jpnn.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) membuka ramalan inflasi pada Oktober 2022.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan inflasi Oktober diperkirakan mencapai 0,01 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).
BACA JUGA: NFA Perkuat Peran Daerah Kendalikan Inflasi Pangan
"Penyumbang utama masih kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)," ucap Erwin dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (7/10).
Erwin menyebutkan perkiraan tersebut berasal dari Survei Pemantauan Harga (SPH) pada minggu pertama Oktober 2022.
BACA JUGA: Kemendagri Minta Pemda Fokus Anggarkan Penanganan Inflasi, Begini Caranya
Komoditas utama penyumbang inflasi Oktober 2022 pada minggu pertama yaitu bensin sebesar 0,05 persen (mtm) dan angkutan dalam kota sebesar 0,03 persen (mtm). Kemudian, ada pula angkutan antar kota, rokok kretek filter, dan beras yang masing-masing menyumbang inflasi sebesar 0,01 persen (mtm).
"Komoditas yang mengalami deflasi pada periode minggu pertama Oktober yaitu telur ayam ras dengan andil deflasi sebesar 0,10 persen (mtm), cabai merah sebesar 0,09 persen (mtm), dan daging ayam ras sebesar 0,03 persen (mtm)," bebernya.
Di samping itu, komoditas cabai rawit juga menjadi penyumbang deflasi dengan besar 0,02 persen (mtm), serta tomat, daging sapi, minyak goreng, dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).
BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait dan terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.
Pemerintah sebelumnya menaikkan harga Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, solar subsidi dari Rp 5.150 per liter jadi Rp 6.800 per liter, berlaku mulai 3 September 2022 pukul 14.30 WIB.(antara/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul