Rajin Nonton Bokep Sebelum Membunuh

Rabu, 15 Februari 2012 – 10:47 WIB

ACEH--Gemar nonton film porno. Inilah salah satu motif Adi (16) melakukan pemerkosaan terhadap Shufi (5). Karena takut ketahuan menyodomi korban, remaja tersebut lalu membantai sang bocah bahkan tega menguburnya hidup-hidup. Berikut penelusuran Metro Aceh (Group JPNN), lokasi-lokasi warung internet (warnet) yang dikunjungi tersangka, untuk menyalurkan hoby menyimpang itu. 

Sebelumnya, Tarmiadi alias Adi turut mengakui dihadapan penyidik Polres Bener Meriah, ia kerap menyaksikan film bokep. Sebagai pria remaja mulai dewasa, kebiasaan itu dianggapnya wajar saja. “Sesekali kalau ada waktu senggang saya nonton, untuk memuaskan nafsu,” kata Adi.

Ia mengaku terbiasa menonton di warnet, berada pusat kota Simpang Tiga Redelong, Bener Meriah. Ketenangan Adi sebelum ia mengakui perbuatannya, membuat sejumlah personil kepolisian Bener meriah salut kepada tersangka putus sekolah ini.
Sejumlah anak muda yang mengenal Adi, saat ditanyai Metro aceh, Selasa (14/2), membenarkan bahwa mereka sering melihat ABG ini ke salah satu warnet di jantung kota.

“Kami tahu si Adi. Tapi tak terlalu kenal dan akrab,” kata Win, salah seorang penjaga warnet di Simpang Tiga Redelong, seraya menunjuk ke arah warnet di seberang jalan yang biasa didatangi tersangka.

Sementra itu, sosok Tarmiadi sehari-hari diketahui sangat supel dan mudah bergaul. Bahkan sejumlah kerabat dan tetangga korban kepada Metro Aceh mengatakan, Adi adalah anak yang rajin bekerja.

Ketika Metro Aceh berniat akan menyambangi rumah orang tua korban, Ibnu Faisal (35) dan Hayati (25), di Kampung Babussalam, Simpang Tiga Redelong, Bener Meriah, sejumlah keluarga dan kerabat yang mengenal keluarga korban, mengatakan orang tua korban masih dalam keadaan shock. Akhirnya, Metro Aceh mengurungkan niat untuk berjumpa dengan orang tua korban.

Namun, sebelumnya salah seorang paman korban, Muchtaruddin (45), memaparkan selain karena keluarga tersangka tergolong kurang mampu, orang tua korban, Ibnu Faisal (35) ingin tetap menjalin ikatan keluarga semakin erat dengan cara membantu memberi pekerjaan dan mengayomi Tarmiadi.

Karena telah menganggap Tarmiadi seperti keluarga sendiri, keluarga korban yang telah merencanakan akan membelikan tersangka sepeda motor adalah salah satu bentuk niat tulus yang datang dari lubuk hati yang paling dalam. “Tidak menyangka di Adi tega melakukan ini, karena Ibnu Faisal telah merencanakan membeli sepeda motor untuk dia,” kata Muchtaruddin dengan wajah kesal.

Tarmiadi alias Adi merupakan anak sulung dari empat bersaudara dari orang tuanya, Agus Abdi dan Hadizah. Metro Aceh juga belum berhasil memintai keterangan dari keluarga, karena belum tahu dimana keluarga tersangka berdomisili. Seluruh keluarga korban yang ditemui masih menyimpan raut wajah kesedihan sejak terungkapnya tersangka kasus pembantaian ini. “Yang juga sangat saya sesalkan, orangn tua tersangka juga sering makan-minum di rumah orang tua almarhum,” kata Muchtaruddin. (Yusra)



BACA ARTIKEL LAINNYA... Siswa SMK Doyan Tawuran Tertangkap Mencuri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler