Rambut Klimis, Tersenyum, Dimas Kanjeng: Bisa, Ada Ilmunya Itu

Kamis, 29 September 2016 – 05:37 WIB
Dimas Kanjeng Taat Pribadi saat dikeler Unit Jatanras Polda Jatim untuk dimintai keterangan di Mapolda Jatim kemarin(28/9). Dite Surendra/Jawa Pos. Foto: Dite Surendra/Jawa Pos

jpnn.com - SURABAYA – Kanjeng Dimas Taat Pribadi kemarin menjalani pemeriksaan di Polda Jatim. Ini merupakan kemunculan pertamanya di hadapan publik setelah ditangkap pada 22 September lalu. 

Dengan memakai baju tahanan, Dimas Kanjeng tampak tenang saat polisi menurunkannya dari mobil dan digiring ke ruang pemeriksaan Subnit I Keamanan Negara Ditreskrimum Polda Jatim kemarin (28/9) pagi. 

BACA JUGA: 5 Hal yang Membuat Jessica Terisak di Sidang

Wajahnya selalu tersenyum, rambutnya klimis, dengan tangan yang diborgol, tak tampak ketakutan dalam dirinya.

Dimas Kanjeng juga meladeni pertanyaan wartawan yang sejak pagi menunggunya. 

BACA JUGA: Ya Ampun! Pencuri Lembu Meregang Nyawa Dihajar Massa

Satu persatu pertanyaan dijawab dengan singkat. Tak lupa senyum selalu diberikan Dimas Kanjeng di ujung jawaban.

Dalam keterangannya, Dimas Kanjeng mengaku bisa menggandakan uang. Dia punya ilmu khusus untuk melipatgandakan nilai uang yang disetor korbannya. 

BACA JUGA: Waduh, Situs Pemkot Siantar Dibobol Hacker

''Bisa, ada ilmunya itu,'' ucapnya kepada Jawa Pos kemarin. 

Bahkan, dia berjanji akan mengembalikan semua uang milik para korban jika pemeriksaan terhadap selesai. 

Saat ditanya tentang keterlibatan dalam kasus pembunuhan dua orang mantan pengikutnya, Ismail Hidayah dan Abdul Ghani, Dimas Kanjeng hanya tersenyum. 

Dia enggan menjawab pertanyaan tersebut. Termasuk tentang adanya beberapa politikus terkenal yang ikut jadi korban penipuannya. ''Lihat di BAP saja, semua lengkap,'' katanya.

Dimas Kanjeng kemarin memang sedang menjalani pemeriksaan dugaan penipuan yang dilakukannya. 

Dia diperiksa sebagai saksi terlapor dalam kasus tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Kasubdit I Kemanan Negara Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Cecep Ibrahim.

Dia mengatakan pemeriksaan Dimas ini terkait dengan laporan penipuan yang masuk ke Polda Jatim. 

Satu diantaranya dari Suprayitno yang merupakan mantan penasehat Dimas Kanjeng di padepokannya. 

''Laporan yang masuk 16 September lalu. Dengan total nilai Rp 800 juta termasuk mahar jadi Rp 900 juta,'' terangnya.

Cecep menjelaskan untuk saat ini sudah ada dua laporan yang masuk terkait kasus penipuan tersebut. 

Pihaknya sendiri belum bisa memberikan informasi lebih lanjut tentang adanya praktik penggandaan uang. Pasalnya, Dimas Kanjeng hanya sebagai saksi dalam pemeriksaan kemarin. 

''Begitu juga untuk uang asli atau palsu, Kita butuh datangkan saksi ahli tentang itu,'' beber Cecep.

Perwira dengan dua melati di pundak itu mengungkapkan, ada beberapa barang yang disita terkait dengan kasus penipuan tersebut. 

Diantaranya dari para pelapor adalah kwitansi senilai Rp 800 juta, bolpoin Laduni yang diduga bisa untuk menulis 7 bahasa sekaligus, kertas bertuliskan huruf arab, jimat rajah, dan beberapa kantong berisi perhiasan. ''Tapi pelapor bilang itu bukan emas asli,'' jelasnya.

Dimas Kanjeng memang terkenal kerap memberikan beberapa barang 'goib' kepada santrinya.

Selain bolpoin Laduni, kertas bertuliskan huruf arab, dan jimat rajah, dia juga sering memberi gelang plastik kuning kepada tiap pengunjung acara istiqosahnya. 

''Katanya, kalau sering ikut dan bayar mahar, gelang itu bisa berubah jadi emas,'' ucap seorang sumber yang pernah ikut dalam istiqosah Dimas Kanjeng.

Seperti diketahui, Dimas Kanjeng sendiri sudah membangun padepokan itu sejak 2002. Namanya langsung dikenal masyarakat setelah video penggandaan uang Dimas Kanjeng menyebar di youtube. 

Ribuan orang sudah menjadi santrinya. Hingga akhirnya dia tersandung kasus keterlibatan pembunuhan terhadap dua mantan pengikutnya.

Sementara itu, Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Argo Yuwono mengakui jika pihaknya masih fokus dalam penyelidikan kasus pembunuhan dan penipuan yang dilakukan Dimas Kanjeng. 

Untuk penggandaan uang, dia enggan berkomentar banyak. Pasalnya, masih banyak bukti yang harus di dalami terkait hal tersebut. '

'Ada tidaknya bunker di padepokannya juga kita belum tahu,'' terangnya.

Argo menambahkan Polda Jatim sendiri juga masih mengejar beberapa pelaku atas dukaan pembunuhan terhadap Ismail Hidayah dan Abdul Ghani. Saat ini, sudah ada 10 pelaku yang sudah diamankan.

Pihaknya sendiri masih belum tahu kapan rekonstruksi terkait pembunuhan tersebut akan dilakukan.

Argo menjelaskan penyidik masih bekerja agar segala bukti terkait kasus tersebut bisa lengkap.

''Belum, kita tunggu saja nanti pasti dikabari kapan rekonstruksinya,'' bebernya. (rid)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pria Ini Masuk Penjara Lantaran Menikahi Anak 16 Tahun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler