Ramadan, Intervensi Pasar kian Dibutuhkan

Rabu, 10 Juli 2013 – 16:50 WIB
JAKARTA - Harga bahan pokok melambung tinggi di bulan ramadan dan menjelang lebaran. Harga kian tak terkendali karena sebelumnya Bahan Bakar Minyak (BBM) juga dinaikkan pemerintah.

"Yang paling merasakan imbas dari tak menentunya harga bahan pokok ini adalah masyarakat kelas menengah ke bawah. Mereka harus pintar-pintar mengatur agar pengeluaran tidak lebih besar dari pendapatan," kata Rommy, calon anggota DPD dari Dapil Jakarta, Rabu (10/7).

Makanya, Alumnus Program Pasca Sarjana Faculty of Arts University of Western Australia (UWA) mengatakan saat ini dibutuhkan intervensi pasar oleh pemerintah. Intervensi pasar yang dimaksud adalah mengontrol harga dan perlunya digelar bazar murah yang dilaksanakan pemerintah atau bisa dikerjasamakan dengan pihak ketiga.

"Sehingga shock atas kenaikan BBM yang berdampak pada kenaikan harga kebutuhan dapur setidaknya bisa terkurangi," ucapnya.

Rommy juga mendorong Pemerintah DKI di bawah kendali Joko Widodo (Jokowi) terus berupaya untuk membantu masyarakat yang berpendapatan kecil. Kata dia, ibadah puasa bagi aparat pemerintah bisa juga disemarakkan seperti pepatah Jawa "rame ing gawe, sepi ing pamrih".

"Harusnya bekerja membantu masyarakat tanpa mengharap imbalan, sebagai abdi masyarakat. Saya sangat mengapresiasi rencana pak  Jokowi-Ahok tentang rencana gebyar ramadhan. Semoga kegiatan ini akan mendekatkan masyarakat dengan pemimpin dan juga mengurangi beban kenaikan harga bahan pokok," pungkasnya. (awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... RSU Kekurangan Tenaga Perawat dan Bidan

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler