jpnn.com - HANDMADE, album ketiga Raisa , memang terasa berbeda. Di dua album sebelumnya, Raisa dan Heart to Heart, dia masih bergabung di label Universal Music Indonesia.
Sedang album ketiga tersebut ditangani label rekaman milik sendiri, Juni Records. Dia menyebut album kali ini lebih personal.
BACA JUGA: Delapan Tahun Berhenti Menyanyi, Si Cantik Kembali Lagi
Berikut curhat pemilik nama lengkap Raisa Andriana tersebut saat berkunjung ke kantor Jawa Pos kemarin (17/10).
Seperti apa konsep Handmade ala Raisa?
BACA JUGA: Gara-Gara Senjata Gatot, Nabila Putri: Kenapa Harus Trauma?
Album ketiga ini memang terasa ’’buatan tangan’’ banget karena sekarang di-handle label sendiri. Aku lebih tahu proses dan penggarapannya.
Kalau dulu kan, aku lebih ngurusin musiknya. Sisanya ya udah, pihak label yang mengurus.
BACA JUGA: Ario Bayu Pilih Siapa Nih di Pilkada DKI?
Sekarang mulai kertas, pabrik, desain, sampai segala detailnya, aku ikut turun tangan.
Album Handmade juga dirilis dalam bentuk box set. Selain CD, ada paket DVD, notebook, sampai origami. Dari mana inspirasinya?
Pas album kedua, kita udah membuat konsep seperti itu. Tapi, jumlahnya masih terbatas. Cuma sekitar 200 atau 300 set. Nah, sekarang CD fisik kan sudah dianggap jadi collectible item.
Jadi, sekalian saja dibuat paket yang membanggakan untuk dikoleksi. Lagi pula, album ketiga ini kan selisih lumayan lama dari album Heart to Heart.
Jadi, aku pengen buat sesuatu yang impactful. YouRaisa (sebutan fans Raisa) sudah menunggu tiga tahun.
Sembilan dari 11 lagu di album ini buatan Raisa. Ada misi tertentu?
Aku ingin menunjukkan hasil belajar selama lima tahun berkarir di musik. Selain itu, aku ingin menampilkan karya-karya yang sesuai dengan flavor dan influence.
Kedalaman emosi di dalam laguku sekarang seperti apa, itulah yang ada di album Handmade ini.
Sepenting apa album ini untuk kamu?
Ini benar-benar album pertama yang dibuat aku dan anak-anak (tim produksi dan band Raisa). Makanya, waktu dapat apresiasi banyak (dua piala Anugerah Musik Indonesia 2016 dan masuk nominasi MTV Europe Music Awards 2016), kita seneng luar biasa.
Gila, ini kan produksi yang kecil. Buatnya di kamar, nggak terbang ke mana-mana untuk rekaman.
Lebih spesial lagi, album ini dibuat bareng temen-temen band yang hampir tiap hari kumpul selama enam tahun terakhir.
Apa yang berbeda dari Raisa di dua album pertama dan Handmade?
Di album-album sebelumnya, aku lebih bergantung pada orang lain. Jadi, aku ngasih ke tangan orang karena aku beranggapan, ’lo pasti lebih tahu dari gue, jadi aransemen terserah lo, deh’.
Sekarang aku lebih cerewet. Misalnya, aku pengen sound atau mood ini di lagu ini, aku kasih sepuluh referensi ke produsernya. Kalau aku belum oke, produsernya nggak bakal rilis atau finis lagu-lagu itu.
Handmade adalah rangkaian konser kedua Raisa setelah Pemeran Utama. Beda konser Pemeran Utama dan Handmade?
Kalau Pemeran Utama, memang kemasannya konser. Sementara Handmade lebih ke tur showcase. Mungkin secara skala lebih kecil karena terdiri atas rangkaian tur juga. Lagu yang dibawakan juga 100 persen dari album Handmade.
Memang belum umum sih konser showcase album di Indonesia. Tapi, menurutku, hal ini penting.
Soalnya, saat rilis album, si penyanyi tuh sebenarnya sudah punya konsep lagu-lagu ini bakal dikenalkan seperti apa.
Jadi, lagu tersebut bisa dikenalkan secara utuh dan maksimal. Orang yang datang pun sudah expect bakal mendengar album Handmade ini.
Walau skalanya kecil, kualitas tatanan panggung dan musiknya tetap diutamakan. Jadi, terasa seperti konser gede juga buat kami.
Setelah rangkaian konser Handmade berakhir, apa target Raisa selanjutnya?
Tentu pengin bikin konser lagi dong. Aku pengen bikin showcase di Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan di kota-kota lain di Jawa. Insya Allah bakalan lanjut.
Konser lima kota ini adalah episode pertama, soalnya aku lebih kenal crowd-nya. Istilahnya, belajar dulu di episode ini. (fam/c19/na)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditanya Tentang Ahmad Dhani, Bunda Maia: Duh siapa ya?
Redaktur : Tim Redaksi