jpnn.com - Masalah kerontokan rambut tak hanya bisa menyerang orang dewasa, tapi juga anak-anak 1-3 tahun. Kerontokan rambut pada usia tersebut, apalagi yang sering terjadi, tak boleh disepelekan. Sebaiknya Anda mencari tahu penyebabnya karena rambut rontok bisa jadi pertanda kondisi tertentu. Setelahnya, barulah diskusikan dengan dokter mengenai penanganan dan pengobatan yang tepat.
Penyebab nonmedis rambut rontok pada anak
BACA JUGA: Lakukan 5 Langkah ini agar Tidur Anak Lebih Nyenyak
Rambut anak yang rontok bisa terjadi secara nonmedis. Misalnya, rambut bayi baru lahir rontok saat beberapa bulan pertama kehidupannya, lalu diganti dengan rambut yang lebih permanen.
Seiring bertambahnya usia, ada beberapa faktor yang menjadi pemicu kerontokan rambut nonmedis pada anak, yaitu:
BACA JUGA: Rambut Rontok Bisa Jadi Tanda Stroke?
- Penggunaan bahan kimia yang keras dan berbahaya dalam produk perawatan rambut
- Mengeringkan rambut menggunakan hair dryerdengan suhu yang terlalu tinggi
- Mengepang atau mengikat rambut terlalu kencang
- Kebiasaan menyisir atau menyikat rambut anak yang masih dalam keadaan basah
- Gesekan dengan bantal dan permukaan lainnya yang sering ditiduri anak-anak
- Kerontokan rambut anak yang bersifat nonmedis dapat diatasi dengan menghindari faktor-faktor penyebab di atas.
Penyebab medis rambut rontok pada anak
Jika rambut anak sering rontok atau jumlahnya berlebihan, terkadang ada alasan medis yang jadi penyebab kerontokan. Di antaranya adalah:
1. Tineakapitis
Tineakapitis—atau kurap kepala—merupakan infeksi jamur pada kulit kepala yang sering dialami anak-anak. Gejala penyakit ini bisa berbeda-beda. Namun, umumnya kulit kepala anak akan terasa sangat gatal. Selain itu, kulit kepala anak akan terlihat bersisik, berwarna merah, dan kadang bengkak akibat terlalu sering digaruk.
BACA JUGA: Atasi Masalah Ketombe dengan Cara Sederhana ini
Kebotakan bisa terjadi pada area yang terinfeksi. Biasanya, pada bagian kepala yang mengalami kebotakan, akan tampak titik-titik hitam yang sebenarnya merupakan rambut yang telah patah.
Mengingat tineakapitis adalah penyakit menular, pastikan anak tidak berbagi benda apa pun dengan orang lain, khususnya benda yang menyentuh kepala seperti topi, bantal, gunting rambut, atau sisir.
2. Alopeciaareata
Berbeda dengan tineakapitis, alopeciaareata merupakan kondisi rambut rontok yang tidak menular. Kondisi ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang secara keliru menyerang folikel rambut. Folikel rambut sendiri berfungsi sebagai unit pertumbuhan pada setiap batang rambut.
Apabila folikel rambut mengalami kerusakan, ini berarti tidak ada rambut yang tumbuh di folikel tersebut. Akibatnya, muncul kebotakan di daerah kepala tertentu yang biasanya tampak mulus, berbentuk lingkaran atau oval, dan berwarna merah muda pucat.
Kondisi ini bisa sembuh dengan sendirinya dan tidak kambuh lagi. Namun, pada beberapa anak ada juga yang mengalami sejumlah episode sembuh dan kambuh hingga beberapa kali, hingga akhirnya rambut permanennya bisa tumbuh. Apabila kerontokan yang dialami anak cukup luas, pertumbuhan rambutnya bisa sama sekali tidak terjadi.
3. Telogeneffluvium
Telogeneffluvium adalah kerontokan rambut yang disebabkan karena anak menderita stres berat atau depresi, setelah operasi, cedera parah, penggunaan obat tertentu, demam tinggi, infeksi berat atau penyakit lainnya, serta perubahan hormon secara tiba-tiba.
Kondisi ini bisa menyebabkan kebotakan sebagian atau seluruhnya. Sampai saat ini, belum ada tes khusus untuk diagnosis telogeneffluvium. Biasanya, setelah anak keluar dari situasi stres, pertumbuhan rambutnya akan kembali normal. Ini umumnya memakan waktu sekitar enam bulan sampai satu tahun atau lebih.
4. Penyebab lainnya
Rontoknya rambut pada anak berusia 1-3 tahun juga bisa didasari oleh kekurangan zink, penyakit terkait hormon, serta anemia.(RN/ RH/klikdokter)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jangan Disepelekan, Ketombe Bisa Picu Gangguan Kesehatan
Redaktur & Reporter : Yessy