jpnn.com, SURABAYA - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya membuat sebuah inovasi berupa pot bunga ramah lingkungan yang terbuat dari pelepah pisang.
Salah seorang anggota tim pembuat pot bunga itu, Fauziah Trisna Putri mengatakan inovasi itu dinamai Gedepot. Cara membuatnya tidak begitu sulit.
BACA JUGA: Crazy Rich Surabaya ini Tagih Utang kepada Medina Zein Rp1 Miliar
Awalnya pelepah pisang dipotong-potong atau dicacah kemudian diblender atau digiling.
"Kalau digiling menggunakan penggilingan kompos teksturnya lembut, tetapi gelap warnanya karena kecampur tanah. Kalau diblender kasar warnanya cerah," ujar dia, Rabu (1/9).
BACA JUGA: Ibu Kota Baru, Prof Jimly: Nanti Mangkrak Kayak di Zaman SBY, Dikorek-korek
Mahasiswa semester tujuh jurusan Psikolog itu melanjutkan, usai dihaluskan pelepah pisang diperas kemudian dijemur. Setelah kering dicampur dengan adonan kanji yang mengental.
"Jadi, kanjinya dimasak dulu sampai matang sampai teksturnya kayak lem. Nanti dicampur buat perekat pelepah pisangnya," jelas dia.
BACA JUGA: Novel Bamukmin Ungkap Perbedaan Yahya Waloni & Muhammad Kece
Untuk proses pencetakan, Fauziah bersama timnya masih menggunakan media pot. Pelepah pisang dibalut di bagian luarnya dijemur sampai mengering selama tiga sampai empat hari.
"Ini sebenarnya sebagai pengganti polybag. Namun, jika digunakan sebagai pot maka bawah gedepot diberi tatakan piring," kata dia.
Alasan harus diberi tatakan piring ketika dijadikan pot, jika disiram air gedepot akan menjadi lembek. Namun, ketika dijemur kembali kering akan mengeras.
Di sisi lain, Dedi Surahman selalu dosen pembimbing lapangan menjelaskan, munculnya ide membuat gedepot berawal dari sampah gedebog (pelepah pisang) yang berserakan.
Akhirnya, dimanfaatkan agar bisa menjadi nilai tambah. Selain sebagai pengganti pot ramah lingkungan, gedepot juga bisa dipakai buat lampu tidur.
"Kami mengutamakan pengelolaan limbah tidak ada campuran bahan kimia," kata dia.
Pihaknya berencana melakukan riset kembali menguji limbah pohon pinang, serabut kelapa, dan sisa panen padi serta jagung.
"Kami lihat potensinya, untuk kekuatan ketika terkena air. Ke depan juga akan dikembangkan ke UMKM warga setempat memperhatikan cetakannya," ucap dia.
"Kami bangga anak-anak kami ternyata bisa berinovasi luar biasa, bisa membantu warga saat KKN menggunakan ini," pungkas Dedi. (mcr12/jpnn)
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Arry Saputra