Raja Metal Dunia Ungkap Kekhawatiran soal Nasib Ekonomi Rusia, Mengerikan

Jumat, 11 Maret 2022 – 22:06 WIB
Raja metal Vladimir Potanin, pengusaha Rusia yang menguasai perusahaan produsen paladium dan nikel rafinasi terbesar di dunia, Norilsk Nickel, berbincang dengan Presiden Vladimir Putin. Foto: Mikhail KLIMENTYEV / SPUTNIK / AFP

jpnn.com, LONDON - Raja metal Vladimir Potanin menyayangkan respons pemerintah Rusia terhadap eksodus perusahaan asing dari negara tersebut pascainvasi ke Ukraina.

Menurut dia, menyita aset perusahaan yang telah meninggalkan Rusia berpotensi menghancurkan kepercayaan investor, bahkan sampai mengembalikan ekonomi negara tersebut ke era Revolusi Bolshevik satu abad lalu.

BACA JUGA: Negosiasi Rusia-Ukraina Gagal, Rupiah Hari Ini Ambyar

Potanin, pemegang saham terbesar di Norilsk Nickel, produsen paladium dan nikel rafinasi terbesar di dunia, mengatakan Rusia harus merespons pengucilannya dari ekonomi dunia dengan pragmatisme.

"Kita seharusnya tidak mencoba membanting pintu tetapi berusaha untuk mempertahankan posisi ekonomi Rusia di pasar-pasar yang telah lama kita kembangkan," Potanin, presiden Norilsk Nickel yang berusia 61 tahun, mengatakan di aplikasi pesan Telegram.

BACA JUGA: Tokoh ini Sangat Yakin Rusia Bakal Menang dari Serangan Sanksi AS

Potanin mengatakan penyitaan aset dari perusahaan yang telah meninggalkan Rusia akan membuat negara itu tidak dilirik investor selama beberapa dekade.

"Ini akan membawa kita kembali 100 tahun ke 1917 dan konsekuensinya - kurangnya kepercayaan global di Rusia dari investor - akan kita rasakan selama beberapa dekade," kata Potanin.

BACA JUGA: Mengerikan, Rusia Jatuhkan Bom di Rumah Sakit Bersalin

Selain sebagai produsen paladium dan nikel bermutu tinggi terbesar di dunia, MMC Norilsk Nickel adalah produsen utama platinum dan tembaga. Ini juga menghasilkan kobalt, rhodium, perak, emas, iridium, rutenium, selenium, telurium dan belerang.

Perdana Menteri Mikhail Mishustin mengatakan kepada Presiden Vladimir Putin pada hari Kamis bahwa Rusia mengusulkan menempatkan perusahaan yang telah meninggalkan Rusia ke dalam administrasi eksternal.

Mekanisme pastinya masih belum jelas, meskipun ada perdebatan sengit di kalangan elit Rusia tentang seberapa parah reaksi Rusia terhadap sanksi Barat.

Ekonomi Rusia menghadapi krisis paling parah sejak kejatuhan Uni Soviet tahun 1991 setelah Barat menjatuhkan sanksi berat pada hampir seluruh sistem keuangan dan perusahaan Rusia menyusul invasi Moskow 24 Februari ke Ukraina.

Putin mengatakan "operasi militer khusus" di Ukraina sangat penting untuk memastikan keamanan Rusia setelah Amerika Serikat memperluas keanggotaan NATO hingga ke perbatasan Rusia dan mendukung para pemimpin pro-Barat di Kyiv.

Ukraina mengatakan sedang berjuang untuk keberadaannya dan Amerika Serikat, dan sekutu Eropa dan Asianya mengutuk invasi Rusia. China telah menyerukan untuk tenang. (reuters/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler