jpnn.com, BANGKOK - Aksi kelompok prodemokrasi di Bangkok tidak berjalan lancar. Massa yang hanya berjumlah sekitar 500 orang dihalau 3.000 polisi antihuru-hara. Polisi berusaha menangkap beberapa demonstran.
Para pendemo bubar setelah delapan pemimpin aksi menyerahkan diri. Tuntutan mereka agar pemilu dilaksanakan pada November juga tidak bakal terealisasi.
BACA JUGA: Sindikat Prostitusi Thailand Terbongkar, Ada Ladyboy
’’Saya sudah pernah bilang bahwa pemilu digelar sesuai dengan langkah-langkah yang sudah saya tetapkan dan itu tidak akan digelar sebelum awal 2019,’’ tegas Perdana Menteri (PM) Thailand Prayuth Chan-o-cha di hadapan para jurnalis pascaaksi.
Dilansir Reuters, massa yang berjalan dari Thammasat University berencana menuju kantor PM di Government House. Mereka membawa bendera Thailand dan gambar Pinokio berwujud seperti Prayuth.
BACA JUGA: Beras Impor dari Thailand Stabilkan Harga di Indonesia
Massa takut junta militer berkuasa selamanya dan pemerintahan yang demokratis tidak bakal pernah tercapai. Sebab, Prayuth berkali-kali menunda jadwal pemilu.
Junta militer juga kerap menggunakan kekuasaannya untuk membungkam orang-orang yang mengkritik mereka. (sha/c14/dos)
BACA JUGA: Najib Razak Ditampar Kartunis Thailand, Keras Banget
BACA ARTIKEL LAINNYA... Piala Thomas 2018: Indonesia 1 Grup sama Korea dan Thailand
Redaktur & Reporter : Adil