RSU Kekurangan Tenaga Perawat dan Bidan

Rabu, 10 Juli 2013 – 03:47 WIB
PAMULANG--Manajemen Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangsel mengaku kekurangan ratusan tenaga perawat dan bidan. Saat ini jumlah tenaga tersebut hanya ada 91 tenaga perawat dan 95 orang bidan dari yang seharusnya masing-masing 110 orang.

Meski kekurangan sumber daya manusia,  Kepala Bidang Keperawatan RSU Kota Tangsel, Dahlia Nadaek mengaku pelayanan di RSU tetap dilakukan secara maksimal. "Saat ini ada 91 perawat dan 95 bidan di RSU yang siap melayani pasien, kami tetap mengoptimalkan tenaga yang ada," katanya, Selasa (9/7).

Tahun ini, setidaknya RSU membutuhkan 110 perawat dan 110 bidan. Terlebih bila pembangunan gedung tahap 2, segera diresmikan pada 1 September mendatang dengan menambah kapasitas tempat tidur, menjadi 100 tempat tidur.

Jika gedung tahap II beroperasi maka total tempat tidur yang disediakan di RSU yang berlokasi di Jalan Raya Padjajaran, Kecamatan Pamulang ini menjadi 200 tempat tidur.

"Di gedung tahap II nanti juga disediakan kamar khusus perawatan anak, Hemadiolisa serta cuci darah," ujarnya.

Kepala Seksi Asuh Keperawatan RSU Kota Tangsel, Sari menambahkan  ada  sebanyak 27 perawat dan 13 bidan berstatus PNS. "Sisanya berstatus TKS. SDM yang ada ini kami maksimalkan pelayanan untuk masyarakat," ujarnya.

Pihaknya juga menyiapkan perawat emergency di dalam ambulance dengan menempatkan satu perawat, satu dokter umum dan sopir yang bersertifikat. "Kami siap memberikan pelayanan maksimal dan terbaik untuk masyarakat," tegasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Dadang M Epid mengatakan, pada 1 September nanti pihaknya tengah mempersiapkan rumah sakit gratis. "Seharusnya Juli sudah buka, namun banyak hal yang harus kami siapkan agar semua optimal. Jadi kami siap melaunching rumah sakit gratis pada 1 September mendatang," ujarnya.

Mengenai program berobat gratis Dadang menegaskan program itu hanya berlaku bagi warga Kota Tangsel. Sedangkan bagi warga di luar Kota Tangsel dikenakan biaya retribusi 300 persen. "Ini namanya subsidi silang. Warga di luar Kota Tangsel justru akan kami kenakan 300 persen biaya pengobatannya, ini baru rencana ya," ujar Dadang.

Misalnya untuk biaya rontgen, jika biayanya Rp 30 ribu dan dinaikan 300 persen, warga di luar Kota Tangsel bisa dikenakan Rp 120 ribu. Hal tersebut juga diamini Walikota Tangsel, Airin Rachmi Diany. Dikatakannya, subsidi silang ini juga untuk menyadarkan wilayah tetangga seperti Jakarta Selatan dan Depok, yang warganya sering berobat di Kota Tangsel.

"Ini agar menyadarkan pemerintah daerah tetangga, agar melakukan langkah yang sama seperti pemerintah Kota Tangsel. Namanya juga otonomi daerah, ya harus mendahulukan warga asal kotanya," tutur Airin. (pramita/jarkasih)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tarif Klaim KJS Untuk RS Tipe C dan D Segera Naik

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler