jpnn.com, JAKARTA - Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) DKI Jakarta menunda Operasi Pasar Murah di lima wilayah Kota Administrasi pada Senin (23/3) dan Selasa (24/3). Program Gubernur Anies Baswedan tersebut ramai dikrtik lantaran memicu kerumunan massa di tengah mewabahnya virus corona.
Plt Kepala Dinas PPKUKM DKI Jakarta Elisabeth Ratu Rante Allo menjelaskan, penundaan Operasi Pasar Murah tersebut dilakukan guna menghindari potensi keramaian yang meningkatkan risiko penyebaran COVID-19.
BACA JUGA: Ketua DPRD Minta Anies Baswedan Tidak Sembarangan Menutup Kantor
"Di lapangan, kami sudah menurunkan petugas dari Dinas PPKUKM yang berkolaborasi dengan pihak Bulog, Sugar Corporations dan Pasar Jaya yang memberikan arahan kepada masyarakat, agar senantiasa menjaga jarak aman satu meter pada saat antre. Kami akan terus lakukan evaluasi terkait hal ini," kata Ratu, Minggu (22/3).
Penundaan Operasi Pasar Murah tersebut diterapkan di sepuluh lokasi yakni Pasar Pal Meriam, Pasar Cidodol, Kantor Kecamatan Tanah Abang, Pasar Pademangan Barat, Pasar Tambora, Pasar Pondok Bambu, Pasar Bukit Duri, Pasar Gondangdia, Pasar Tugu dan Pasar Slipi.
BACA JUGA: Anies Baswedan Percaya Cara Ini Bisa Mengakhiri Wabah Corona
Sebelumnya, Operasi Pasar Murah telah berlangsung sejak Rabu (18/3) dengan aman dan lancar. Namun, pada hari kelima (22/3) terkendala, karena antusiasme warga yang malah tidak menjaga jarak aman (social distancing).
Ke depan, pelaksanaan Operasi Pasar Murah akan dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan yang sudah dianjurkan WHO, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yaitu dengan social distancing satu meter, serta akan dipastikan setiap yang datang memakai masker.
BACA JUGA: Gubernur Anies Tetapkan Jakarta Berstatus Tanggap Darurat COVID-19
"Harapannya, masyarakat tetap aman dan terjamin untuk mendapatkan kebutuhan pangan (beras, minyak, dan gula) yang mulai langka di tengah wabah COVID-19," tuturnya. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil