jpnn.com, JAKARTA - Harga emas naik tajam pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB).
Kenaikan harga emas itu memperpanjang keuntungan untuk hari ketiga beruntun karena didorong oleh imbal hasil obligasi pemerintah AS yang lebih lemah.
BACA JUGA: Harga Emas Pegadaian 3 Januari 2023, UBS Turun
Di sisi lain, investor mulai khawatir soal resesi ekonomi global.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, melonjak USD 19,9 atau 1,09 persen menjadi ditutup pada USD 1.846,10 per ounce.
BACA JUGA: Harga Emas Pegadaian 1 Januari 2023, Awal Tahun Cuan, Bun
Emas mencapai puncak sesi di USD 1.856,60 yang tertinggi untuk emas Comex sejak 17 Juni, menandai tertinggi dalam 6,5 bulan.
Emas berjangka terdongkrak USD 0,20 atau 0,01 persen menjadi USD 1.826,20 pada Jumat (30/12/2022), setelah terangkat USD 10,20 atau 0,56 persen menjadi USD 1.826,00 pada Kamis (29/12/2022).
Bursa Comex ditutup pada Senin (2/1/2023) untuk hari libur Tahun Baru.
BACA JUGA: Percepat Arus Barang, Bea Cukai Tanjung Emas Buka Kelas Kepabeanan
Emas menguat setelah Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan tiga pusat pertumbuhan utama dunia, yakni Amerika Serikat, Eropa, dan China mengalami aktivitas yang lebih lemah pada 2023.
Pelemahan ekonomi tiga benua meningkatkan pertaruhan untuk perlambatan ekonomi global.
"Emas reli kuat, dan mengumpulkan momentum," tulis Craig Erlam, analis di platform perdagangan online OANDA, dalam catatan pasar hariannya tentang emas.
Erlam menyebutkan tahun ini bisa menjadi momentum di mana pertumbuhan global melambat secara signifikan dan para pedagang mempertanyakan apakah kebijakan moneter akan dilonggarkan nanti pada 2023.
"Bank-bank sentral telah menentang keras gagasan tersebut dan saya membayangkan IMF juga akan melakukannya pada saat ini, tetapi kami bisa melihat pasar bergerak ke arah itu jika data tidak terus menghantui kita," ungkap Erlam.
Emas naik pada Selasa (3/1/2023) meskipun USD rebound, lebih lanjut menggarisbawahi kekuatan relatif dari logam kuning. Sekarang, semua mata tertuju pada emas dan dolar karena para pedagang mencoba mencari tahu kenaikan suku bunga Fed untuk tahun ini.
Bank sentral AS secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin ketika bertemu pada Februari, di tengah meningkatnya tanda-tanda bahwa inflasi AS telah mencapai puncaknya. Tahun lalu, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 425 basis poin secara keseluruhan.
Data ekonomi yang dirilis Selasa (3/1/) beragam. Indeks Manajer Pembelian Manufaktur AS dari S&P Global yang disesuaikan secara musiman tercatat 46,2 pada Desember, turun dari 47,7 pada November, tetapi sesuai dengan estimasi flash yang dirilis sebelumnya.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul