Ramalan Baik BI soal Prospek Ekonomi Global 2024, Alhamdulillah

Rabu, 20 Maret 2024 – 15:39 WIB
Gubernur BI Perry Warjiyo. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) membagikab proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2024.

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan perekonomian global disinyalir bakal mencapai tiga persen di tengah ketidakpastian pasar keuangan yang masih tinggi.

BACA JUGA: Ekonom Sebut Pelarangan Angkutan Logistik Saat Libur Hari Besar Keagamaan Munculkan Masalah Baru

"Momentum pemulihan ekonomi global berlanjut di tengah ketidakpastian pasar keuangan yang masih tinggi. Pertumbuhan ekonomi global pada 2024 diprakirakan mencapai tiga persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan Maret 2024 di Jakarta, Rabu.

Perry menuturkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) tetap kuat ditopang oleh permintaan domestik.

BACA JUGA: Pupuk Kaltim Berkolaborasi dalam Pemulihan Ekosistem & Konservasi Hayati Taman Nasional Kutai

India juga tumbuh lebih baik dari prakiraan didukung oleh investasi pemerintah dan swasta.

Prospek ekonomi Tiongkok tetap belum kuat, meskipun sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya didorong peningkatan stimulus fiskal.

"Harga komoditas meningkat didorong oleh naiknya biaya angkut karena ketegangan geopolitik dan ketatnya pasokan akibat faktor cuaca," ucap Perry.

Perry melanjutkan berbagai perkembangan tersebut mengakibatkan laju penurunan inflasi global tertahan, dengan inflasi di negara maju masih di atas targetnya.

Oleh karenanya, suku bunga Fed Funds Rate (FFR) diprakirakan baru menurun pada semester II 2024.

Di samping itu, ketidakpastian pasar keuangan global masih tinggi tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.

"Perkembangan ini mendorong berlanjutnya penguatan USD secara global, lebih terbatasnya aliran masuk modal asing, dan meningkatnya tekanan pelemahan nilai tukar di negara emerging market," tuturnya.

Perry menambahkan kondisi tersebut memerlukan penguatan respons kebijakan untuk memitigasi dampak negatif rambatan ekonomi global tersebut, termasuk di Indonesia.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Ekonomi   Ekonomi global   USD   BI   Perekonomian  

Terpopuler