: Dokumentasi BRI

jpnn.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus menunjukkan komitmennya mendukung pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG’s), serta upaya-upaya pemerintah dalam menjaga kelestarian ekosistem lingkungan dan memerangi perubahan iklim.

'Yok Kita GAS – Gerakan Anti Sampah' menjadi upaya nyata BRI mengatasi masalah sampah dan melawan perubahan iklim yang mendapat apresiasi, berupa penghargaan platinum di ajang Anugerah Bisnis Indonesia Corporate Social Responsibility Awards (BISRA) 2024.

BACA JUGA: Top! BRI-MI Raih The Best Asset Manager di 15th Annual Fund Management Awards 2024

Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengatakan program BRI Peduli 'Yok Kita Gas' secara nyata telah memberikan dampak bagi masyarakat di berbagai wilayah, baik dari sisi sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Sejak digulirkan pada 2021, program BRI Peduli ‘Yok Kita Gas - Gerakan Anti Sampah’ telah dilaksanakan di 41 lokasi di berbagai wilayah di Indonesia, yang terdiri dari enam lokasi di pasar tradisional, dan 35 lokasi di lingkungan masyarakat.

BACA JUGA: BRI Lakukan Penyesuaian Biaya Admin Layanan Telkom, Indihome, dan Telkomsel Postpaid

Catur mengungkapkan masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia, terutama di wilayah padat pemukiman atau wilayah kota mendapatkan manfaat dari program ini, antara lain mendapatkan wawasan tentang kondisi pengelolaan sampah.

Dalam pelaksanaannya, BRI Peduli Yok Kita Gas diimplementasikan dalam dua bentuk, yaitu 'Yok Kita Gas – Gerakan Anti Sampah' melalui Pasar Tradisional, dan 'Yok Kita Gas – Gerakan Anti Sampah' Stand Alone Location di mana penyaluran program di lokasi bank sampah atau tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) yang telah dikelola masyarakat yang berlokasi padat penduduk.

BACA JUGA: BRI Dinobatkan sebagai Bank Persero Berkinerja Terbaik di Ajang Penghargaan BIA 2024

“Selain itu, melalui pengelolaan sampah terintegrasi dengan pembentukan bank sampah, pengelolaan sampah organik menjadi pupuk dengan maggot, dan penjualan sampah anorganik yang dapat mendorong pendapatan masyarakat serta menumbuhkan pola pikir dan mental masyarakat untuk gemar menabung melalui program bank sampah," terang Catur.

Dari sisi sosial, lanjut dia, masyarakat mendapatkan edukasi tentang pengelolan sampah dan pelatihan-pelatihan seperti pelatihan pengelolaan sampah, pelatihan pembuatan laporan, pelatihan pembukuan, pelatihan manajemen SDM dan pemakaian alat-alat pengelolaan sampah.

Selain itu, sebanyak 3.065 pedagang pasar di berbagai wilayah tercatat telah mengikuti sosialisasi tentang bank sampah dan pengelola sampah di pasar.

Dari sisi lingkungan, Gerakan Anti Sampah Yok Kita Gas masyarakat telah mendapatkan edukasi mengenai pemilahan sampah, organik maupun anorganik, dimana sampah yang terkumpul tersebut dipilih dan dipilah, dipisahkan sampah organik dan anorganik.

Sampah anorganik dapat diolah lagi menjadi barang-barang bernilai ekonomis.

Dalam mendukung pengelolaan sampah tersebut, BRI Peduli tercatat telah menyalurkan 11 unit mesin pencacah sampah organik, 173 bak magot komunal, 50 unit kandang Black Soldier Fly (BSF).

Hasilnya hingga saat ini tercatat sudah terkumpul 236.153 kg sampah organik, dan 471.32 kg sampah anorganik di bank sampah dan 6.921,5 maggot yang terjual.

Selain itu, secara keseluruhan tercatat sebanyak 3.962,063 Kg CH42 Eq metan, dan 34.739,868 Kg Co2 Eq karbon tereduksi melalui bank sampah.

Program ini juga telah memproduksi 388.843 kg pupuk kompos, 777 eco enzymedan 843 pupuk organik cair.

Dari sisi ekonomi, Gerakan Anti Sampah Yok Kita Gas berhasil mengubah cara pandang masyarakat tentang mengubah sampah jadi uang.

Sampah anorganik akan dicacah menggunakan alat pencacah sampah yang BRI sediakan bagi masyarakat.

Setelah dicacah, sampah pun dijual kepada pengumpul sampah dan masyarakat pun memperoleh pendapatan.

Hasilnya, tercatat total tabungan masyarakat yang melakukan penukaran sampah jadi duit di bank sampah telah mencapai lebih dari Rp 100 juta dengan jumlah nasabah bank sampah yang terdaftar sebanyak 8.699 nasabah.

BRI juga berkerja sama dengan konsultan dalam pendampingan program selama 6 bulan, pembangunan infrastruktur TPST, pengadaan mesin pengelolaan sampah organik dan anorganik.

Kemudian sosialisasi awareness tentang pengelolaan sampah ke pedagang pasar, pembagian kantong sampah terpilah ke pedagang pasar, pelatihan pengelolaan sampah organik dan anorganik, serta pendampingan program pemberdayaan SDM berupa pembukuan (administrasi), pemasaran program Bank Sampah serta pemakaian alat-alat pengelolaan sampah. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler