Ramadan Proses Recharger Spiritualitas

Oleh: Prof. A Muzakki, Sekretaris PWNU Jatim

Kamis, 17 Mei 2018 – 15:40 WIB
Prof. A Muzakki, Sekretaris PWNU Jatim. Foto IST/Radar Surabaya/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Ramadan merupakan momen yang tepat sebagai proses recharger spiritualitas seseorang. Proses recharger spiritualitas tersebut bertujuan mengembalikan kita kepada ruh sebagai makhluk yang tidak bisa hidup tanpa spiritualitas.

Dampak recharger, dari perspektif spiritualitas diharapkan dapat memapankan derajat spiritualitas diri seseorang. Ketika mereka sudah lulus dari proses recharger selama satu bulan, dampaknya masih dapat berlangsung selama sebelas bulan sisanya.

BACA JUGA: Ramadan Momentum Saling Bertoleransi Antarumat Beragama

Jangan buang kesempatan senyampang masih diberi kesempatan untuk menikmati bulan Ramadan. Sederhananya, sukses tidaknya proses recharger kita selama bulan Ramadan dapat dilihat setelah bulan Ramadan usai.

Jika kemudian setelah Ramadan tidak ada beda ataupun perubahan pasti kita akan menyesal. Oleh karena itu proses recharger itu untuk mempertebal garis beda antara sebelum dan sesudah Ramadan.

BACA JUGA: Ketua Ikadi: Islam Itu Agama Kasih Sayang

Selain itu, Ramadan penting bagi seseorang untuk lepas dari rutinitas. Ramadan memberi ruang bagi kita sebagai jeda dari rutinitas, yang dalam ruang jeda tersebut kita dapat melakukan recharger yang kepentingan recharger tersebut sebagai penguatan energi sehingga kinerja kita makin kuat.

Selama sebelas bulan kita melakukan aktivitas yang biasa kita lakukan, dan saat ini selama sebulan kita akan dicoba untuk melakukan recharger dengan melakukan ritual yang berbeda.

BACA JUGA: Menghindari Tindakan Buruk saat Berpuasa

Organ pencernaan yang selalu aktif, saat ini juga akan memiliki jeda serta terjadi perubahan perilaku.

Ramadan memberikan kesempatan untuk melakukan refleksi terhadap apa yang dilakukan selama setahun. Yang tidak terbiasa perut lapar di siang hari bahkan menghabiskan waktu sepanjang siang hari keluar kantor untuk mencari makan, sekarang dicoba, bagaimana perasaan dan pikiran kita ketika berada di situasi perut kosong.

Nanti kita akan merasakan, ternyata perut kosong tidak nyaman, kinerja juga terganggu, lalu bagaimana dengan mereka yang perutnya kosong seharian dan tidak ada jaminan besok bisa makan.

Oleh karena itu, selain momen yang tepat untuk merecharger, Ramadan juga merupakan momen yang tepat untuk refleksi diri. Dan diharapkan, pasca Ramadan nanti, diri akan rindu untuk puasa kembali.

(jpnn/cin/rud/sb/cin/jay/JPR)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hikmah di Balik Kewajiban Berpuasa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler