Meskipun perundingan dilaporkan masih pada tahap awal, dua perusahaan tersebut merupakan calon kuat pemilik baru EA.
Saat ini, EA masih merupakan penerbit games terbesar kedua di dunia. Namun, saham EA telah mengalami penurunan 37 persen dari nilai pasar tahun ini. Dengan nilai tak lebih dari USD 13 per saham, viabilitas EA dikabarkan dalam bahaya.
EA sendiri tetap bungkam mengenai kemungkinan penjualan dan menolak mengomentari berbagai isu yang ada. Bahkan, perusahaan ini telah dilaporkan membeli kembali banyak sahamnya sendiri karena berjuang untuk bersaing dengan industri game berubah.
Selama 30 tahun berkutat di pasar game, penjualan EA di segmen konsol perangkat keras dan perangkat lunak mulai memudar. Hal ini dikarenakan maraknya game mobile online dan games gratis yang mulai mengambil alih.
Activision Blizzard, saingan terbesarnya, juga dikabarkan bakal dijual awal tahun ini. Namun, induk AB, Vivendi Corp masih mencari penawar tertinggi untuk kepemilikan 61 persen di perusahaan. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cukai Rokok Ilegal Melonjak
Redaktur : Tim Redaksi