SURABAYA - Kemajuan signifikan terus dialami oleh Ramdan Aldil Saputra, bocah yang Sabtu (24/4) lalu menjalani transplantasi hati di RSUD dr SoetomoPada hari ketiga pascaoperasi, fisik mantan penderita atresia bilier (saluran empedu tidak terbentuk) itu hampir sepenuhnya pulih
BACA JUGA: Yesus Muncul Lewat Google Earth
Ramdan sudah bisa mengangkat pantat, berteriak, dan bahkan menendangBACA JUGA: Menyulap Koran Jadi Benda Seni
Tim dokter melatih fisik Ramdan dengan mendudukkan bocah itu pada tempat tidur yang ditempatinya dalam ruang khusus di Intensive Care Unit (ICU) di lantai 2 Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT) RSUD dr Soetomo
BACA JUGA: RI Butuh Teknologi Geothermal Islandia
Itu memang harus dilakukan, untuk melatih fisik anaknya," kata dr Arie Utariani SpAn-KIC, salah seorang ahli ICU/Critical Care RSUD dr Soetomo kepada Jawa Pos kemarin.Arie melakukan penanganan pascaoperasi Ramdan bersama dua ahli ICU/Critical Care lainYakni, dr Philia Setiawan SpAn-KIC dari RSUD dr Soetomo dan dr Wang Yu dari Oriental Organ Transplant Center (OOTC) Tianjin, TiongkokOperasi transplantasi liver terhadap Ramdan merupakan kolaborasi antara RSUD dr Soetomo dan OOTC Tianjin yang didukung oleh Jawa Pos.
Seperti diberitakan, awal Januari lalu Jawa Pos mengirim sembilan dokter dan dua perawat RSUD dr Soetomo ke OOTC Tianjin untuk mendalami ilmu transplantasi liverOOTC merupakan pusat transplantasi organ terbesar di dunia, yang pada 2007 lalu menangani operasi ganti hati mantan CEO/chairman Jawa Pos group, Dahlan Iskan.
Dalam operasi cangkok hati pertama di RSUD dr Soetomo itu, tujuh orang ahli liver transplant dari OOTC diundang untuk berpartisipasiDi samping dr Wang, ada President OOTC Prof DR dr Shen Zhongyang dan asistennya, Ellen Wei, Prof Dr dr Du Hongyin, dr Pan Cheng, dr Jiang Wentao, serta perawat spesialis kamar operasi, Li Wei
Namun, peran mereka hanya sebagai konsultan dan advisorHampir seluruh tindakan selama operasi dilakukan sendiri oleh tim liver transplant dari RSUD dr SoetomoKarena rumah sakit milik pemprov Jatim itu baru kali pertama melakukan cangkok hati, OOTC tetap menjadi konsultan dan advisor pascaoperasiDr Wang rencananya akan tinggal di Surabaya hingga seminggu ke depan untuk mendampingi penanganan pascaoperasi yang dilakukan oleh tim dokter RSUD dr Soetomo.
Di samping fisioterapi dengan mendudukkan Ramdan, tim ICU/Critical Care juga melakukan fisioterapi nafas terhadap RamdanTindakan itu bertujuan untuk menghilangkan dahak pada saluran pernafasan RamdanJika tidak dibersihkan, dahak itu dikhawatirkan mengganggu pernafasan Ramdan, dan menimbulkan sesak nafas.
Supaya dahak Ramdan keluar, tim dokter menepuk-nepuk punggung Ramdan agar batuk"Kalau orang dewasa, disuruh batuk kan mudahTapi, karena Ramdan masih anak-anak, harus kami rangsang dengan melakukan fisioterapi," kata Arie.
Kondisi Ramdan sendiri secara keseluruhan dinyatakan terus membaikTim dokter setiap hari memantau hal itu melalui pemeriksaan fisik, laboratorium, dan USGPemeriksaan USG itu dilakukan untuk mengetahui kelancaran aliran darah pada pembuluh arteri hepatika, vena porta, dan vena hepatika Ramdan
Ketiga pembuluh darah itu adalah tempat dokter menyambungkan liver baru Ramdan, yang merupakan potongan liver sang ibu, SulistyowatiSeluruh hasil pemeriksaan itu menyatakan bahwa kondisi Ramdan bagus
Liver baru yang dicangkokkan kepada Ramdan juga berfungsi dengan baikIndikasinya, kadar SGOT dan SGPT Ramdan terus menurunKalau Senin (26/4) lalu masih 200 U/I, kemarin kadarnya menurun lagi menjadi 100 U/IAngka normal SGOT dan SGPT ada pada kisaran 30 U/ISGOT dan SGPT merupakan dua enzim yang diproduksi oleh sel-sel hatiKadar kedua enzim itulah yang biasanya digunakan oleh dokter untuk melihat fungsi hatiJika produksi SGOT dan SGPT tinggi, berarti fungsi hati tergangguJika orang tersebut sehat, angka SGOT dan SGPT-nya tidak akan lebih dari 30 U/I"Karena itu, sementara ini tidak ada yang perlu dikhawatirkan," kata dr Sjamsul Arief SpA(K) MARS, ketua tim liver transplant RSUD dr Soetomo.
Kendati demikian, Ramdan dinyatakan belum benar-benar melewatkan seluruh masa kritisMasa kritis pertama, yakni 2x24 jam pertama setelah operasi, memang hampir tanpa keluhanNamun, periode itu hanya menunjukkan bahwa Ramdan tidak mengalami perdarahan akibat operasi.
Setelah itu, masih banyak yang harus dipantauTerutama, mengenai ada atau tidaknya gejala penolakan tubuh Ramdan terhadap liver barunyaSetidaknya hingga dua minggu ke depan, tim dokter terus melakukan pemantauan melalui tes laboratorium dan USG secara berkala"Hari ini, (kemarin, Red), dari hasil laboratorium menunjukkan kemajuan yang baikTapi, kalau dibilang krisis sudah hilang, belumSetiap saat, bisa terjadi gangguan," kata Arie.
Agar lebih mudah memantau timbulnya gejala penolakan, tim dokter membuat checklist (daftar) khusus berisi gejala-gejala penolakan yang mungkin terjadiSetiap kali melakukan evaluasi, daftar itu harus ditandaiSehingga, jika ada kemungkinan penolakan, infeksi, atau gangguan lain pada sistem, tim dokter bisa dengan cepat mengetahui.
Untuk mencegah timbulnya penolakan terhadap liver baru itu, dokter juga memberikan dua jenis obat immunosuppressant kepada RamdanYakni, jenis methylprednisolone dan tacrolimusKedua obat itu berfungsi untuk melemahkan penolakan tubuh Ramdan terhadap benda-benda asing yang masuk ke tubuhnya dari luarDalam hal ini, yang dimaksud adalah liver baru yang dicangkokkan kepadanya
Namun, immunosuppressant tersebut juga membuat kekebalan tubuh Ramdan terhadap kuman berkurangKarena itulah, hingga beberapa minggu pascaoperasi Ramdan masih harus menjalani perawatan intensif di ruang khusus dengan tingkat steril sangat tinggi di ICU"Mungkin dua minggu lagi Ramdan baru keluar ICU," kata Sjamsul.
Adapun kondisi sang ibu, Sulistyowati, hingga kemarin sudah sangat bagusBahkan, ibu guru di SDN 1 Gandusari, Trenggalek, itu sudah kuat duduk, makan bubur, dan menyisir rambutnya sendiri"Kalau semakin kuat, mungkin besok siang (hari ini, Red) kami pindahkan ke ruang perawatan di Graha Amerta," kata Sjamsul.
Kemarin, Bambang juga sudah diizinkan menemui SulistyowatiPria itu membawakan dua benda pesanan sang istri, yakni sisir dan kacamataKepala SMPN 2 Tugu, Trenggalek, itu juga sempat menyisir rambut sang istri.
Kepada Bambang, Sulistyowati sempat menanyakan keadaan RamdanMaklum, selama tiga hari dirawat di ruang yang berdampingan dengan putranya itu, Sulistyowati hanya bisa mendengar suara dan teriakan-teriakan anak yang dia lahirkan pada 26 September 2007 tersebut.
"Saya beri tahu, sudah gerak-gerak, sudah sadar," kata Bambang ketika dihubungi Jawa Pos kemarinSebenarnya, seluruh kondisi Ramdan bisa dibaca dan dilihat dalam artikel dan foto-foto yang dimuat di Jawa PosNamun, meskipun setiap hari selalu membeli koran itu, Bambang memilih untuk tidak membawakan koran tersebut kepada sang istri"Saya takut ada kumannya atau apaSelama ini kan, kondisinya selalu sterilBiar nanti saja kalau sudah di kamar (Graha Amerta, Red), saya berikan semua," katanya.
Foto-foto dan artikel di Jawa Pos memang menjadi pengobat rindu Bambang kepada RamdanLelaki 52 tahun itu memang sangat dekat dengan putra bungsunya tersebutSetiap kali Bambang pulang kerja, yang pertama kali dia cari adalah RamdanJika sudah bertemu, Bambang menggendong atau bermain-main dengan Ramdan sebentar, baru kemudian makan siang atau beristirahat.
Bambang memantau kondisi Ramdan pascaoperasi lewat foto-foto di koran iniTermasuk, foto-foto yang dimuat kemarin, yang menunjukkan polah Ramdan di ruang perawatannya
Bagaimana perasaan Bambang melihat foto-foto itu" "Ikut senang, tapi juga khawatirLha gerakannya seperti ituSaya takut ada jahitan, atau selang, atau apa yang lepasTapi, sebelum operasi pun memang anaknya aktif, gerakannya banyak," ungkapnya.
Tim dokter sendiri kemarin sebenarnya sudah mengizinkan Bambang masuk ke ruang perawatan RamdanNamun, Bambang memilih untuk menahan rasa rindunya, dan tidak masuk ke ruang ituSebab, ketika itu Ramdan sedang tidur"Kasihan anaknya kalau nanti terbangun," kata ayah tiga anak itu.
Bagaimana seandainya suatu ketika mendapat kesempatan bertemu Ramdan yang sedang bangun" "Lebih baik tetap lihat dari luar sajaSaya takut kalau saya masuk dan dia lihat saya, terus rewel," katanyaDia memilih untuk menjauh lebih dulu dari Ramdan, agar putranya itu benar-benar terlindungi dari infeksi dan risiko-risiko lain yang mengancam"Mudah-mudahan masa kritisnya segera lewat," kata Bambang(rum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Yakinlah, Alien Itu Ada
Redaktur : Soetomo Samsu