Ramadan Mengisi Energi Gotong Royong

Oleh: MH. Said Abdullah - Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur

Minggu, 07 April 2024 – 12:27 WIB
Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur sekaligus Ketua Badan Anggaran DPR RI MH. Said Abdullah. Foto: Dokumentasi pribadi

jpnn.com - Tiada terasa bulan Ramadan segera berlalu, meninggalkan berbagai kesan yang pada setiap orang.

Bahkan suara Ramadan juga memberi kesan bagi warga nonmuslim, mereka ikut berjualan dan membeli takjil. Ikut meramaikan ngabuburit sebagai tradisi khas Islam nusantara.

BACA JUGA: Said Abdullah: Alhamdulillah, PDIP Tetap Jadi Pemenang, Berhasil Hattrick

Pancaran spiritual Ramadan memberikan penyegaran luar biasa, sepanjang satu bulan berbagai kegiatan keagamaan demikian khusyuk dilaksanakan kaum muslim di pelosok negeri.

Masjid-masjid dipenuhi berbagai aktivitas keagamaan seperti tadarus, ceramah menjelang tarawih, kuliah subuh, pesantren kilat dan lainnya.

BACA JUGA: Nasib Hak Angket, Luluk PKB: Komunikasi Tetap Jalan, Diajukan Tanpa Menunggu PDIP

Semua, diharapkan makin meningkatkan kualias keimanan, nilai-nilai spiritual-transendental

Tentu saja, berbagai kegiatan keagamaan tak hanya menjadi penataan rohani, peningkatan hubungan manusia dengan Sang Pencipta, Tuhan Yang Maha Esa.

BACA JUGA: Gelar Safari Ramadan BUMN 2024, PalmCo Siapkan 35 Ton Sembako Pasar Murah

Aktivitas Ramadan, terutama puasa menahan lapar dan haus, seharusnya mengalirkan perasaan empati untuk ikut merasakan rasa serba kekurangan yang dirasakan saudara saudara kita yang fakir dan miskin.

Dari rasa empati itulah bisa membuahkan daya dorong untuk untuk berbagi dan peduli.

Pada bulan Ramadan kita menyaksikan dan merasakan berbagai aktivitas sosial seperti pembagian takjil- makanan berbuka puasa, santunan anak yatim dan kalangan kurang mampu, pasar murah dan lainnya.

Mosaik indah, warna-warni aktivitas sosial sepanjang Ramadan hendaknya menjaga sikap mental kita untuk terus berbagi dan peduli, menjaga diri tangan di atas untuk terus memberi.

Di ujung Ramadan, seluruh umat muslim yang mampu diwajibkan untuk berzakat fitrah.

Kewajiban berzakat fitrah menegaskan bahwa Islam bukan semata urusan transendensi.

Bagi muslim sejati kesalehan transendensi saja tidak cukup. Zakat Fitrah adalah pesan atas pentingnya bagi semua muslim untuk menjaga kesalehan sosial, sebagai satu tarikan nafas dengan kesalehan ritual.

Di Indonesia semangat berbagi patut kita apresiasi sudah mentradisi, terutama di desa desa.

Saling berbagi bahan makanan dan makanan bukanlah sesuatu yang istimewa. Hal itu menjadi praktik hidup sehari hari bangsa kita.

Bahkan saling menukarkan tenaga, dengan bergotong royong membangun rumah tetangga, dan fasilitas umum dengan mudah kita jumpai di desa desa. Modal sosial ini perlu terus kita rawat, kita wariskan tradisi baik ini kepada anak cucu kita.

Penelitian Charities Aid Foundation (CAF) World Giving Index, pada tahun 2022 mencatatkan masyarakat Indonesia kembali dinilai paling dermawan sedunia.

Posisi tertinggi itu, merupakan ketiga kalinya disandang masyarakat Indonesia. Semangat kepedulian dan tolong menolong masyarakat Indonesia mengalahkan Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru dan Kenya. Sangat luar biasa.

Mudah sekali melacak tingginya semangat kepedulian masyarakat Indonesia. Cobalah simak bila terjadi musibah di bagian negeri ini seperti banjir, gempa bumi, kecelakaan dan musibah lainnya.

Semangat kebersamaan untuk saling membantu sangat luar biasa. Mudah sekali berbagai lembaga menghimpun dana bantuan dari seluruh kalangan masyarakat.

Namun, sikap mental dan konsistensi kita memang sangat manusiawi, terkadang semangat peduli dan berbagai, semangat gotong royong mengalami pasang-surut, dengan segala problematika yang menyertainya.

Melalui momentum Ramadhan yang kita jalani ini menjadi kesempatan emas kita menyegarkan kembali, mengisi kembali energi kedisiplinan dan konsistensi kita untuk peduli dan berbagai, menjaga mental gotong royong tetap menyala dalam hati.

Kita yakin, begitu Ramadan berlalu, energi kita untuk terus peduli dan berbagi tetap terjaga dengan baik. Mentalitas kita dikuatkan kembali melalui penggemblengan selama Ramadan.

Dan, energi itu akan tetap terjaga, bukankah banyak ritus ritus keagamaan dan budaya kita untuk selalu mengingatkan kita untuk tidak berpaling dari semangat peduli dan berbagi?

Idulfitri kita praktikkan dengan saling bermaaf-maafkan, dan berbagi makanan. Iduladha kita jalani dengan berbagi daging hewan kurban, demikian juga tahun baru Islam kita jalani di Bulan Muharam dengan di sunnahkan untuk berpuasa, semua pesan sentralnya adalah peduli dan berbagi, bergotong royong.

Semangat untuk berbagi dan peduli menjaga kita tidak lupa diri. Dan setiap Ramadhan kita kembali diingatkan, alarm zakat fitrah menyala sebagai tanda, bahwa dunia dan seisinya adalah sarana kita berbagi dan peduli.

Idulfitri menggugurkan seluruh keangkuhan diri, untuk saling bersimpuh, saling maaf memaafkan.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 H, Minal Aidin Wal Faidin, Mohon Maaf Lahir dan Batin.(***)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler