jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) belakangan ini makin getol menggelar pertemuan silaturahmi dengan kalangan Islam. Dalam pandangan pengamat politik Emrus Sihombing, silaturahmi Jokowi dengan kalangan muslim merupakan hal wajar karena Presiden Ketujuh RI itu juga melakukannya kepada kelompok lain.
Namun, Emrus juga melihat Jokowi berupaya mengikis tuduhan mirin terhadapnya. Antara lain tudingan sebagai presiden yang anti-Islam, pro-Tiongkok hingga pendukung komunis.
BACA JUGA: Jangan Kaget andai Prabowo Gandeng Puan atau Susi
“Saya pastikan isu itu tidak benar. Tapi bagaimanapun, isu itu harus di-handle melalui komunikasi silaturahmi dengan ormas atau tokoh muslim,” kata Emrus kepada JPNN, Rabu (18/4).
Dia menambahkan, Jokowi sebagai kepala negara harus melakukan komunikasi dengan berbagai kelompok organisasi di Indonesia. Melalui silaturahmi, sambung Emrus, mantan gubernur DKI itu bisa menjelaskan program-programnya yang memang diperuntukkan bagi kepentingan bangsa dan negara.
BACA JUGA: Bursa Cawapres Jokowi: Posisi Cak Imin Menguntungkan
Selain itu, Emrus menduga Jokowi saat bersilaturahmi dengan berbagai kalangan juga menjaring suara-suara tentang figur bakal calon wakil presiden. “Sembari melakukan komunikasi dengan komponen bangsa, beliau ingin lihat sosok cawapres yang cocok untuk bersama-sama menyelesaikan persoalan bangsa dan negara,” ujarnya.
Emrus meyakini Jokowi dalam menentukan bakal cawapres berhitung betul soal elektabilitas. Kalangan parpol pendukung Jokowi tentu ingin kadernya menjadi cawapres.
BACA JUGA: WNI Keturunan Turki Mau Jadi Capres, Tawarannya Umrah Gratis
Namun, kata Emrus, bisa saja parpol menyetujui cawapres yang disodorkan Jokowi. Hanya saja, proses komprominya pasti akan alot.
“Karena tidak ada makan siang gratis. Bahasa yang digunakan biasanya high context,” ungkap Emrus.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Agung Laksono Tepis Kans Jokowi Gandeng Prabowo di Pilpres
Redaktur : Tim Redaksi