Raja Copet Dibekuk Saat Beraksi

Kamis, 31 Mei 2012 – 08:17 WIB

BANDUNG--Raja copet spesialis telepon genggam harus bertekuk lutut di hadapan petugas karena tertangkap basah mencuri handphone korban. Aksi UA, 40, warga Palembang, yang selama 10 tahun menggeluti dunia pencopetan ini, berakhir di jeruji besi yang ditemani anak buahnya, R, 45.

UA ditangkap di Jalan Ostista tengah mencopet handphone korban. Saat bersamaan, polisi yang tengah menyamar di kerumunan melihat aksinya kemudian membekuknya.

Dia tergolong sangat ahli bahkan bisa di bilang empunya copet. Sebab dalam menjerat korbannya, UA serta tujuh anak buahnya saling bekerja sama. Modus yang paling sering digunakan yakni menjatuhkan rokok kemudian menepuk pundak korban. Sedangkan anak buah lainnya bertugas sebagai eksekutor.

Modus lainnya dengan mengerem kaki korban dengan cara memegang kaki korban sebagai pengalih perhatian. UA  memulai karirnya sejak masih bujangan sejak tahun 1990. Yang dimulai di Jakarta yang kini hijrah ke Bandung.

“Kami terus menerima laporan dan pengaduan dari masyarakat telah terjadi pencopetan di wilayah hukum kami. Kemudian anggota disebar untuk operasi kejahatan itu. Hasilnya pun, langsung membekuk rajanya yang tertangkap tangan,” ujar Kapolsekta Andir Kompol Fillol Praja Arthadira didampingi Kanit Reskrim AKP Widimargono melalui Panit Reskrim Ipda Mohammad Alfan kepada wartawan di Mapolsekta Andir, kemarin (30/5).

Ia mengatakan, UA dan R kini mendekam di Mapolsekta Andir. Sedangkan, anak buah UA tengah dalam pengejaran petugas. Ia merasa puas karena pemimpinnya sudah tertangkap sehingga kini wilayah hukumnya sudah tidak terjadi laporan pencopetan handphone.

“Modus pelaku dengan cara membuang rokok sambil menepuk pundak korban dan memegang kaki korban. Untuk sementara pelaku diganjar pasal 363 jo 53 KUHPidana dengan hukuman masa percobaan dengan kurungan lima tahun penjara,”ucapnya.


Semen tar itu, UA mengaku keahliannya itu didapat dari seorang guru yang ahli mencopet namun empat tahun lalu sudah almarhum. Sejak tahun 1990-an, sudah mulai beraksi di Jakarta tetapi belum terampil sehingga berguru.

“Dalam sehari bisa mendapat 3 hingga 5 HP yang didapat. Kadang kalau males ke lapangan diserahkan ke anak buah saya. Dan saya menerima hasilnya,” ungkapnya.

Selama sepuluh tahun menjadi pencopet, ia pernah berhenti selama dua tahun yang kemudian beraksi kembali. Sempat juga berjualan baju selama beberapa tahun tetapi kurang berhasil sehingga kembali lagi mejadi pencopet.

“Saya beroperasi di Pasar Baru, alun-alun, Gazibu, dan lainnya. Hasil tertinggi HP yang dijual Rp 1 juta. Hanya cara itu saya cepat dapat uang. Tapi mau gimana lagi tak bisa cari uang selain mencopet,”keluh dia yang memiliki anak tiga ini. (apt)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pencurian Motor Tak Pernah Diadukan ke YLKI


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler